Ibarat kata cinta habis di orang pertama. Sepertinya Baekhyun sekarang mulai mengakui kalimat itu setelah mengalaminya sendiri. Cinta pertamanya adalah Hyejin dan kini hanya wanita itu seorang yang akan menjadi satu-satunya istri dalam hidupnya setelah perceraiannya selesai nanti.
Baekhyun sungguh tidak menyangka perjalanan cintanya akan serumit ini jika pada akhirnya dirinya hanya akan berakhir kembali pada gadis yang sama. Tapi siapa yang tahu jika dibalik kerumitan cintanya justru mampu membawanya pada hal yang tak terlihat olehnya menjadi terlihat lebih jelas sekarang.
Setelah Chanyeol pulang Baekhyun kembali di rundung dilema tak berkesudahan. Pikirannya melayang pada sosok cantik Ahra entah kenapa. Jika alasan kuat itu karena cinta mungkin Baekhyun bisa sedikit saja keras kepala untuk mencari keinginan hatinya, tapi ini --sulit dijelaskan. Bohong jika dirinya tidak bahagia selama bersama Ahra, meski wanita itu memprioritaskan pekerjaan di atas segalanya tapi Baekhyun akui Ahra mampu membuat kehidupan rumah tangga bersamanya tidak merasa hampa walau kehadirannya tak selalu ada.
"Aku hanya ingin kau bahagia, Ahra." Lirihnya mendesah mendongakkan kepalanya menatap langit malam penuh bintang.
🦋
Senin pagi yang melelahkan, siapa yang tahu jika Ahra harus mulai menyibukkan diri setelah gugatan perceraiannya sepenuhnya sedang diproses. Rapatnya beberapa menit lalu saja sudah banyak menyita waktu sedangkan hasilnya nihil belum terselesaikan dengan baik, sekarang Ahra harus berkelahi bersama jadwalnya yang bertabrakan dengan sidangnya di pekan depan.
"Bisa kita tunda pertemuan makan malam di akhir pekan ini?" Tanya Ahra pada sekretarisnya.
"Saya akan menghubungi tuan Park untuk membatalkannya."
"Tunda saja, jadwalkan akhir bulan ini." Titah Ahra.
"Nde algetsemnida.-- nyonya, ada tamu di luar menunggu anda."
"Nugu?"
"Sekretaris profesor Han."
Ahra menganggukkan kepalanya kemudian mengulas senyum, "biarkan dia masuk."
"Nde." Jawabnya seraya membungkukkan badannya memberi hormat lalu berjalan keluar ruangan dan mempersilahkan tamu yang datang untuk masuk kemudian.
Seorang wanita berparas cantik berambut panjang berwarna coklat kemerahan berjalan anggun bak model tengah memamerkan gaya style yang dipakainya. Pakaian yang dipakainya pun sepenuhnya mendukung untuk wanita itu menjadi model di atas panggung.
"O? Kau Hwang Nari, matchi?" Tebak Ahra terkejut.
Nari pun tertawa kecil kemudian, "saya pikir anda lupa dengan saya nyonya Byun."
Ahra bangkit berdiri berjalan mendekat pada wanita di hadapannya itu sambil tersenyum ramah, mempersilahkan Nari untuk duduk kemudian.
"Saya tidak pernah melupakan teman yang dekat dengan Sehun." Ucap Ahra ramah.
"Saya sangat tersanjung kalau begitu.--- ah! Saya datang karena profesor meminta saya memberikan hasil laporannya pada anda." Meletakkan sebuah map berwarna hitam di atas meja dan menyerahkannya pada Ahra.
"Seharusnya saya yang mengunjungi profesor." Merasa tak enak hati.
"Gwenchana, lagipula saya yang memang berniat untuk bertemu dengan anda nyonya." Ucap Nari tersenyum.
Ahra membalas tersenyum dengan penuh tanya.
---
Masih terlalu pagi untuk Baekhyun memulai hari dengan ocehan Hyejin yang mendumal kesal hanya karena istrinya itu tak menemukan coklat miliknya di dalam kulkas selepas mereka menghabiskan sarapan bersama.