2.

79 11 0
                                    

Jema mendumel dalam hatinya ia terus-terusan mengumpat pada dirinya sendiri.

Setelah mendengar bahwa dirinya akan di antar jemput oleh Jerome setiap hari. Membuat dirinya ingin sekali mencabik-cabik wajah ayahnya yang menyuruh Jerome mengantar jemput dirinya.

Pemuda bernama Jerome itu sama sekali tidak keberatan padahal jema sudah berharap bahwa Jerome akan menolaknya. Namun nihil sama saja.

Apa kata teman-temannya nati? Biasanya ia akan berangkat sekolah dengan motor hitam merah miliknya mengesankan ketampanan begitu terpandang jelas di hadapan para gadis dan pria.

Namun kini ia akan di antar jemput oleh Jerome yang mengesankan dirinya seperti anak kecil..

Jerome sibuk memandang jalanan di pagi hari yang begitu ramai. Sedangkan jema pemuda itu hanya mengulum permen susu batang yang selalu di mulutnya dengan mata yang sibuk mengutak-atik ponselnya.

Perjalanan yang begitu memakan waktu, akhirnya mereka tiba di sekolah jema sekolah besar yang hanya orang-orang berada di sekolah itu, bebas jika membawa kendaraan untuk pulang dan berangkat. Namun banyak peraturan lainnya yang sulit di bantah.

Jema turun dari mobil hitam milik Jerome tak lupa menutup pintu mobil dengan pelan karena mobil Jerome sangat mahal dan jema sangat mengetahuinya.

"Thnks" ucap jema yang melihat Jerome di kursi depan.

"Belajar dengan baik, aku akan menjemputmu saat jam pelajaran selesai" Jerome menepuk-nepuk pelan puncak kepala Jema.

Jema menjadi pusat perhatian murid-murid yang ta sengaja melihat dirinya dengan Jerome.

Jerome melepaskan tangannya dari surai hitam jema lalu ia memasukan kembali tangannya ke dalam mobil.

"Baiklah sampai jumpa" Jerome menutup kembali jendela mobilnya.

Seketika mobil yang di tumpangi Jerome pergi begitu saja dari sekolah jema.

Pemuda bernama jema itu berjalan masuk kedalam gerbang sekolahnya tak peduli dengan tatapan mata orang-orang memandangnya, ia acuh.

Saat berjalan menuju kelas melewati koridor sekolah, tampa di duga dua orang pemuda merangkul pundaknya tampa menoleh pun ia sudah mengetahuinya.

"Berangkat di anterin siapa tuh" pemuda di samping kanan jema berucap jail.

"Iya Jem, di anterin siapa? Temen baru lu kah?" tanya nathan di samping kiri jema.

"Bukan" jawabannya singkat sambil terus berjalan menuju kelasnya.

"Oh-gua tau pasti di anterin calonnya" tebak kenan dan hanya di acuhkan oleh jema.

"Gk Espek bakal di anterin calon" ledek nathan kepada jema.

"Berisik! Mulut lu pada pengen gua lakban juga entar!" kesal jema yang berjalan mendahului kedua temannya di belakang.

Kenan dan nathan saling menatap dan tertawa jahil, karena sudah membuat pemuda bermata kucing itu marah dan kesal.

                            *****

Suasana Kantin begitu riuh dan damai dengan para murid-murid yang saling beristirahat dan juga mengisi perut mereka yang kelaparan.

di sebuah warung kantin yang menyediakan kursi dan meja untuk para murid-murid, terlihat ketiga sosok pemuda sedang terduduk bersama menikmati minuman dan beberapa cemilan yang di beli.

Ketiganya memiliki kesibukan masing-masing, kenan buaya darat sedang sibuk menggoda siswi-siswi yang melewati tongkrongan mereka dan nathan yang hanya makan dan minum sambil bermain game online yaitu free free, sedangkan jema pemuda itu anteng dengan sebatang rokok yang ia sebat sejak tadi hingga sedikit pendek batang rokoknya.

You're naughty I like itTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang