3.

92 14 0
                                    

Pagi hari Jema merengek ingin berangkat sekolah sendiri menggunakan motornya ketibang di anteri Jerome menggunakan mobil.

Saga dan Aerin hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar. Putranya berlaku layaknya anak kecil.

"Bunda~ Aaaa~ Jema bisa naik motor sendiri gk perlu di anterin si Romeo~"

"Gk! Kamu susah banget ya di bilangin, banyak anak-anak muda kecelakaan karena motor! Kamu mau kecelakaan juga iya?"

Kini Aerin di buat kesal oleh putra semata wayangnya sudah berapa kali ia menolak untuk jema mengendarai motor sendiri.

"Bunda nyumpahin anaknya kecelakaan?" jema melipat tangannya di dada dan mengigit permennya dengan kesal.

"Astaga anak ini, mana mungkin bunda nyumpahin kamu" Aerin di buat tidak habis berfikir.

"Yaudah! Biarin jema berangkat naik motor jema sendiri" tegasnya.

"Bunda bilang engak! Ya engak!, dengerin bunda, kamu itu calonnya Jerome sudah seharusnya Jerome menjaga kamu"

Jema memutar bola matanya malas, apaan bawa-bawa calon udah tau jema gk pernah menginginkan di jaga oleh Jerome.

"Cuma calon doang lebay amat, harus di jaga segala kaya jema barang berharga ajah" jema berdecak ringan sambil memutar gagang permen di mulutnya.

"Tentu, kamu kan putra berharga bunda sama papah. Jadi mau ya di anterin Jerome" kini Aerin membujuk sang anak.

Jema menghembuskan nafasnya sekasar mungkin percuma saja ia akan menuruti perkataan Aerin karena tidak ada anak yang bisa membantah orang tuanya.

                            *****

Jema berjalan malas menuju kelasnya melewati lorong sekolah yang sedikit sepi, ia terus berdecak kesal karena baru di antar oleh Jerome.

Pemuda bermata kucing itu terus berjalan melebarkan kakinya. Ketukan dari sepatunya menghiasi rasa sunyi lorong sekolah.

Sangking fokusnya berjalan ia tak sengaja menabrak sosok pemuda yang mengenakan seragam yang sama seperti dirinya.

Brugh

Buku-buku yang ada di tangan pemuda itu seketika berhamburan mengenai lantai putih.

"Sorry-sorry! Gua gk sengaja sumpah"

Jema panik dengan sosok pemuda yang ia tabrak, segera ia membantu memunguti satu persatu buku-buku yang ada di lantai.

Keduanya sama-sama berjongkok untuk merapihkan kembali buku-buku milik pemuda asing yang di tabrak jema.

"Gpp, gua juga gk liat jalan" jawab pemuda itu sambil masi berjongkok untuk merapihkan buku-bukunya.

Keduanya berdiri karena sudah selesai mengambil buku-buku yang terjatuh.

"Sorry ya─" jema menundukkan kepalanya untuk meminta maaf telah menabrak pemuda di hadapannya.

Pemuda itu Menggganguk sebagai balasnya. "Gpp, makasih udah bantu mungutin buku-bukunya"

Pemuda itu tersenyum manis di hadapan jema hingga jantung jema hampir hilang dari tempatnya.

"Sama-sama Kak!" ujarnya semangat dan di balas kekehan oleh pemuda itu.

"Oh- ya nama lu siapa?" tanya pemuda itu yang memegangi buku-bukunya.

"G-gua Jema" jawabannya.

"Nama yang imut, kalo gua Tion" Pemuda dengan nama Tion itu mengulurkan tangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You're naughty I like itTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang