Tiga

60 7 2
                                    




Malam Minggu sudah pasti menjadi malam yang ditunggu tunggu oleh anak muda terutama yang baru saja menjalani masa masa pacaran, Egie mungkin bukan termasuk dari golongan tersebut namun dirinya kini tengah makan malam bersama nalla dan thalla di sebuah cafe tempat ia membawa sosok yang ia cintai dengan pertama kalinya.

"Yo mas bro, udah move on belum nih." Ucap enzhy dengan menepuk nepuk pundak egie

"Sok asik lu, kaga kenal gue sama lu." Timpal egie dengan wajah sebalnya

"Cielah duda keren sok soan ngambek, malu kali pak sama anak anak." Ucap enzhy sembari tersenyum dan mengelus rambut nalla

"Hai manis, kakak tadi beliin kamu boneka, mau liat ga?." dengan antusias nalla menyetujui pertanyaan enzhy

"Ayo ikut kakak la, thalla juga ayo ikut. Kakak beliin mobil mobilan juga buat thalla." Ajakan enzhy kepada thalla tentu di tolak oleh anak tersebut

"Gamau, thalla mau sama papa."

"Papa gabakalan kemana mana, iya kan Gie?." mendengar ucapan enzhy, egie hanya menganggukan kepalanya

"Iya papa gabakalan kemana mana, kalo kakak Al mau main sama uncle zhy boleh kok. Nanti papa liatin di atas panggung." Setelah mendengar penjelasan egie barulah thalla mau beranjak pergi bersama enzhy

"Enjoy your time Gie, banyak anak muda disini. Pilih aja sesuai yang lu mau." Setelah mengucapkan kalimat itu enzhy pun pergi meninggalkan egie bersama dengan nalla dan thalla.



















Selama ini tidak banyak berubah dari diri egie, hanya satu yang telah berubah pada diri egie yaitu pola makan nya menjadi berantakan dan terkadang hanya makan satu kali dalam sehari. Dirinya selalu beralasan kehilangan selera makannya, dan tidak banyak keinginan menikmati makanan lagi untuk dirinya.


"Sorry, boleh aku duduk disini?."

Egie menoleh ke arah samping, dan ia pun menatap seorang perempuan dari bawah hingga atas. Dia merasa tidak asing dengan perempuan tersebut.

"Apakabar egie?." Sapaan akrab itu akhirnya membuat egie tersadar dengan sosok di hadapannya ini

"Kak Ama?, kak Salma? Salma Sarasvati?." Egie menduga duga nama sosok dihadapan nya itu

"Iyaa egie, aku Salma. Staff di sekolah antariksa gemilang dulu, dan boleh aku duduk disini?." sejenak egie tersenyum dan langsung mempersilahkan kakak cantik idolanya semasa sekolah

"Kakak darimana aja?, aku ga denger kabar dari kakak selama ini." Pertanyaan egie membuat senyuman Salma mengembang

"Setelah aku tau kamu udah nikah, aku mutusin buat ngelanjutin kuliah aku jauh dari kota ini." Jawaban Salma tentu membuat egie bingung, kenapa harus setelah mengetahui pernikahan dirinya?

"Kenapa?, kok pas tau aku nikah kakak malah pergi jauh?."

"Aku gamau ngeliat kamu bahagia sama yang lain." Mendengar itu egie jelas merasa syok,

"Ke-kenapa?, kakak benci aku?."

"Bukan benci egie, tapi aku suka sama kamu." Ucap Salma yang membuat egie semakin syok

Egie memang sering menggoda mantan staff sekolahnya itu, namun ia tidak menduga bahwa dirinya akan benar benar disukai oleh kak Salma.

"Btw, aku masih nungguin kamu main biola di hadapan aku." ucap Salma

"Biola?, maksudnya kak?."

"Iyaa biola, kamu pernah janjiin aku buat main biola secara ekslusif buat aku." Mendengar itu sontak egie tertawa dan teringat dengan janjinya kepada Salma

"Oh sorry kak, mau aku mainin sekarang?."

"Gajadi ekslusif dong, tapi gapapa deh. Kamu boleh main sekarang."

"Tapi aku dipanggung ya kak?, kebetulan kita juga pas depan panggung." Salma tentu saja menyetujui ucapan egie

Egie lantas mulai menaiki panggung dan mengambil biola yang memang tersedia disana, kini ia pun duduk di kursi dan menyetel microphone agar sesuai dengan mulutnya.

"Hai semuanya, mungkin kalian ada yang udah kenal sama gue. Sebelumnya gue izin mau sedikit nunjukin skill gue dalam bermain biola, dan seperti biasa setelah gue bawain satu lagu kalian boleh request."

Para pengunjung setia caffe Moonlight jelas tau betul siapa egie, mereka bersorak gembira karena akhirnya sang bintang cafe kembali tampil dengan biola nya. Ini merupakan momen langka bagi mereka, karena biasanya mereka hanya melihat sang bintang hanya bernyanyi dengan gitar nya.

"Oke kalian bisa dengerin melody ini, gue harap kalian bisa ngerasain apa yang gue rasain melalui alunan melody ini."






















Egie menutup matanya dan memulai irama melody, dia dengan penuh penghayatan menyatu kedalam lagu yang ia bawakan dengan biola nya.







Manakala kisah kita memang ditakdirkan untuk berlanjut, aku yakin pasti akan ada saatnya kita bertemu kembali dengan perasaan yang sama. Tidak sedikit pun aku merasa lelah dalam setiap penantian akan kembalinya dirimu, aku selalu mendoakan mu dimana pun berada begitu pun diriku yang selalu meminta Tuhan akan kembalinya dirimu padaku dalam versi terbaik diriku.














Permainan egie jelas sudah terhenti, dan dirinya mulai membuka kembali matanya yang pertama ia lihat adalah tatapan Salma yang penuh akan suka cinta terhadap nya, egie mulai merasa asin di bibirnya dan saat itulah ia menyadari bahwa dirinya telah menangis.

"Gais sorry kayanya gue gabisa bawain lagu request dari kalian, sorry gais."

Dengan cepat egie menaruh biola nya dan turun dari panggung, egie tidak duduk di kursinya kembali justru dirinya berjalan ke arah toilet guna membasuh mukanya yang terdapat jejak air mata.

Egie menatap pantulan wajahnya di cermin, ia kembali menangis. Bukan ini yang ia mau namun air matanya dengan sendirinya jatuh.





"Ututu bayi marah."

"Kenapa bayi, kok cemberut."

"Apasi ga nyambung."

"Makan mie terus, sebel."










"Egie..."

Egie membalikan badannya dan ia melihat Salma yang berdiri di belakang nya dengan tatapan yang sulit di jelaskan.

Tanpa kata apapun Salma menarik egie kedalam pelukannya, ia menepuk nepuk pundak egie guna menenangkan perasaan egie. Sedangkan egie yang dipeluk oleh Salma jelas membalas dengan pelukan yang sangat erat dan terus saja menangis bahkan tangisan menjadi tersedu sedu.

"Lepasin semuanya Gie, aku ga bakalan larang kamu buat ga nangis."

"Sakit kak, aku kangen dia, aku kangen segalanya yang ada pada dia, kenapa harus aku? aku selalu minta ke tuhan walaupun mustahil tapi aku cuman bisa minta ke tuhan kak."

"Gapapa egie, wajar kamu sekarang begini. Perasaan kamu sudah terbawa jauh, gapapa nangis aja aku bakalan nemenin kamu."

Egie semakin erat memeluk Salma dan menelusupkan kepalanya diantara leher Salma guna mencari kenyamanan bagi dirinya.








Kamu tau setiap makhluk di dunia ini akan kembali kepada tuhan, sama sepertiku yang kembali pada tuhan untuk meminta dirimu. Kamu boleh menyebut nya mustahil, tapi apa kamu meragukan tuhan mu?.

Keabadian Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang