8

38 2 4
                                    

Happy reading :)





22.45

"I can't wait to see you"

Kana menatap kalimat itu dengan gusar. Pikirannya bercabang, bingung dengan sikap bams akhir2 ini, sangat sulit ditebak. apalagi sejak pemuda itu pergi ke luar kota, kana merasa jika keduanya makin menjauh. kana mencoba untuk menelpon bams, bermaksud untuk menanyakan maksud chat tersebut atau entah itu hanya alibinya agar bisa berbincang dan mendengar suara bams lagi, namun yang dilakukan dara cantik itu hanya menatap layar smartphonenya tanpa memencet tombol "panggil" .

"apa gue terlalu berharap? kalo gue telp... terus dia malah makin ngejauhin gue gimana?" monolog kana. lalu tak lamanya, pintu apartemennya di gedor seseorang. kana bingung, ia tidak sedang menunggu seseorang bahkan siapa juga yang malam2 gini bertamu. ia segera beranjak dari kasurnya dan mengintip di celah pintu apartemennya untuk mengetahui siapa gerangan yang bertamu malam2 seperti ini.

alangkah kagetnya kana mengetahui bahwa gigi lah di balik pintu apartnya dengan mata sembab dan terlihat sangat berantakan, ia segera membuka pintunya dan mempersilahkan gigi masuk.

"giii... ya ampun, kamu kenapa ??" tanya kana saat gigi sudah masuk dan duduk di sofa minimalisnya. sontak gadis cantik itupun memeluk kana dan menangis di pelukan kana. "kenapa?? hmmm" tanya kana sambil membelai surai gigi lembut.

"gigi benci bang iban" gumam gigi sambil nangis. kana menenangkannya kemudian ketika gigi sudah bisa diajak bicara lagi, kana langsung memborbardir pertanyaan ke gigi & gadis itu menjelaskan semuanya sedetail mungkin. "gigi boleh nginep disini aja kan? ka kana ngijinin gigi nginep disini kan?" tanya gigi memohon dengan mata sembabnya. kana tersenyum, dia sih ngijinin aja gigi nginep. "udah bilang bunda kalo mau nginep di tempat kk?" ucap kana balik nanya dan di gelengi oleh gigi.

"gigi boleh kok nginep di tempat kk, gpp. tapi... gigi izin dulu sama bunda, kalo bunda nyariin gmn? kasihan sama bunda... kan?" jelas kana. gigi tertunduk lalu masih menggeleng "kalo gigi kasih tau bunda dimana, bunda nanti pasti kasih tau bang iban kan? gigi gak mau ketemu bang iban. gigi benci sama dia" elak gigi lagi. kana ga pantang menyerah untuk memberi pengertian ke gigi "iyaaa... tapi, emang nya gigi gak kasihan sama bunda? hmm.." , "atau mau ka kana aja yg telp bunda? kalaupun iban kesini, kk yang bakal usir dia biar ga ketemu kamu, gimana??" tambah kana. gigi menatap kana dengan tatapan masih menolaknya, tapi sesaat kemudian, hpnya bergetar dan nama bamslah yang muncul. ia me-reject panggilan itu dan kini malah menonaktifkan hp nya.

sungguh rasanya kana saat ini tidak ingin terlibat dengan bams terlebih dahulu, karna pikirannya ke bams sendiri masih kalut. "ayoo mau kk yang telp bunda? abang udah nyariin kamu" rayu kana lagi, gigi sebenernya takut kalo bams udah ikutan telp gini, akhirnya ia mengangguk dan membiarkan kana menghubungi bundanya.

"assalamu'alaikum tante" ucap kana lembut dan sopan ke bundanya gigi. harus sopan laaah nanti ga direstuin jadi menantu, gimana... #eeehh.

"wa'alaikumsalam kana... kenapa sayang?"

"tante... kana cuma mau kasih kabar, kalo gigi ada di apart kana, takutnya tante khawatir" jawab kana, sambil menatap gigi yang balik menatapnya minta tolong

Bunda menarik nafas dalam sekaligus bersyukur, karna anak perempuannya sudah ditemukan, "alhamdulillah... anak itu ya !!! aduuhhh... abangnya jauh malah bertingkah !!! maaf ya sayang, gigi ngerepotin yaaa... biasanya juga ga gini kok dia" jelas bundanya ga enak, karna kana kan temannya bams bukan gigi.

kana berusaha meyakinkan bundanya gigi dan atas permintaan gigi juga untuk merayu bundanya agar ia dibolehkan menginap di tempat kana "enggak kok tante... yang penting gigi aman sama kana disini, tante ga usah khawatir" usaha kana meyakinkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

One More ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang