2.

339 81 11
                                    

Sapaan demi sapaan Chika dapatkan ketika sampai di markas Megalion. Mungkin, ini pertama kalinya Chika menginjakkan kaki nya kesini setelah satu bulan lamanya. Namanya model, sudah pasti jadwal Chika sangat padat. Terlebih kemarin Chika ada project iklan di Surabaya selama satu minggu, membuat dia harus meninggalkan segala hiruk pikuk di kota yang ia tinggali, termasuk kekasihnya.

"Bu wakil kapan pulang?" Febrian datang menyapa Chika.

"Kemarin." jawab Chika, dan setelahnya mendudukan tubuhnya di sofa, tepatnya di samping Fiony, kekasih Anggara.

Sedangkan Azizi berjalan menuju dapur untuk mengambil minuman.

"Project nya lancar?" Fiony melempar pertanyaan.

"Puji Tuhan, lancar Fio. Mungkin dalam waktu dekat ini juga aku bakal ada project di Bandung, dan lagi-lagi harus ninggalin Azizi." nada sedih terdengar di akhir kalimat.

Fiony mengusap sekilas bahu Chika, "Memang semuanya butuh pengorbanan."

Chika hanya mengangguk sambil melempar senyum.

"Kak Chika, Ce Fio." panggil Aldo.

"Kenapa Do?" tanya Fiony.

"Gara sama Azizi berebut susu di dapur." Aldo sebenarnya malu untuk mengatakan hal tersebut. Dua manusia bernama Anggara dan Azizi memang memalukan. Bagaimana bisa mereka berebut susu yang hanya tersisa satu di kulkas?

Chika dan Fiony sontak bangkit dan berjalan menuju dapur, dimana Anggara dan Azizi tengah saling tindih menindih, merebutkan satu buah susu kotak.

"Ngalah sama yang lebih muda, Gar." Azizi menindih tubuh Gara, sedangkan Gara mengangkat susu kotak nya tinggi-tinggi.

"Justru harusnya lo yang ngalah sama gue, Zee."

"Besok kita beli lagi Gar, biarin itu buat gue." Azizi meraup wajah Gara, bahkan sesekali memencet hidung Gara agar tak bisa bernafas.

"Lo aja sana yang beli. Biarin ini buat gue."

"Minta sama Fiony Gar."

"Gak mau. Lo aja sana minta sama Chika."

"Austin Azizi Mateo!"

"Anggara Putra Haidar, bisa berhenti?!"

Keduanya sontak terdiam dan saling tatap. Gara mendorong tubuh Azizi agar bangun dari posisinya.

"Gara-gara maneh!" bisik Gara penuh penekanan.

"Apaan lo! Kok gue?!" Azizi tak terima.

Bukan hal yang aneh bagi para anggota Megalion melihat dua kakak beradik beda orangtua ini bertengkar, merebutkan hal-hal yang bahkan bisa di bilang tidak penting itu.

"Bisa berhenti gak?!" sentak Chika kali ini.

Semuanya yang menonton pun mundur perlahan, tak ingin ikut campur ke dalam prahara rumah tangga ketua dan wakil ketua mereka.

Satu kotak susu itu berhasil di ambil oleh Gara, dan lelaki itu lari ke belakang markas. Azizi pun berniat mengejarnya, namun tangannya di tarik kasar oleh Chika. Dia hanya bisa pasrah ketika Chika menyeretnya menuju kamar markas.

"Aku mau susu, Chika.." rengek Azizi.

"Ayo kita ke supermarket." ajak Chika dengan nada datar.

"Gak mau, aku maunya yang dipegang sama Gara."

"Beli aja, sama aja kan?"

"Gak mau!"

"Cuma masalah susu kotak kamu sampe segitunya, Gar?" omel Fiony. Sedangkan Gara sedang asik meminum susu kotaknya.

Bukan Dia Tapi Aku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang