Azizi membuka matanya perlahan. Dia memijat pangkal hidungnya ketika rasa sakit menyergap kepalanya.
Suara isakan menyadarkan posisi Azizi saat ini. Dia terkejut melihat perempuan di sampingnya dengan keadaan memprihatinkan. Bahunya yang terekspos membuat Azizi segera memeriksa pakaiannya. Oh shit! Kemana pakaian Azizi? Apa yang sudah kamu lakukan Azizi?!
Ingatannya kembali pada kejadian semalam, dimana dia menghabiskan dua botol minuman yang kadar alkoholnya tinggi. Tapi tentang dia dan perempuan di samping nya, Azizi tak ingat sama sekali.
"Apa yang aku lakukan sama kamu semalam?"
"Posisi kamu dan aku saat ini sepertinya sudah menjadi jawaban." jawab perempuan tersebut dengan suara parau. Wajahnya begitu sembab, sepertinya perempuan tersebut menangis semalaman.
"Kenapa harus aku?" tatapan mata perempuan itu menyorotkan kekecewaan yang mendalam.
"KENAPA HARUS AKU?!" Beberapa pukulan mendarat di dada Azizi.
Azizi hanya diam. Tatapan nya kosong.
Isakan semakin terdengar keras, menggema di kamar hotel yang entah sejak kapan Azizi pesan. Hatinya sakit mendengar isakan dari perempuan disampingnya. Azizi telah merusaknya, Azizi brengsek.
"Aku kotor.." lirihnya.
TBC
kalian masih inget aku?😔
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Dia Tapi Aku
Ficção AdolescenteOrang-orang terdekat itu tikamannya selalu tepat sasaran. Karena mereka menusuk kita dari jarak dekat. Kadang, kita sering tertipu dengan senyum mereka saat jumpa. Beberapa malah memeluk kita dengan erat, bukan karena kasih sayang, namun agar belati...