5.

332 69 3
                                    

Chika semakin panik ketika malam hari Azizi tak pulang ke rumah nya. Spam chat yang dia kirimkan tak terbalas sama sekali, jangankan dibalas, di read pun tidak. Semarah itu kah Azizi kepadanya?

Padahal yang sebenarnya terjadi adalah Azizi pulang ke rumah nya karena permintaan kakak tertua nya. Dia tak tau menau ponsel nya di taruh dimana, karena kini lelaki itu tengah sibuk memainkan mobil remote nya, hadiah yang baru saja di belikan oleh Gracia.

"Kaya nya tuh mobil besok juga jadi dua." komentar Juan yang sedari tadi mengamati adik iparnya bermain mobil remote. Bagaimana tidak? Azizi terus-menerus menabrakkan mobil tersebut ke tembok.

"Biarin lah, yang penting anak nya seneng." balas Shani, bangkit dari duduknya untuk pergi ke belakang.

"Kemana?" tanya Juan.

"Dapur."

"Aduh!!" Christy yang baru saja menginjakkan kaki nya di ruang tengah mengaduh karena mobil yang di kendalikan Azizi menabrak kakinya.

Sang pelaku malah menyengir tanpa dosa. Kemudian melanjutkan permainannya. Tanpa dia tau bahwa Chika sedang kalang kabut menghubungi nomor nya yang tidak aktif.

Christy mendengus. "Main tuh yang bener, kaya bocah aja."

"Terserah aku." jawabnya menyebalkan.

Chika baru mendapatkan jawaban dari Azizi di jam delapan malam. Ternyata ada sesuatu dibalik menghilangnya Azizi.

Ternyata karena mainan baru nya..

Dering ponsel berbunyi dengan nama Azizi tertera di layar, Chika segera menjawab panggilan tersebut.

"Udah lupa ya sama aku?"

"Aku gak lupain kamu.."

Chika menahan senyumnya mendengar suara serak nan manja milik kekasihnya.

"Jadi sekarang lebih mentingin mainan baru kamu itu daripada kasih kabar ke aku yang gak sampe satu menit. It's oke."

"Kokoo!! Bisa pelan gak sih! Ini udah ketiga kalinya ya mainan kamu nabrak kaki aku!" terdengar omelan Christy dari seberang sana.

Azizi mendengus. "Ya kan gak liat. Ya lagian kamu ngapain diem disitu."

"Kalo main ya main, kalo mau telepon ya telepon. Jangan main sambil telepon!"

"Terserah aku dong. Memang nya ngerugiin kamu? Ngga kan?"

"Ngga kamu bilang? Terus tadi mainan kamu nabrak kaki aku gak ngerugiin?"

"Ngga."

"Ihh Ci Shani! Ci Gre! Mas Juan! Koko Zee nyebelin banget!"

"Tukang ngadu dasar." ejek Azizi, kembali mengendalikan mobilnya, dengan telepon yang masih menempel di telinga nya.

"Ada apa sih? Ribut mulu daritadi." Shani datang dari arah dapur dengan membawa spatula.

"Dia nabrakin mainan nya ke kaki aku. Sakit tau Ci." adu Christy pada Shani.

"Ngga sengaja sumpah."

Gracia ikut menghampiri ketika mendengar keributan yang berasal dari ruang keluarga.

"Ada apa sih bocil pada ribut mulu?"

"Koko Ci, nabrakin mainan nya ke kaki aku."

"Koh.." panggil Gracia penuh penekanan.

"Orang gak sengaja. Kamu jangan melebih-lebihkan dong Toy."

"Sekarang baikan deh. Kebetulan Cici bawa spatula. Pilih mana? Baikan atau spatula ini mendarat di pantat kalian?"

Bukan Dia Tapi Aku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang