Sore harinya Wendy kembali mengecek putra bungsunya dengan Renjun yang di tuntun Chanyeol di belakangnya.
"Naik panasnya loh, Suho oppa nanti malam baru bisa kesini" Wendy menunjukkan termometer di tangannya kepada Chanyeol.
"Ma jie" Renjun menatap mamanya dan Jisung bergantian.
"Adiknya sakit sayang" ujarnya pelan.
Renjun mengamati wajah adiknya itu dengan tatapan polos, dia menggeletakkan boneka yang tadi sempat dia bawah.
"Jie angan cakit" ujarnya bahkan Wendy dan Chanyeol tersenyum melihat itu.
"Di usap dong adiknya kayak gini" Chanyeol mengusap surai putranya yang masih tertidur, Renjun mengikuti apa yang di lakukan papanya tersebut.
"Ehhh Injun sayang adek ya" ujar Wendy mereka berdua cukup terkejut saat tiba-tiba putra manisnya itu mencium pipi Jisung bahkan sedikit lama.
"Panas" kesalnya.
"Kan adik demam sayang, Injun main sama hyung atau yang lain ya, adik jie nya biar istirahat dulu" ujar Wendy sedangkan Renjun hanya mengangguk saja.
"Chan! Bantuin" ujar Wendy tapi sepertinya Chanyeol masih belum terlalu paham.
"Kamu papanya, ini dari tadi udah di kompres dingin loh, tapi bukannya turun malah makin naik panasnya" jelasnya sedangkan Chanyeol masih mengernyit bingung.
"Aku bukan dokter Wen" ujar Chanyeol, dirinya juga gak tau bagaimana agar demam putranya turun.
"Itu pakai metode skin to skin, siapa tau manjur Chan" ingin sekali dirinya memukul suaminya tersebut.
"Tapi setau aku, itu tidak di anjurkan untuk orang dewasa" gumamnya pelan.
"Ya menurut kamu anak mu itu sudah dewasa atau belum astaga, coba aja, anak sendiri juga" kesalnya.
"Iya iya ini aku coba" Chanyeol mulai menaiki tempat tidur dan melepas perlahan piyama yang di gunakan putranya, piyama itu ternyata sudah basah karena keringat, sebelum itu Wendy menyeka tubuh putranya dengan handuk basah.
Jisung sepertinya terusik saat merasakan dingin karena bajunya yang di lepas.
Chanyeol langsung membawa tubuh putranya untuk dia peluk, dia juga sudah melepaskan pakaiannya.
"Pa gak suka, gak nyaman pa" tangan Jisung mendorong tubuh papanya pelan, dirinya masih sangat lemas.
Chanyeol sendiri langsung menahan tangan putranya dan kembali memeluk putra bungsunya tersebut sembari sedikit sedikit memijat kepala anaknya.
"Huusstt tidur lagi hm, kok bisa sih tiba-tiba sakit begini" gumam Chanyeol.
Tak lama dirinya mendengar suara dengkuran pelan dan melihat putra bungsunya yang sepertinya kembali tertidur.
Chanyeol sedikit heran putra putranya semua kalau sakit pasti manjanya ke dia tapi kalau tidak dia dilupakan dan selalu mamanya.
Apalagi Jisung, entah menurun siapa anak itu beranjak dewasa sudah tidak mau jika ada yang memanjakan nya, apalagi di tempat umum, tadi diakan anak bungsu pasti bakal selalu di manja.
"Aku keluar dulu ya, cepat sembuh anak mama" Wendy mencium dahi putranya sebentar sebelum keluar bersama Renjun.
"Injun jangan di situ sayang, nanti basah loh, kan habis mandi, sini samping mama nak" diri nya tengah menyiram tanaman untuk mengisi waktu luang di sore hari.
"Ayo siram bunga sama mama, pegang ya" Wendy memberikan selang itu pada putranya tapi dia juga masih menjaganya dari belakang.
Tak lama mereka mendengar suara mobil dan motor yang mulai memasuki gerbang.
"Ma, yung, Eno Echan Nana?" Tanyanya membuat Wendy menganggukkan kepalanya.
"Lah kok motornya cuma satu" ujarnya perasaan seharusnya ada Jeno yang juga membawa motor, kok tinggal Jaemin saja.
"Jeno motornya kemana" ujar Wendy saat melihat semua putranya yang menghampirinya bahkan ketara sekali wajah Jeno terlihat sebal.
"Di bengkel ma, tiba-tiba mati motornya" ujar Mark sedikit terkekeh pelan.
"Mana uang jajan di potong lagi" sebalnya membuat Wendy segera mengusap rambut putranya.
"Ya udah gak apa apa, sementara bareng hyungnya ya, nanti biar mama yang bayar biayanya" ucapnya.
"Gak usah ma, udah aku yang ngurus" Mark hanya tersenyum saat mamanya menatapnya.
"Masuk gih, mandi habis itu istirahat, nanti mama panggil kalau sudah waktunya makan malam" Wendy hanya menggelengkan kepalanya melihat putranya yang masih saja sering bertingkah seperti anak kecil.
"Masuk yuk, main di dalam sama mama, disini banyak nyamuk bentar lagi" dengan pelan Wendy menggandeng tangan putranya untuk masuk ke dalam.
"Hendra ambilkan tas sama mainan Renjun ya" Wendy menatap Hendra yang langsung pergi memenuhi perintah nya.
Mainan yang di maksud bukan sembarang mainan, tapi mainan yang memang berguna untuk metode pembelajaran bagi Renjun putra manisnya.
Malam harinya mereka baru saja selesai makan malam bersama kecuali Jisung yang memang masih tidur mungkin.
"Loh baru sadar, Jisung mana ma?" Mark menatap satu kursi kosong di sebelah Renjun, biasanya pasti akan di isi adik bungsunya itu.
"Jisung sakit, tadi sepulang sekolah sudah anget" bukan Wendy yang menjawab tapi Chanyeol sembari menyemili sisa daging ikan di piringnya.
"Pantes gak keliatan dari tadi, tumbang juga tuh anak" gumam Jaemin.
"Kayaknya kecapean deh, beberapa hari ini Jisung tuh jarang ikut istirahat karena ekskul nya" Chenle menatap mama dan papanya.
"Mama kira karena kemarin bersih bersih jadi masuk angin, kan udah sore itu" memang Wendy awalnya berpikir putranya sakit karena bersih bersih kemarin.
"Tau kan mah kadang kalau kita pulang telat, itu kita ada kegiatan atau latihan bersama anak basket, nah sedangkan Jisung kadang istirahat nya itu latihan sama anak ekskul dance bahkan kadang bekal dari mama jarang kemakan, baru perjalanan pulang baru di makan sama Jisung, kalau aku kan ngambil ekskul padus jadi jarang ada latihan juga sih, lagian papa dan mama pasti tau gimana sukanya tuh anak sama dance kan?" Penjelasan Chenle membuat mereka semua terdiam.
"Kayaknya kedua ekskul yang di pilih Jisung sangat menguras tenaga pa" Mark menatap papanya yang kini hanya diam.
"Selamat malam semua, mana nih yang mau di periksa"
Mereka semua melihat ke arah Suho yang sepertinya baru pulang dan langsung datang ke rumah dengan tas medisnya.
"Oppa sudah datang, Jisung di dalam kamar, ayo" Wendy berjalan bersama Suho di depan di belakangnya ada Chanyeol sama Renjun bahkan yang lainnya juga ikut.
Suho memeriksa Jisung dengan hati hati dan anehnya anak itu tidak terbangun sedikitpun.
"Gejala tipes ini tapi untungnya tidak parah, jangan terlalu capek, anak mu yang satu ini jarang sakit tapi sekalinya sakit kayak orang sekarat aja" Suho hanya menggelengkan kepalanya pelan.
"Bangunin bentar Wen, mau aku suntik" Suho mulai menyiapkan jarum suntiknya, Renjun yang melihat itu langsung berbalik dan memeluk papanya erat.
Wendy sendiri menepuk pelan pipi putranya agar terbangun tapi ternyata itu cukup sulit dan sepertinya Jisung masih tidak sadar.
"Ma" lirihnya dengan suara yang terdengar serak.
Wendy memiringkan sedikit tubuh putranya agar Suho bisa menyuntikkan obat tersebut.
"Sstttt" ringisnya pelan saat tiba-tiba merasakan sesuatu menusuk pantatnya.
"Kok di suntik ma" lirihnya menatap mamanya yang hanya tersenyum.
"Jangan nangis malu tuh ada Renjun loh" Suho terkekeh pelan.
"Obatnya tebus gih di apotik, di minumnya sesudah makan loh ya, istirahat jangan bandel kalau di suruh minum obat, udah gede juga, apa masih bayi kayak Renjun" Suho bisa melihat tatapan mata Jisung yang masih sayu tapi memandangnya tajam, sungguh dia ingin sekali tertawa.
Ayo jangan lupa vote sama komen oke
KAMU SEDANG MEMBACA
Stars Behind the Darkness
Fanfictiontidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pusat kota.... 15 tahun terkurung di tempat yang gelap tanpa ada yang tau bagaimana keadaannya, sebu...