•Maaf banget kalau lama upnya
•maaf juga kalau ceritanya gak nyambung dan jelek
•semoga kalian suka ❤
•niatnya juga mau bikin OS Freya (sebagai permintaan maaf 😂)
Ferrel dan Aldo melaju dengan kecepatan tinggi, meninggalkan gudang yang penuh dengan kekacauan. Di dalam mobil, Flora masih dalam keadaan tak sadarkan diri, dan Ferrel tak henti-hentinya menatap wajahnya dengan cemas.
"Flora, tolong bertahan," gumam Ferrel, menggenggam tangan Flora erat-erat. Aldo menatap sesekali melalui kaca spion, khawatir namun tetap fokus mengemudikan mobil dengan cepat.
"Kita hampir sampai, Rel. Sabar ya," ucap Aldo dengan nada meyakinkan.
Begitu sampai di rumah Ferrel, Gita yang sudah diberi kabar oleh Zean langsung berlari keluar dari rumah untuk menyambut mereka. Dia melihat Ferrel menggendong Flora keluar dari mobil dan langsung mengarahkan mereka masuk ke dalam rumah.
"Taruh dia di sofa, Rel," ucap Gita sambil memeriksa kondisi Flora dengan cepat.
"Kayaknya kita harus bawa dia ke rumah sakit," saran Aldo, melihat keadaan Flora yang masih tidak sadar.
Ferrel mengangguk, tanpa banyak bicara. Dia tahu ini bukan waktu untuk panik, tapi sulit baginya untuk tetap tenang ketika melihat Flora dalam kondisi seperti itu. Setelah memastikan Flora dalam posisi nyaman, Ferrel segera bersiap membawa Flora ke rumah sakit.
Namun, saat Ferrel hendak mengangkat Flora kembali, mata Flora mulai terbuka perlahan. Dia tampak kebingungan dan lemah.
"F-Flora, kamu udah sadar?" tanya Ferrel dengan nada penuh harap.
Flora mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya fokus pada wajah Ferrel. "Rel? Apa yang terjadi? Di mana aku?" suaranya terdengar lemah dan serak.
"Kamu aman sekarang, Flora. Kamu udah di rumahku," jawab Ferrel dengan lembut, meski jantungnya masih berdegup kencang.
Flora mencoba duduk dengan bantuan Ferrel. Meskipun dia masih terlihat lemah, kehadirannya yang sadar sedikit menenangkan suasana.
"Kamu harus istirahat, Flora," ujar Gita yang sudah kembali dengan segelas air.
Setelah beberapa menit, Ferrel menceritakan kejadian di gudang, meski dia berusaha menyederhanakannya agar tidak terlalu membuat Flora tertekan. Flora menatap Ferrel dengan perasaan campur aduk di satu sisi, dia bersyukur karena Ferrel menyelamatkannya, namun di sisi lain, dia merasa bersalah karena menjadi penyebab kekacauan ini.
"Aku nggak tahu apa yang akan terjadi kalau kamu nggak datang, Ferrel. Terima kasih," ujar Flora sambil memegang tangan Ferrel.
Ferrel tersenyum tipis, mengusap tangan Flora. "Yang penting kamu aman sekarang. Jangan pikirkan yang lain."
Chika yang melihat intraksi antara ferrel dan frola hanya bisa menatap mereka dengan wajah senduh, dia hanya melihat mereka dari atas tangga, " apa aku bisa memilikimu rell? " ucap chika sambil memandang ke langit langit rumah ferrel, dengan mengeluarkan sedikit air mata,
Sementara itu, di tempat lain, Zean dan anggota Night Wolf memastikan bahwa semua anggota Nemesis, termasuk Dheo dan petinggi lainnya, sudah diamankan di markas mereka. Zean memasuki ruangan bawah tanah tempat Dheo dan yang lainnya ditahan. Dia menatap Dheo dengan tajam, penuh amarah.
"Dheo, ini terakhir kali lo main-main dengan Ferrel dan Flora," ucap Zean dengan nada rendah tapi mengancam.
Dheo hanya tertawa pelan, meskipun wajahnya masih penuh luka akibat perkelahian. " anda pikir ini sudah selesai, Zean? Ferrel mungkin menang kali ini, tapi perang ini belum berakhir. Kami akan kembali, dan kali ini, kami akan lebih kuat."