5

19 6 2
                                    

"Tapi buat ngelakuin itu, saya harus nikahin kamu" perkataan Jay yang tiba-tiba membuat gadis di depannya terkejut bukan main

"Hah, maksud kamu apa?" Jane sangat kebingungan.

"Saya habis diskusi sama Kakak saya, dia cuma ngasih saya 2 pilihan, eh bukan saya sih, dia ngasih kamu 2 pilihan"

"Apa pilihannya?"

"Nikah sama saya atau.... Mati"

~ FLASHBACK ~

"APA?! YANG BENER AJA KAK, MASA DIA HARUS DI BUNUH?!" Teriak Jay tidak terima dengan perkataan Heeseung yang menyuruh Jay untuk menghabisi Jane.

Heeseung mengernyit kebingungan

"Dia pacar kamu?  tanya Heeseung.

"Bukan kak, tapi dia udah nolongin gue kemarin, kalau dia ga nolongin, mungkin gue ga bakal selamat"

Yah perkataan itu tidak sepenuhnya salah, memang Jane menolong Jay, walau Jay harus menabrakkan diri dulu ke mobil dan mengancam Jane, untung saat itu Jane melakukan mobil nya dengan pelan.

"Tapi Jay, lo tau sendiri Jane udah tau terlalu banyak tentang kita"

"Gak Kak, pokoknya lo ga boleh ngapa-ngapain dia" ucap Jay membuat Heeseung frustasi.

Heeseung mengusap wajah nya kasar

"Yaudah, tapi ada syarat nya kalo lo mau dia ga di bunuh"

"Apa itu?" Jay menunggu jawaban Heeseung

"Lo nikah sama dia, biar dia bisa terus dalam pengawasan lo."

~ FLASHBACK END ~

Jay menceritakan semua nya kepada Jane. Gadis itu terlihat masih mencoba mencerna semua kata-kata Jay.

"Yah... itu sih keputusan kamu, mau nikah atau engga nya" ucap jay kepada Jane.

Setelah terdiam beberapa saat, Jane tiba tiba mendongakkan kepala nya menatap Jay tajam.

Jay melepaskan tangan nya dari bahu Jane, gadis itu maju terus mendekati Jay.

Jay yang merasa aneh terhadap sikap Jane, mundur perlahan. Jane semakin mendekati Jay yang terus melangkahkan kaki nya mundur hingga akhirnya Pria sudah tertahan tembok kamar.

Keadaan pun berbalik. Jane meletakkan tangan nya di samping Jay yang sudah terpojok, dan menatap Jay dengan ekspresi aneh.

Jay menatap Jane keheranan, ntah kenapa perasaan nya aneh, ia tidak bisa melawan Jane.

"Ayok nikah" Perkataan Jane yang diluar dugaan membuat Jay terkejut

Apakah gadis di depan nya ini tidak mau menimang keputusan dulu? jika ia meminta pun, Jay akan memberikan waktu selama yang dia butuhkan.

"Secepet ini? Kamu ga mau minta waktu buat menimang keputusan kamu dulu? Atau tunggu saya nemu solusi lain deh"

"Gak, ga usah. Jadi.... Kapan kita nikah?" Ucap Jane dengan senyum merekah

Jay tidak tau saja, Jane sangat bersyukur dengan tawaran Jay yang ingin menikahi nya.

Menurut nya, tawaran itu sama saja dengan memenangkan lotre, bedanya, hadiah lotre kali ini adalah pria tampan yang ia taksir ntah sejak kapan itu.

Jay semakin bingung dengan keputusan Jane yang menurut nya terlalu terburu-buru.

"Yakin? Nanti kamu nyesel nikah sama Saya"

"Yakin lah, 100% yakin. Mau nikah kapan? Minggu depan? Lusa? Sekarang juga Aku jabanin" jawaban Jane membuat Jay semakin shock, sebenarnya ada apa dengan gadis di depan nya ini.

"Saya serius, kamu beneran yakin mau nikah sama saya?"

"Ck, yakin banget aku mah. Harusnya aku yang nanya, kamu serius mau nikah sama aku" Jane membalikkan pertanyaan Jay

Jay berfikir sebentar, gadis di depannya lumayan. Ah tidak, dia gadis yang sangan cantik, Jane juga sangat baik mengingat perlakuan dia terhadap Jay kemarin. Pria itu memperhatikan Jane dengan seksama

Fitur muka yang kecil, badan yang ideal, kulit yang putih, rambut hitam panjang, hidung yang mancung. Lalu jay melihat bibir Jane

Bibir yang merah alami yang ia rasa tidak perlu memakai lipstik lagi, mungkin Jane rajin merawat bibir nya, karena bibir Jane terlihat kenyal, dan lembut. Jay jadi penasaran bagaimana rasa bibir itu jika dia-

"Kamu lagi ngeliatin apa hayoo" Jane menaik-turunkan alis nya terlihat menggoda Jay yang kedapatan memperhatikan bibir Jane.

Jay yang menyadari itu langsung membuang muka dan menggaruk leher nya, entah kenapa ia merasa malu.

Hey jadi siapa yang menikahi siapa? Mengapa Jay tersipu malu dan Jane malah menggoda nya? Sebentar Jay merasa aneh.

Setelah Jay tersadar, pria itu melepaskan tangan Jane yang menahan nya, lalu menatap Jane dan...

Cup

Jay mengecup singkat bibir Jane, lalu pergi keluar begitu saja dan menutup pintu ruangan itu.

Jane terkejut bukan main, bak tertimpa rezeki nomplok

Jane langsung memegang bibir nya dengan lembut dan tersenyum.

Ceklek

Pintu kembali terbuka, memperlihatkan kepala Jay dari sela pintu.

Jane yang sedang tersenyum pun reflek mengarahkan kepalanya ke pintu ruangan

"Kenapa?" Tanya Jane sambil tersenyum lebar.

"Siap-siap, Saya mau ketemu keluarga kamu"

Sebelum Jay pergi lagi, Jane bergegas mendekat dan memegang tangan Jay yang ingin menutup pintu lagi.

Jay menatap Jane bingung.

"Eum anu, di sini ga ada baju sama make up, gimana aku mau siap-siap?"

Jay menepuk jidatnya, ia lupa bahwa di rumah nya tidak ada pakaian, apalagi riasan wanita.

Sebab Jay hanya tinggal bersama saudara laki-lakinya, tidak pernah ada perempuan di sini.

"Saya lupa, maaf. Ayo kita pergi belanja kebutuhan kamu sekarang" Ucap jay langsung membuat Jane senyum tambah lebar.

"Ayooo!" Jane menarik tangan Jay sambil berlari.

Jay hanya bisa pasrah oleh tarikan Jane yang begitu kuat karena bersemangat.

Sekarang Jay terlihat seperti di seret paksa oleh Jane.

Find My Secret! | Jay WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang