Terlihat disana sebuah meja panjang berwarna putih bermotif kan emas dan kursi yang tersusun rapih, semua keluarga Vihokratana tengah berkumpul dimeja tersebut akan melaksanakan makan malam.
keadaan sangat sunyi meskipun banyak orang yang menduduki kursi tersebut. Namun, tidak ada yang berbicara satu orang pun sampai pada akhirnyaa..
"Mengapa kalian hanya menatap makanannya?" Tawan bertanya.
"E-err tidak apa-apa paa " Chandra.
"Makanlah nak, tidak baik makanan terus dilihat seperti itu"
Tawan mengernyitkan dahinya tidak senang dengan perlakuan Vihokratana family terhadap makanan.
"Ba-baikk papa"
Chandra tersenyum kikuk sembari terus menatap sang kakak yang terus terdiam sedari tadi, tidak makan dan hanya memainkan nasi dipiringnya.
(aku jadi merasa tidak enak pada kakak, karena papa terus memperlakukanku seperti ini sementara kakak...) Batin Chandra*
"Err..gimana kabar perusahaan hari ini?" ujar pond
"ya seperti yang kamu ketahui, perusahaan seperti itu setiap harinya pond" tawan
"ohh..begitu" pond
"hmm..." tawan
"haduhh, cepatlah makan kalian jangan banyak berbicara." new
"makanlah yang banyak nak, biar kamu tambah gemuk tidak seperti kakakmu sudah menyerupai sapu lidi." new
/BRAKK
"ASTAGA MONYET"
pond terkejut begitupun dengan yang lainnya, kini suasana terasa sangat mencekam..
"Aku sudah kenyangg..." Samudra
setelah menggebrak meja makan, samudra beranjak pergi dengan langkah kaki yang sangat cepat menuju ke arah kamarnya dan membanting pintu
/PRANGG
"EH BABII"
"astaga mas ada apalagi denganmu sekarang, tadi anakmu sekarang kamu juga kayak gitu bisa bisa aku jantungan lama-lamaa..."
pond langsung memegangi dadanya yang terasa berdenyut sedari tadi dengan sesekali menghela nafasnya karena lelah melihat tingkah laku keponakan dan kakak iparnya itu
"sudah sayangg, diam saja jangan memperkeruh keadaan" phuwin
"lebih baik kita pergi ke kamar lagipula ini sudah malam juga, waktunya kita untuk beristirahat." phuwin
"baiklah..kalau begitu kami duluan mas, mbah, mbak" pond tersenyum seraya menggenggam tangan sang istri untuk segera meninggalkan ruangan tersebut dan memasuki kamar mereka
tak ada tanggapan, kini hanya menyisakan new, tawan, mile dan chandra.
suasana sangat hening, chandra melanjutkan makannya sesekali memainkan nasi didalam piringnya, new yang sedang memijat pelipisnya, mile yang hanya fokus dengan majalahnya karena sudah bosan menghadapi cucu dan menantunya tersebut, dan tawan yang jelas terlihat sangat marah akibat perlakuan anaknya tadi
*pov samudra
(taikk banget, gua diem aja diginiin apalagi nanti kalau gua berulah bangsat emang ini keluarga. Gatau apa gua lagi cape banget hari ini? dan bisa bisanya tu anak sialan malah lanjut makan mana anteng banget lagi kek seneng banget liat gua diginiin, emang dasar gapunya otak gapunya perasaan gapunya hati.)
*back to posisi samudra
sesampainya dikamar samudra langsung membanting pintu dan berlari ke arah kasur untuk merebahkan dirinya, tidak peduli meskipun samudra habis makan tadi mau terkena penyakit atau apalah itu samudra tidak memperdulikannya lagi, yang ia rasakan saat ini adalah...
kesal.
yupp, kesal.
samudra sangat kesal dengan ibunya, apalagi dengan ayahnya yang selalu membela chandra si anak sialan itu
"bisa stress gua lama-lama kalau kayak gini caranya" samudra frustasi dengan segala cobaan didalam hidupnya
samudra mengacak-acak rambutnya bahkan sesekali menjambaknya berharap yang ia alami sekarang hanyalah mimpi. Sakit? tentu saja sakit karena itu semua bukanlah mimpi melainkan kenyataan yang harus samudra jalani setiap hari
"sudahlah tidak ada gunanya marah marah gajelas, emang dasarnya mereka aja yang stress. Mending gua tidur biar nanti pagi gua bisa keluar main ke rumah aunty namtan" samudra
kemudian samudra terlelap dalam tidurnya dan dalam keadaan tidur pun samudra mengernyitkan dahinya menandakan ia masih dalam posisi emosional atau marah.
15.39
samudra bangun dari tidurnya dan melihat jam dihp nya telah menunjukkan pukul 15.39 sore
"SHIAA" umpat samudra
samudra terkejut pasalnya dia tertidur sangat lama, dari malam ke sore hari.
apakah separah itu tidur dengan keadaan emosi? "ahh ini salahku seharusnya aku mencuci muka dulu sebelum tidur agar emosiku menghilang" samudra beranjak dari kasur sambil mengucek matanya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh.
setelah mandi samudra langsung bersiap-siap memakai baju, parfume dan tak lupa rutinitas samudra memakai masker hitam topi dan headset putihnya
samudra kemudian menuruni tangga dan..
"Samudra, sini kamu"
suara yang terdengar berat dan menyeramkan tiba-tiba terdengar oleh samudra saat menuruni anak tangga
siapa dia?
yupp, Tawan.
"ada apa papa memanggilku?" tanya samudra
satu
dua
tiga
/SETT
tepat saat menuruni anak tangga ketiga atau anak tangga terakhir, tawan langsung menarik headset yang tengah dikenakan oleh samudra
"APA-APAAN!!"
*
*
*
*
*
TBC
don't forget to vote Sky
thanks^^
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDRA CHANDRA
Teen Fiction-Kisah ini dimulai berawal dari orang tuamu dan orang tuaku.