"40, 65, 71, 80, 50. Good chandra, anak papa memang hebat!" Tawan.
Tawan sangat bangga kepada chandra anak kesayangannya itu, sementara Samudraa..
"75, 80, 87, 77, 90. Apa-apaan!, bagaimana bisa nilaimu begitu buruk samudra!!"
Tawan sangat murka kala ia melihat nilai samudra.
"Kamu itu sudah besar sudah bukan anak SMP lagi, bagaimana bisa nilaimu buruk begini, mengapa kamu tidak bisa mencontoh adikmu! walaupun dia masih sekolah menengah pertama tapi ia mampu meraih nilai yang lebih tinggi dari teman-temannya" Tawan berdecak kesal dan melemparkan lembaran nilai tersebut.
"Hikss.. m-mengapa? padahal aku sudah berhasil meraih nilai tertinggi diantara teman-temanku yang lainnya. Mengapa kalian tidak bisa memahamiku sedikit saja, aku prustasi aku hanya kali ini mengalami kegagalan mengapa kalian begitu marah kepadaku??"
Samudra terisak sembari memungut lembaran kertas yang tawan buang dilantai.
"Mana janji kalian kepadaku?, kenapa semuanya kian berbeda bahkan jauh dari apa yang aku harapkan"
Samudra kembali berdiri dengan terus memegang lembaran-lembaran kertas yang sudah ia perjuangkan selama beberapa bulan disekolahnya.
"Samudra! Sejak kapan mama mengajarimu berbicara seperti itu pada papamu" New.
"Ma, aku sudah lelah menghadapi semuanya. Apakah kamu dan mantan suamimu tidak cukup puas menyiksaku?"
wajah samudra kian memerah, bukan karena menangis tapi karena samudra sudah tersulut oleh emosi.
"Lancang sekali kamu bilang begitu, kalau bukan karenaku bagaimana kamu bisa hidup sampai sekarang hah?!" New juga tak kalah sengit dari samudra.
"Sudah lah, aku muak dengan semuanya"
Samudra meremas lembar ujian dan melemparkannya ke sembarang arah, kemudian samudra berlari menaiki anak tangga kembali menuju kamarnya.
*
*
*
*
*
TBC
don't forget to vote
and follow me
Thanks^^
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDRA CHANDRA
أدب المراهقين-Kisah ini dimulai berawal dari orang tuamu dan orang tuaku.