Terimakasih buat kalian yang udah mau mampir ke cerita aku. Jangan lupa vote dan comment!-Happy reading-
Malam menyelimuti kota dengan diterangi oleh sorot lampu remang-remang dan udara dingin menusuk kulit. Deru mesin motor bergema, menggetarkan tanah dan sorak penonton melihat para pembalap.
Di atas lintasan, para pembalap berpacu dengan kecepatan tinggi, siluet mereka seperti hantu yang melintas di bawah cahaya lampu. Ban mereka mencengkeram aspal, mengeluarkan asap tipis yang menari-nari di udara.
Di antara para pembalap, ada satu sosok yang menonjol. Seorang gadis dengan rambut panjang terurai di balik helm. Dia bergerak dengan lincah, mengendalikan motornya menyelinap para pembalap lain. Setiap gerakannya penuh dengan kekuatan dan keanggunan, seperti singa betina yang siap menerkam mangsanya.
Hingga akhirnya sorak sorai penonton menggelegar saat gadis tersebut melewati finish. Gadis itu, dengan rambut terurai tersenyum di balik helm.
Ia turun dari motornya lalu berjalan dengan langkah ringan ke arah para lawan nya.
"Seperti yang di janjikan di awal. mana hadiah untuk ku sekarang?" tagih gadis itu dengan menjulurkan tangannya.
"Kau curang!" teriak seorang pria kekar, wajahnya memerah menahan amarah.
"Tidak mungkin kau bisa mengalahkan kami semua tanpa menggunakan trik kotor!" sambung pria itu
Gadis itu tersenyum tipis di balik helmnya. "Trik kotor? Aku hanya menggunakan apa yang kutemukan di lintasan." jawabnya dengan suara tenang
"Kau hanya beruntung!" sahut pria lainnya, mencoba membela temannya.
"Tidak mungkin gadis sepertimu bisa mengalahkan kami semua!" sambung nya
Gadis itu mengangkat alis, senyumnya tidak memudar. "Beruntung? Atau mungkin... aku lebih baik dari kalian?" tanyanya, suaranya berbisik, namun menusuk seperti pisau.
"Kalian semua berjanji akan memberikan hadiah kepada pemenang. Sekarang, tunjukkan janji kalian."
Tangannya masih terulur, matanya di balik helm menatap tajam ke arah para lawan balapnya.
"Motor ku!" teriak pria yang pertama kali menuduhnya. "Kau bisa mengambil motor ku!"
Gadis itu mengangguk. "Bagus. Siapa lagi?"
Seorang pria bertubuh kurus, dengan wajah pucat, maju dengan gugup. "Apartemenku. Yang di dekat taman kota. Itu milikmu sekarang."
Gadis itu tersenyum tipis. "Saya suka taman kota. Terima kasih."
Seorang pria dengan rambut pirang panjang, yang sebelumnya terlihat paling angkuh, menghela napas. "Mobilku. Yang merah, convertible. Itu milikmu sekarang."
Gadis itu mengangguk, senyumnya semakin lebar. "Mobil merah? Saya suka. Terima kasih."
Seorang pria bertubuh gempal dengan tatapan mesum nya berujar, "Rumahku. Yang di pinggir pantai. Itu milikmu sekarang." ucapnya dengan suaranya lembut
"Menjijikkan,"batin Zeeya
"Rumah di pinggir pantai? Hmm, cukup menarik."
Dia menatap seluruh lawan balapnya. "Saya harap kalian semua tidak menyesali janji kalian. Dan ingat, saya selalu suka tantangan. Jangan ragu untuk menantang saya lagi!" ujar gadis itu lalu berbalik meninggalkan para lawannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunga Liar
Teen Fiction"Bunga Liar" mungkin, itu julukan yang tepat untuk seorang Zeeya Gladisya, Ia adalah gadis yang selalu dipuja, kecerdasannya bagaikan bintang yang bersinar terang, bakatnya bak bunga yang mekar sempurna, dan kecantikannya seperti lukisan yang memika...