Chapter 3

15 2 0
                                    

Jangan lupa vote dan comment!

-Happy reading-

Aroma wangi nasi goreng, mie ayam, dan aneka makanan lainnya bercampur dengan aroma kopi dan teh manis yang tercium dari sudut ruangan kantin. Para siswa berlalu lalang, mencari tempat duduk di antara meja-meja yang sudah dipenuhi. Ada yang asyik bercanda, ada yang sibuk mengobrol, dan ada juga yang memilih untuk makan dengan tenang sambil membaca buku.

"Ze, Ze, Ze." ujar Reyna yang terus memanggil Zeeya yang tengah mengunyah makanannya dengan tenang di hadapannya.

"Hmm." Zeeya hanya membalas dengan deheman.

"Ke cafe yang kemarin yok." ajak Reyna dengan semangat.

"Ogah, lo aja."

"Ayolah Zee. Lo enggak kasian liat sahabat cantik, imut lo ini galau."

"Apa hubungannya cafe, dengan lo yang lagi galau?!"

"Karena gue galau, gue butuh minuman yang creamy di lidah dan hiburan yang buat mata gue segar, dengan melihat para waiter yang cakep-cakep."

Saat Zeeya akan membalas ucapan Reyna, tiba-tiba suara hening tergantikan dengan suara bisik-bisikan.

"Fiks, jodoh gue itu."

"Woi, dia senyum ke gue."

"Ngarep."

"Dia murid baru itukan? wehh, cakep juga ya!"

Mendengar bisikan terakhir salah satu siswa membuat Zeeya penasaran dan akhirnya berbalik untuk menengok siswa baru tersebut.

Seorang pemuda dengan mata cokelat gelap, rambut cokelat keemasan, dan kulit kuning langsat sedang berjalan menuju meja kosong. Senyum tipis terukir di bibirnya, senyuman itu seolah menyapa setiap siswi yang ia lewati. Tatapannya yang tajam dan menggoda membuat semua siswi salah tingkah, pipi mereka memerah, dan jantung mereka berdebar kencang.

Zeeya menyipitkan mata untuk melihat nickname yang berada di baju murid baru tersebut.

"Ka... lingga Bian...tara Tunggu, apa?" batin Zeeya.

"Jangan bilang dia..."

Zeeya terus mengamati Kalingga sampai akhirnya, mata mereka saling bertubrukan. Kalingga menatap Zeeya seraya tersenyum tipis.

"Hai-hai, kucing galak!" ucapan yang diartikan Zeeya melalui pergerakan mulut Kalingga.

Melihat itu, Zeeya hanya menatap Kalingga dengan jengkel.

Tidak jauh dari sana, ada seorang laki-laki yang memperhatikan interaksi antara Zeeya dan Kalingga sedari tadi.

______________________________________

Bel pulang sekolah berbunyi, menandakan berakhirnya sekolah. Zeeya dan Reyna berjalan beriringan ke luar gerbang sekolah.

"Beneran, lo enggak kenal tu murid baru?" Reyna memicingkan matanya menatap Zeeya.

"Beneran."

"Tapi, tadi dia ngeliatin lo sambil senyum-senyum, gue yakin banget dia itu senyum ke arah lo."

"Gue nggak pernah kenal cowok modelan gitu," jawab Zeeya.

Reyna terus menatap curiga kepada Zeeya seolah tak mempercayai ucapan sahabatnya barusan. Zeeya menggerakkan tangannya ke arah Reyna dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Gue udah di jemput, gue duluan ya... Byee." Zeeya berlari meninggalkan Reyna dengan kecurigaan nya.

Zeeya memasuki mobil dengan terburu-buru, lalu menghela nafas lega.

"Jalan mang."

"Siap non."

Di sepanjang jalan pikiran Zeeya terus melayang kepada, Kalingga?

Zeeya berungkali menepuk kepalanya, "Ngapain gue mikirin sih buaya selokan. Enggak penting banget!"

"Dia juga, kenapa enggak netap di amrik aja! Kenapa harus balik? Dan, kenapa harus satu sekolah sama gue. Males banget liat muka nyebelin dia lagi!" gerutu Zeeya, tanpa sadar membejek-bejek tas yang berada di pangkuan nya.

"Non, baik-baik aja kan?"

"Hah?"

"Tadi saya liat non Zeeya ngebejek tas nya terus."

Seketika Zeeya tersadar dan langsung melihat ke arah tas di pangkuannya, "Saya enggak kenapa-kenapa kok mang. Mood saya hari ini lagi buruk aja."

"Saya kira tadi non kerasukan..."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bunga LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang