Seorang gadis, melangkah melewati gerbang sekolah. Setiap langkahnya, rambutnya yang tergerai tertiup angin pagi. Ia menyapa setiap orang dengan ramah, seperti mentari pagi yang menyapa bumi. Kemeja putih berkancing yang ia kenakan tampak pas di tubuhnya, dipadukan dengan rok abu-abu yang membuat penampilannya semakin manis. Ia tersenyum manis kepada Pak Satpam yang sedang bertugas di pos jaga, lalu melambaikan tangan kepada beberapa temannya yang juga ikut menyapanya.
"ZEEYA!" teriak Reyna, sahabat Zeeya, dengan suara penuh semangat berlari kearah Zeeya. Ia melambaikan tangannya dengan semangat, dan senyum lebar menghiasi wajahnya.
"Eh, lo tau enggak sih..." ucap Reyna dengan antusias, matanya berbinar-binar dan tangannya memegang pundak Zeeya.
"Sebuah kalimat yang mengandung berita hot." batin Zeeya
"Apa? apa? Jangan bikin gue penasaran?" ujar Zeeya
"Di IPS kelas 12 2 , katanya ada murid baru lohh." jawab Reyna antusias, sambil sedikit menunduk dan berbisik.
Mendengar itu, seketika Zeeya menatap malas ke arah Reyna, "Udah, gitu doang." ucap Zeeya lalu berjalan pergi, tangannya terlipat di depan dada dan matanya menatap lurus ke depan.
Reyna mengikuti Zeeya dan berujar, "Katanya tuh cowok cakep Zee!" sambil berbisik dan sedikit menunduk.
"Ya, ya, ya." ucap Zeeya tak memperdulikan ucapan Reyna, sambil menggelengkan kepalanya.
Zeeya duduk di bangkunya, dan sama sekali tidak mempedulikan ucapan-ucapan Reyna yang terus saja membahas tentang murid baru tersebut. Reyna terus mengoceh, bahkan saat bel masuk berbunyi dan Bu Sinta, guru yang akan mengajar di kelasnya hari ini, sudah masuk kelas ia terus berbicara.
"Syutt!" Zeeya meletakkan jari telunjuknya di bibir Reyna.
"Reyna cantik, anak nya mami Sisca. Tolong berhenti berbicara dulu ya, sebab di depan sudah ada guru," ujar Zeeya, dengan tersenyum tipis.
Reyna mengerucutkan bibirnya, "Ih, Zee, lo nggak penasaran sama sekali sama tu cowok cakep? Siapa tau jodoh nanti sama lo."
Zeeya menggeleng, "Nggak. Gue lebih penasaran sama materi pelajaran Bu Sinta hari ini." ujar Zeeya cuek, seraya membuka buku dan mengeluarkan pulpen dari tasnya.
______________________________________
"Pelajaran matematika bener-benar bikin otak gue cenat-cenut." ujar Reyna dengan lesu, sambil menunduk dan memegang kepalanya.
"Pelajaran nya mudah tuh, enggak susah." ucap Zeeya enteng, sambil tersenyum dan mengangkat bahunya.
Reyna memegang kedua pundak Zeeya dan menatap lurus kearahnya, "Zeeya, otak kita berbeda. Otak lo pintar, sedangkan gue.... sudahlah."
"Lo makan apa bisa pintar?" tanya Reyna, sambil menaikkan alisnya.
"Makan mie ayam bik Marni." jawab Zeeya asal.
"Bohong baget."
"Kalo lo percaya dengan ucapan gue, goblok lo berarti." jawab Zeeya, sambil menunjuk ke arah Reyna dengan jari telunjuknya.
"Kalau mau pintar belajar, bukan malem-malem telpon gue teru-..." belum sempat Zeeya melanjutkan ucapannya, tiba-tiba sebuah tangan membekap tangan nya.
"Iya-iya, gue tau." ucap Reyna lalu melepaskan bekapan tangan nya di mulut Zeeya.
"Bau terasi tangan lo."
"Mana ada, wangi gini tangan gue."
Saat Zeeya dan Reyna berjalan di koridor tanpa sengaja, mereka mendengar percakapan dua laki-laki di belakang mereka.
"Lo tau, perempuan yang sering disebut serigala malam di arena balapan? Tadi malam dia menang." ucap orang pertama.
"Wih, beneran? Dia emang hebat di arena balapan." sahut orang kedua, sambil mengangguk-angguk.
Dengan cepat Reyna menoleh ke arah Zeeya. "Zee, Zee, lo dengerin gak? Serigala Malam! Itu kan... gue pernah denger cerita tentang dia! Katanya dia jago banget balapan motor! Dia perempuan, loh! Keren banget!"
Zeeya menggelengkan kepalanya,"Gue baru denger soal serigala malam. Dan gue denger nya ya.... baru dari lo"
"Gue baru inget, lo kan kutu buku."
"Gue bukan kutu buku. Gue cuman terkenal pintar dan cantik." ujar Zeeya berbangga diri, sambil tersenyum lebar.
"Najong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunga Liar
Teen Fiction"Bunga Liar" mungkin, itu julukan yang tepat untuk seorang Zeeya Gladisya, Ia adalah gadis yang selalu dipuja, kecerdasannya bagaikan bintang yang bersinar terang, bakatnya bak bunga yang mekar sempurna, dan kecantikannya seperti lukisan yang memika...