Bab 104 : Pesta Kecil Duchess Alexandria - 2

13 0 0
                                    

"Ladies, mari kita berkeliling melihat koleksi tanaman langka saya," Duchess Alexandria bangkit dari kursinya, memimpin rombongan menyusuri lorong-lorong rumah kaca.

Para lady berdecak kagum melihat berbagai bunga eksotis yang ditata apik. Duchess Alexandria berhenti di depan sekumpulan mawar biru, kebanggaannya.

"Ini adalah mawar langka yang kudapatkan dari pedagang di Timur," ujarnya angkuh. Matanya melirik Xienna dengan pandangan meremehkan. "Bahkan seorang kekasih Kaisar Vampir pun mungkin belum pernah melihat keindahan seperti ini."

Xienna hanya tersenyum tipis. Di sudut hatinya yang terdalam, ia ingin memberitahu bahwa di rumah kaca istana, Xyon telah menanam berbagai jenis mawar biru yang jauh lebih indah. Bahkan ada yang mekar sepanjang tahun berkat sihir khusus. Tapi ia memilih diam, tak ingin terkesan sombong.

"Oh, lihat orchid langka ini!" Lady Ciel berseru dengan nada dibuat-buat. "Pasti sangat mahal. Tidak semua orang bisa memilikinya, bahkan jika mereka..." ia melirik Xienna, "...dekat dengan seseorang berkuasa."

Sementara para lady sibuk mengagumi tanaman, di sudut tersembunyi rumah kaca, seorang kusir bertemu dengan pelayan pribadi Duchess.

"Pastikan kereta kudanya mengalami 'kecelakaan' di tebing Hutan Gelap," bisik si pelayan, menyerahkan sekantong koin emas. "Jangan sampai ada yang menemukannya sampai terlambat."

Kusir itu mengangguk, menggenggam erat kantong emasnya. "Bagaimana dengan jejak?"

"Duchess sudah mengatur semuanya. Kau hanya perlu memastikan gadis bisu itu tidak kembali ke istana... hidup-hidup."

Ketika matahari mulai condong ke barat, pesta pun berakhir. Para lady mulai berpamitan satu per satu. Xienna, yang terakhir keluar dari rumah kaca, mendapati sebuah kereta kuda asing menunggunya.

"Oh, kusir istana sedang ada urusan mendadak," Duchess Alexandria menjelaskan dengan senyum manis yang mencurigakan. "Tapi jangan khawatir, kusir ini sangat berpengalaman. Dia akan mengantarmu dengan selamat."

Xienna merasa ada yang janggal. Kusir itu tidak mengenakan seragam istana, dan tatapannya terasa... berbahaya. Namun ia tak punya pilihan lain. Dengan hati was-was, ia naik ke dalam kereta.

Kereta kuda melaju meninggalkan mansion Duchess. Namun alih-alih mengambil jalan utama menuju istana, kusir itu membawa kereta memasuki jalur berbatu di pinggir Hutan Gelap.

Di dalam kereta, Xienna mulai gelisah. Pemandangan di luar jendela sama sekali tak familiar. Ia mencoba mengetuk dinding kereta untuk menarik perhatian kusir, namun sia-sia.

Langit semakin gelap, awan mendung bergulung menutupi cahaya bulan. Kereta terus melaju, kini mendekati tebing curam yang berbahaya. Xienna bisa merasakan jantungnya berdebar kencang, instingnya berteriak bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.

Tiba-tiba, dengan suara keras, roda kereta mulai goyah. Kusir itu telah sengaja melonggarkan bautnya sebelum perjalanan. Kereta berguncang hebat, membuat Xienna terlempar ke sisi kereta.

KRAK!

Roda depan patah sepenuhnya. Kereta oleng dan terguling beberapa kali sebelum menabrak pohon besar di pinggir tebing. Suara benturan keras memecah keheningan malam.

Di mansion Duchess, tawa puas menggema di ruang pribadi. Duchess Alexandria mengangkat gelasnya yang berisi wine merah pekat.

"Bersulang, untuk hilangnya penghalang kita," ujarnya pada Lady Ciel yang tersenyum licik.

"Rencana yang brilian, Duchess," puji Ciel. "Dengan menyingkirkan gadis bisu itu, salah satu dari kita bisa mendapatkan posisi di sisi Yang Mulia Xyon."

Tepat saat itu, si kusir memasuki ruangan. "Sudah selesai, Yang Mulia Duchess. Kereta hancur di tebing, tak ada yang akan menemukannya sampai besok pagi."

Duchess melemparkan sekantong emas tambahan. "Kerja bagus. Pastikan kau pergi jauh dari kerajaan ini."

Sementara itu di Istana Vampir, Xyon mondar-mandir di ruang tahta. Jam sudah menunjukkan tengah malam, tapi Xienna belum juga kembali.

"Callum," panggilnya pada ajudan kepercayaannya. "Periksa ke mansion Duchess. Tanyakan dimana Xienna."

Callum kembali dengan wajah pucat. "Yang Mulia... kusir yang kita kirim mengatakan bahwa Nona Xienna memilih pulang dengan kereta lain."

Mata Xyon berkilat berbahaya. Tanpa pikir panjang, ia melesat ke mansion Duchess. Duchess Alexandria menyambutnya dengan wajah terkejut yang dibuat-buat.

"Yang Mulia! Ada apa malam-malam begini?"

"Dimana Xienna?" tanya Xyon dingin.

"Oh? Lady Xienna sudah pulang sejak sore tadi menggunakan kereta kuda," jawab Duchess dengan nada polos yang mencurigakan.

Xyon menggertakkan giginya. Ia bisa mencium kebohongan dari nada suara Duchess, tapi tak punya bukti untuk menuduhnya.

The Villain Is Obsessed With Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang