10. Erzan benar - benar mati?

6 1 0
                                    

Kerajaan benar - benar masih berdiri, dan panorama disana juga sangat memanjakan mata.
Givan, sudah memegang tanganku dengan menatap tidak ramah anak - anak yang masih berkeliaran. Beruntungnya, kami sempat memakai jubah. Sebelum mendapatkan masalah.

Brag...
Kegaduhan terjadi di depannya, dan aku dan Givan cukup tau apa yang sebenarnya terjadi dengan anak kecil yang menunduk takut.

"Anak rendahan, berani kamu dengan menabrakku sampai belanjaanku jatuh semua. Ganti rugi,". Wajah bengis penuh amarah, membuat muka yang jelek tambah jelek. Memang belanjaan pria gendut itu berserakan, namun kualitas barang tersebut tidaklah terlihat segar sama sekali.

Terlihat, jika baju sang bangsawan mengelupas. Aku dan Givan setuju untuk menunjukkan wajah jijik, baju bangsawan saja yang kualitasnya buruk.

Dan semua orang tutup mata, dan balik menyerang mental anak kecil yang semakin bergetar. Setelah meng ode Givan, aku langsung berdiri di depan anak itu. Dengan dingin aku bicara

"Anak ini tidak bersalah, jika kalian teliti lagi. Bangsawan ini yang ber salah, terlihat bagaimana barang itu memang tidak layak di konsumsi dan ada bekas memar pada anak ini,".

Dan akhirnya, selesai juga drama yang tidak perlu. Jadi kami berdua memiliki panduan dari anak itu yang menuntun jalan, dengan satu roti di genggaman tangannya.

Akhirnya sampai juga di istana, dan Giovan memberi beberapa keping emas yang sudah di tukar dengan uang di kerajaan ini. Dan memutus kan untuk mengawasi di dalam istana.

Dan di sana cukup terorganisir, keadaan dapur juga terjaga untuk se buah kerajaan tanpa raja.

Tiba - tiba ada todongan senjata di depan kami, kerajaan ini juga cekatan dan cukup peka untuk menangkap basah kami berdua. Aku bertanya - tanya mereka menggunakan apa saja untuk bisa mendeteksi kami berdua.

Dengan terpaksa kita menyerah saja.

"Siapa kalian?, apakah mata - mata dari kerajaan lain?,". Aku hanya bisa tertawa canggung.

Sepanjang perjalanan, Vian sangat cerewet. Arvan saja sampai memilih diam,

"Pokoknya kakak harus coba kudapan di istana, mereka sangat enak,".
Boboiboy, cuman bisa tertawa nervous.

Boboiboy tidak mengerti apa yang membuatnya mengikuti 2 pangeran, dan menerima persyaratan mereka yang tidak yakin apakah akan berjalan lancar.

Tapi bukannya ini berlebihan?, bahkan mukanya tertutupi topi jerami yang membuat Boboiboy kesulitan liat jalan.

"Saya tau wajahku mirip dengannya, tapi mengapa kalian menyuruhku dalam netra merah ini?,".

"Entahlah aku lebih tertarik melihat kau beraksi,". Jawaban dari Arvan yang menyeringai, membuat Boboiboy ingin men Supra anak itu.

Namun urung saat mereka bertiga ter hadang banyak bandit, keduanya sudah melesat maju dengan senjata di balik pakaian. Boboiboy memilih tidak terjun langsung, dia hanya melancarkan akar - akar pohon untuk mencegah bandit melarikan diri.

"Katakan, siapa yang telah mengirim kalian!,". Arvan menyisakan satu orang, namun orang itu tetap diam. Sehingga, Arvan kehabisan kesabaran dan akan menebasnya. Namun di hentikan

"Jangan dulu Arvan, aku ingin informasi ini demi kedamaianku,". Suara yang terdengar malas, namun sedingin salju terdengar.

"Aku cukup sabar kau mengusik waktu tidurku, tapi aku tidak punya pilihan lain,". Lima gumpalan air ter cipta di udara, lalu menghantam muka bandit yang kesulitan ber nafas.

"Apa kau ingin mengatakannya Eri?,". Sang punya nama tersentak, lalu me mandang takut ke arah Boboiboy.

"A-akan ku beri tau tuan. Sebenarnya, saya menjalankan perintah dari pangeran Boboiboy selaku putra mahkota asli di kerajaan ini,". Ke tiganya terkejut, namun Boboiboy tenang.

"Dia ya, terimakasih. Kalian lepaskan Eri, dia ayah anak laki-laki yang ku tolong tadi,". Setelah diam dalam melakukan perjalanan, akhirnya Vian membuka suara.

"Jujur saja kami baru tau nama dari pangeran asli kerajaan ini, tapi kau baru tiba di sini dan kesulitan untuk keluar. Bagaimana kamu mengetahui nya?,". Boboiboy tersenyum manis dengan manik merah.

"Kalian adalah karakter dongeng, aku juga tau apa dan mengapa seorang pangeran dari Gur'latan memilih mati meninggalkan kalian. Dan aku tau, kalian ingin hak seorang pangeran di masing-masing tempat. Jika membantu kalian adalah cara efektif aku kembali, dengan tanpa bayaran aku sedia membantu,". Dan sebuah sinar dari jari Boboiboy menghangus kan tempat pelelangan, namun dia juga yang bisa menyelamatkan anak kecil semuanya dengan kilatan emas kuning.

Keduanya dibuat tidak percaya, itu terlalu cepat untuk satu orang lakukan. Kecuali membelah diri
Dikira amoeba apa?.

"Bagaimana yang mulia?, butuh bantuan?,".

Entahlah seketika pikiran untuk memanfaatkan Boboiboy, bukan pilihan yang tepat. Boboiboy tau apa yang mereka baru tau, itu terdengar menyeramkan untuk difikir kembali.

Vian tersenyum bahagia, lalu memeluk Boboiboy.
"Kau lulus untuk menjadi partnerku, ayo kita bersama - sama. Membuat orang itu kembali ke istana dan meng gantikan raja yang tidak kompeten,". Senyumannya melebar, dan Boboiboy bersyukur bisa bertemu dengan tokoh favoritnya.

"Ya, aku menantikan ide terbaikmu pangeran Durvian,".
Begitulah obrolan pertama kali, yang membuat untung bagi Boboiboy.

Author: gimana tentang karakter Boboiboy disini?, keren apa terlihat antagonisnya?. Tapi jujur Boboiboy di keduanya bukan seorang antagonis!, Antagonisnya udah lama mati ya nggak ya.

Di istana Arthopoda
Daripada masuk lewat gerbang, kami memilih menyusup dan langsung ke perpustakaan istana. Mengapa?, tentu untuk bertemu dengan Solar light Algya yang tingkahnya sus bagai se orang penjahat.

"Menyebalkan, bagaimana aku harus membalas atas Algya?. Mencari dan menarik Erzan, bagai mencari jarum. Bagaimana aku menghadapi Retak'ka ayah?,". dia terlihat frustasi. Aku jadi tak tega dia dalam konflik.

"Retak'ka telah dikabarkan mati ter tikam setelah berenang hingga sampai ke laut kerajaan Arthopoda, apa pilihanmu sekarang Algya light?,".
Aku mengambil mode Halilintar dengan pakaian yang dipaksa pakai oleh 2 pangeran, dan dia terkejut sampai tidak bisa mengalihkan pandangan. Aku sedikit terhibur

"Cukup mengejutkan, selamat kembali yang mulia,".

"Tidak perlu, aku hanya ingin jawaban darimu. Kondisi akan runyam, jika aku mengambil tanpa keputusan yang tepat,". Aku mengatakan dengan dingin, sehingga dia kembali dari salam etika yang sempurna. Dia sedikit terlihat ragu

"Aku tidak mengerti harus bagaimana membalas perlakuan ayah pada kami, fakta kami yang dititipkan membuat kami susah payah untuk kembali. Apa pangeran asli kerajaan ini bisa mem bantu?,".

"Tepat sekali, aku rasa tidak perlu menghabiskan banyak waktu. Ayo pergi,". Aku menurunkan topi jerami, sehingga mata merahku tersembunyi. Jadi kita benar - benar menemui Boboiboy yang di amankan Solar.

Mengapa Solar bertindak jauh, saat tidak ada darah keturunan mengalir yang sama. Tentu saja, dia tidak tega Ayahnya Retak'ka melukai pangeran kerajaan yang lain. Sehingga Solar tidak punya pilihan untuk menyem bunyikan saat usia 13 tahun.

"Ku kira kak Gio, kita akan mati sebelum mendapatkan jawaban,". Givan sudah tidak berdaya dengan godaan bantal bulu yang imut untuk tidur.

"Iya, hei kembali ke kamarmu. Atau aku benar - benar membuangnya,". Giovan capek, ingin pindah ke Pluto rasanya. Dokumen ini benar - benar mengurangi nyawa seribu tahun miliknya.

Siapa Yang Berhak?. (S1 End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang