Malam itu, Xyon berdiri di depan kristal es yang menyimpan tubuh Xienna. Tangannya menyentuh permukaan dingin kristal, sementara pikirannya melayang pada kenangan-kenangan manis mereka.
"Sayangku," bisiknya lembut. "Aku telah memikirkan ini lama sekali. Kita... belum sempat mengucap janji suci kita."
Xyon mengeluarkan sebuah kotak beludru hitam dari sakunya. Di dalamnya, sepasang cincin emas hitam berukir simbol kerajaan vampir yang telah ia simpan sejak lama - cincin yang seharusnya menjadi simbol ikatan mereka.
"Mungkin kita tak bisa bersama dalam hidup," ia mengusap kristal dengan penuh kasih sayang. "Tapi setidaknya, izinkan aku mengikat jiwamu dalam ikatan suci."
Dengan hati-hati, Xyon mulai mencairkan kristal es yang menyelimuti tubuh Xienna. Proses ini ia lakukan sangat perlahan, memastikan tak ada sedikitpun kerusakan pada tubuh kekasihnya.
"Yang Mulia," Callum masuk membawa sebuah gaun hitam megah. "Gaun pengantinnya sudah siap."
Gaun itu adalah mahakarya para penjahit terbaik kerajaan. Warnanya hitam pekat seperti langit malam tanpa bintang, melambangkan keabadian cinta mereka yang tak akan pernah pudar. Detail renda dan manik-manik perak membentuk pola rumit, menyerupai air mata yang membeku - simbol duka sekaligus keindahan.
"Terima kasih, Callum," Xyon mengambil gaun itu. "Sekarang, tinggalkan kami."
Dengan kelembutan yang tak terbayangkan dari seorang Kaisar Vampir, Xyon mulai mendandani Xienna. Jemarinya yang biasa digunakan untuk menghancurkan musuh, kini bergerak dengan sangat hati-hati menyisir rambut panjang kekasihnya.
"Kau tahu?" bisiknya sambil menyisir helaian rambut Xienna. "Aku selalu suka melihatmu menyisir rambut di pagi hari. Caramu mengibaskan rambut, senyum kecilmu saat melihat pantulanmu di cermin..."
Air mata darah menetes di pipinya, jatuh ke rambut Xienna yang kini telah tertata rapi. Xyon mengambil sebuah mahkota kecil bertahtakan berlian hitam dan ruby merah, memasangkannya dengan hati-hati di kepala Xienna.
"Maafkan aku, sayang," bisik Xyon sambil mulai mengenakan gaun hitam itu ke tubuh Xienna. "Aku tahu kau selalu memimpikan gaun putih untuk pernikahan kita. Tapi hitam... hitam adalah simbol keabadian bagi kaum vampir."
Setiap kancing, setiap lipatan gaun, ia pasang dengan penuh kehati-hatian. Tangannya bergetar saat mengancingkan bagian punggung gaun.
"Hitam adalah warna malam tanpa akhir," ia menjelaskan pada Xienna yang terdiam. "Seperti cintaku padamu - tak berujung, tak berbatas. Dan lihatlah detail perak ini..." ia membelai ornamen rumit di gaun. "Seperti bintang-bintang yang akan selalu menemani kegelapan."
Xyon mengambil kotak perhiasan antik dari lemarinya. Di dalamnya tersimpan kalung berlian hitam yang telah ia siapkan sejak lama untuk hari pernikahan mereka.
Dengan lembut, ia memasangkan kalung itu di leher Xienna. "Sempurna," bisiknya. "Kau selalu sempurna, sayangku."
Kemudian ia mengambil pita hitam panjang, mengikatkannya di pergelangan tangan Xienna. "Di budaya kuno vampir," jelasnya, "pita hitam melambangkan ikatan jiwa yang tak terputus bahkan oleh kematian."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Villain Is Obsessed With Me
RomancePertemuan Takdir yang Gelap Dalam keheningan malam yang mencekam, istana Kekaisaran Veliau dipenuhi dengan cahaya lilin dan tawa merdu para tamu undangan. Di tengah keramaian itu, seorang gadis kecil berambut pirang keemasan dan mata sebening rubi...