Past Life [1]

111 19 3
                                    

"Waw" ku terpana pada sebuah rumah? Mansion di hadapanku, dengan sebuah koper yang ku bawa, menunggu pria yang kutemui pada rumah sakit.

"Ayo" ucapnya padaku. Aku mengekorinya memasuki mansion tersebut.

"Oh iya, namaku Andrean, kamu bisa memanggilku papa" aku mengangguk paham, diriku masih

"Oke, pa- pa?" Ku berucap ragu dengan panggilan barusan.

"Haha, nyamankan dirimu di keluarga ini ya" ucapnya lalu kami memasuki ruangan keluarga, banyak sekali pajangan disana. Dan ditengah ruangan terdapat perkumpulan manusia yang kuyakini ini adalah keluargaku.

"Kalian!" Ayahku? Melakukan tegur sapa dengan mereka, mereka yang merasa terpanggil mengahadap kearah kami. Saat mata salah satu lelaki disana menatap mataku, diriku terasa lemas kembali mengalir pada tubuhku.

"Nnghhhh..." kaki-ku hampir tak bisa menopang tubuhku, ayah yang melihatku lemas dengan cepat membawaku menuju sofa disana.

"Kamu tidak apa-apa John?" Ketakutan kembali menerka ayahku dan satu orang wanit disana, wajah lemahku membuat mereka iba.

"Astaga John... maafkan mama nak" John yang melihat mama-nya sedih pun merasa bersalah, ia tak tau kejadian apa yang telah menimpanya smapai-sampai ia dilarikan menuju rumah sakit.

"E- eh, tidak perlu seperti itu" ucapku asal, jujur saja aku sedikit takut akan salah kata dengan mereka.

"Baiklah baiklah... untungnya kamu masih diberi keselamatan nak, panggil sja aku mama" aku pun mengangguk sebagai jawaban.

"Oh iya, kenalkan ini kakak dan adikmu" ayahnya spontan mengucapkan.

"Aloo kak!! Aku Arthur Sutsujin Christoper! Kakak boleh panggil aku Arthur!!" John merasa, Arthur merupakan anak yang ceria. Sampai-sampai John ingin menjaga keceria-an Arthur, firasat tak enak menghantuinya kepada Arthur.

"Alendra Yawi Tristan, panggil Yawi" ucap-nya dingin, John sedikit takut dengan aksen bicara nya, bagaikan harimau yang sedang membidik mangsanya.

"Kak John!! Ayo ke kamar Arthur! Dulu kak John kan suka ke kamar Arthur!!" Arthur dengan sigap menarik tangan John dan membawanya menuju lantai 3, disana terletak beberapa pintau yang dimana pintu paling pojok menandakan tulisan 'Arthur Room'.

Mereka berdua berlarian menuju kamar Arthur, lebih tepatnya Arthur berlarian dan John hanya bisa mengikuti langkah kecil Arthur. Wlaupun John dan Arthur memiliki tinggi yang hampir sama, namun Arthur tetap bagaikan anak kecil dengan larian kecilnya.

"Selamat datang di kamar Arthur!" John akhirnya berpikir, kenapa anak ini bisa sangat Hyperaktif?

"Hei... kau cepat kau tau, sampai ceetah saja kalah cepat" entahlah John sedang mengatakan realita atau hanya satire semata, namun lotehannya dapat membuat Arthur tersenyum puas.

"Hahaha!! Oke oke, ayo bermain disanaa!" Sungguh lelah, pikir John. Harus meladeni anak Hyperaktif sepeti ini, 'aku jadi kasian untuk pacar Arthur nanti' batin John.

"Kak?" Lamunan John terpecah saat menyadari Arthur sedang menatapnya dengan wajah yang sanagt polos, apa yang dimakan Arthur sampai pipinya sangat lucu bagaikan Bakpao?

"Eh? Iya maaf, ayo main" Mereka pun pergi menuju area bermain Arthur, tempat Arthur dapat menghabiskan waktu luangnya disana.

"Kak, bagaimana kabar kakak dengan Bang Sky? Apa kakak sudah menghubunginya?" Pertanyaan Arthur membuat John bingung, siapa sosok 'Sky' yang di maksud?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Memori [Skyrrad]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang