01.Naksir

3 1 0
                                    

Letra sedang duduk di bawah rindangnya pohon beringin di belakang sekolah. Kata orang-orang sih angker, makanya tidak ada yang berani ke sana. Tapi karena memang dasarnya Letra anaknya agak suka nantangin, jadinya dia ingin membuktikan apa benar ada penunggunya atau tidak. Namun sudah satu bulan lewat dan dia selalu datang ke tempat itu setiap kali jam istirahat kedua, tidak ada hal yang janggal. Bahunya tidak mendadak di toal-toel lagian mahluk gaib mana yang bisa nyentuh manusia.

Kalau kata Letra manusia yang lebih nyeremin ketimbang mahluk halus. Tapi kepongahan hatinya sepertinya perlu dilenyapkan sebab di hari itu dia merasakan ada yang janggal. Letra baru saja selesai memakan sandwich buatan Mamanya dan bersiap memejamkan mata sejenak sambil merenungi lagunya Billie Eilish dengan sepoi-sepoi angin yang perlahan membuatnya mengantuk. Ketika dia. dikagetkan dengan suara gedebuk. Semacam benda yang baru saja jatuh di balik pohon. Akhirnya dia menolehkan kepala.

"Bik saya pesennya kan susu cokelat, ini kenapa dikasihnya putih? Susunya udah glow up apa gimana?" Zayden Max Louis Putra.


Kakak kelas Letra yang badungnya tersohor hingga ke penjuru sekolah. Baru saja menggeser batu yang menutupi lubang di tembok. Dia tengah berjongkok di depan tembok yang berlubang tersebut. Tidak besar namun cukup untuk cowok itu gunakan sebagai perantara jual-beli NAKIN dengan Bu Amih yang notabenya memiliki warung di sebelah SMA Brata Jaya.

"Abis Aak." Zayden sudah akan protes lagi namun pantatnya ditendang dengan tidak senonohnya. Membuatnya yang kaget lantas menjatuhkan es susu di tangannya ke tanah.

"NAON ANYING?! AAA-ADUH ADUHI" Kemalangan berlaku pada Zayden hari itu sebab ternyata yang menendang bokongnya merupakan Pak Broto, sang guru BK dengan kumis lebat dan bisa gerak-gerak sendiri. Pak Borot menjewer telinganya sambil menyuruh Zayden berdiri.

"Mau bolos ya kamu?!"

"Nggak. Mana ada, Pak."

"Terus ngapain di sini?! Itu lubang apa? Kamu kan yang jebolin?" tanya Pak Broto

"Lubang buaya kali, Pak." Beliau makin mengencangkan jewerannya di telinga Zayden.

"Beneran deh saya nggak bolos. Barusan cuma mau beli minum." kata Zayden

"Alasan. Di kantin banyak minuman. Di sini adanya apa." jawab Pak Broto

Dia ingin menjelaskan kalau lubang itu untuk transaksi gelap membeli dari luar area sekolah. Namun takut jika Bi Amih selaku pemilik warung akan ditegur oleh Pak Broto. Mata Zayden meliar. Hingga berhenti ke balik pohon beringin dimana ada gadis yang tengah menonjolkan kepalanya di sana dengan jepitan yang ramai dan warnanya pink.

Kata Aga pohon tersebut terkenal angker dan ada hantu hepibesde. Tapi kayaknya gadis itu terlalu cantik untuk dikatai hantu. Merasa Zayden mengetahui keberadaannya.

Letra segera menarik kepalanya lagi dan bersembunyi. Dia enggan berurusan dengan cowok itu. Sama sekali. Letra hanya ingin menyelesaikan masa SMA-nya dalam tenang. Akan tetapi jiwa penegak keadilannya meronta-ronta untuk membela Zayden.

Karena meski cowok itu memang nakal, namun barusan dia tidak hendak membolos. Jadilah Letra keluar dari persembunyiannya. Melepas earphone yang masih menyumpali telinga dan berkata,

"bener kok, Pak. Dia nggak mau bolos. Saya saksinya." Guru dan murid itu menolehkan. kepala. Zayden menaikkan sebelah alisnya

sebahu itu tengah membelanya. Padahal kalau seumpama betulan dituduh mau bolos dan dihukum membersihkan toilet.

Badboy si bucin mampus [Tahap revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang