Cerita pendek tentang pengantin baru atas nama Aris Minho Alfonso dan Widya Seungmin Halimawan di masa awal pernikahan mereka.
Catatan:
Secara urutan waktu, lapak ini lanjutan dari Libena dan sebelum Asterin.
Start: 02 Juli 2024
Finish: 26 Oktober 2...
"Kresek item yang kecil tadi disimpen di mana? Gak ketinggalan?"
"Dimasukin ke kresek kuning."
"Ohh oke." Mencantumkan tanda centang terakhir di list belanjaan yang sebelumnya sudah dibuat sebagai tanda bahwa misi hari ini sudah selesai, segaris senyum terbit di bibir tipisnya.
Memasukkan handphone ke dalam tas sembari menatap angka yang bergerak mundur tanda lampu merah masih membutuhkan waktu sebelum motor bisa melaju, dia melepas helm yang disusul ikat rambut. Di bawah terik matahari siang, surai hitam panjang miliknya tergerai indah begitu saja.
"Kamu ngapain?" Tanya si pengemudi yang merasakan gerak gerik mencurigakan di belakang.
"Benerin cepolan, gak enakeun." Dengan lihai, surai hitam miliknya digulung sedemikian rupa dan helm kembali dikenakan. Merasakan tatapan yang mengarah padanya, pandangannya jatuh pada kaca spion, "Gitu banget liatnya."
Si pengemudi masih menatap melalui spion, "Enggak, cuma semakin nyadar aja."
"Nyadar apa?"
"Kamu kalau punya pacar, bilang ya?"
Memberi tatapan datar, si gadis menjawab, "Gimana mau punya? Setiap kali ada cowok yang nganter pulang, langsung diintrogasi sama aa. Kabur semua mereka."
"Itu namanya babak penyisihan, gak akan kabur kalau diintrogasi doang."
Saat ini, lampu lalu lintas berubah menjadi hijau. Menarik gas, pemuda itu melanjutkan, "Lagian kamu masih kecil."
"Aku maba loh ya, tolong."
"Iya iya, siap maba."
Tamparan di pundak dari penumpang dan kekehan si pengemudi menjadi akhir dari perbincangan keduanya selama di perjalanan.
Mungkin karena tidak tahan dengan terik yang membakar kulit, kendaraan matic roda dua itu melaju kencang dan menyalip sana sini sampai akhirnya sampai di rumah. Langsung membuka kulkas, pemuda dengan rambut kecoklatan bertanya dengan alis yang bertemu, "Liat susu rasa taro punya aa gak Ca?"
Dari arah tangga, gadis satu-satunya keluarga di keluarga menjawab, "Sama dede mungkin."
Mencoba lapang dada meskipun itu adalah stok terakhir miliknya, Kino melepaskan dahaga dengan air putih ditambah tiga butir es batu. Selanjutnya, dia merapikan belanjaan ke dalam kulkas dan bersantai di sofa ruang keluarga.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aa!"
Kino tidak ingat kapan dia tertidur. Merasa agak pusing saat dia berubah posisi menjadi duduk, suaranya terdengar lebih berat, "Baru pulang main kamu? Panas-panasan ya? Mateng mukanya kaya abis dipanggang."
Si bungsu Kaffa menunggu kakaknya mengumpulkan nyawa, tidak menjawab pertanyaan kakaknya karena memang benar adanya dan melayangkan pertanyaan yang lain, "Papih kapan pulang?"