Pagi-pagi, Seungmin sudah duduk manis di kursi teras. Ditemani teh manis hangat dan biskuit rhoma irama, satu kakinya menyilang saat dia bersandar dengan nyaman menikmati udara sejuk.
Awalnya, posisinya terlihat elegan. Menyesap teh, celup biskuit ke teh, scroll hape. Terus seperti itu selama beberapa waktu sampai dia mulai jenuh. Dia menghela nafas, "Mang sayur, where are yur?"
"Tumben belum kedengeran suara motornya." Dengan secangkir teh yang masih mengepul, Minho ikut bergabung.
"Kan? Kesangkut di mana ya si mamang?"
Segera setelah itu, Seungmin yang jenuh berubah sumringah karena suara dan penampakan motor bebek yang familiar akhirnya datang, sontak dia berlari seperti tidak ada hari esok, "Mamang!"
Baru mau menikmati tea time bersama suami, Minho ditinggal sendiri. Dia hanya kebagian memandang suaminya yang sedang belanja sayur sembari berbaur bersama tetangga.
Menyesap tehnya sekali karena masih terlalu panas untuk lidahnya yang sensitif, Minho kembali masuk ke rumah. Tujuannya adalah dapur, dia menunggu di meja makan sembari meniup teh dan meminumnya perlahan.
"Aris~" Suara Seungmin yang memanggil terdengar mendayu.
"Hmm?"
Plastik hitam besar yang berisi hasil buruan diletakkan di atas meja, Seungmin tersenyum, "Mau bagong! Bagong legendaeisnya Aris!"
"Oke."
Waktunya menjadi chef, Minho mengeluarkan satu persatu sayur yang dibutuhkan dan menyiapkan talenan juga pisau. Seungmin memperhatikan dari meja makan sebelum berkomentar.
"Pake apron nanti kotor."
"Lagi males aku."
"Ih, pakeee." Dahi Seungmin berkerut.
"Pakein." Balas Minho dengan senyum tipis.
Jadi begitu, Seungmin memasangkan apron untuk Minho karena dia tidak mau baju suaminya kotor. Walaupun dalam hati, dia sangat suka melihat Minho dalam balutan apron karena terlihat lebih gagah.
"Taliinnya coba dari depan Wid."
"...Modus ih Aris mah pengen dipeluk."
Meskipun bagitu, Seungmin menurut. Bergerak seperti memeluk suaminya, dia membuat simpul dengan telaten saat--Cup!
"Ini baru modus." Kata Minho setelah mencuri kecupan di pipi.
"IH!" Seungmin terkejut bukan main dan hendak mengambil langkah mundur tapi Minho dengan cepat memeluk pinggangnya, membawanya dalam pelukan.
"Taliin dulu yang bener nanti aku lepas." Minho berkata dengan suara halus.
Melihat tomat di dalam kantong plastik, Seungmin berpikir saat ini pipinya pasti memiliki warna yang sama. Dengan posisi sedekat ini, Seungmin samar-samar merasakan detak jantung Minho yang bersahutan dengan miliknya.
Tali apron sudah dibentuk menyerupai pita tapi Seungmin tidak buru-buru melepaskan diri. Dia mengistirahatkan kepala di pundak suaminya dengan nyaman, balas memeluknya. Tiba-tiba dia ingin melakukan ini.
Itu adalah waktu yang nyaman bagi keduanya. Hangat tubuh dari pihak lain, detak jantung yang bernyanyi, dan saling menyuarakan kasih sayang dalam diam.
Namun, reaksi tubuh berada satu langkah di depan. Perut Seungmin bergetar dan mengeluarkan suara tanda lapar. Minho terkekeh karenanya, "Bentar ya, tahan sebentar."
Minho memang tidak kebagian waktu untuk tea time tapi ditemani bagong alias bala-bala jagong buatannya, momen pagi ini tidaklah buruk.

KAMU SEDANG MEMBACA
RAINBOW ✔
FanfictionCerita pendek tentang pengantin baru atas nama Aris Minho Alfonso dan Widya Seungmin Halimawan di masa awal pernikahan mereka. Catatan: Secara urutan waktu, lapak ini lanjutan dari Libena dan sebelum Asterin. Start: 02 Juli 2024 Finish: 26 Oktober 2...