Bab 138 : Malam Pertama

15 1 0
                                    

Di kamar utama istana, Luna duduk di tepi ranjang besar dengan kelambu merah marun. Tangannya masih gemetar saat melepas tiara kristal warisan Ratu Xienna - tidak, sekarang ia harus memanggilnya ibu.

"Masih tidak percaya?" Axel muncul dari balkon, sudah melepas jubah resminya dan hanya mengenakan kemeja putih dan celana hitam.

"Semua terasa seperti mimpi," Luna berbisik saat Axel duduk di sampingnya. "Pernikahan kita, kembalinya ibumu... semuanya terlalu indah untuk jadi kenyataan."

Axel menggenggam tangan Luna, membawanya ke dadanya. "Kau bisa merasakan ini? Jantungku yang berdetak? Ini nyata, sayangku."

Luna menatap suaminya, mata violetnya bertemu mata merah Axel. Perlahan, Axel mengangkat tangannya, membelai pipi Luna dengan lembut.

"Boleh?" bisiknya, meminta izin untuk mendekat.

Luna mengangguk, memejamkan mata saat bibir Axel menyentuh bibirnya. Ciuman mereka lembut, penuh cinta, tanpa terburu-buru.

"Aku mencintaimu," Axel berbisik di antara ciuman mereka. "Sejak pertama kau mencoba membunuhku dengan belati itu."

Luna tertawa kecil, memukul pelan dada Axel. "Kau tidak akan pernah membiarkanku melupakan itu, kan?"

"Tidak akan pernah," Axel tersenyum, kali ini mencium leher Luna dengan lembut.

Perlahan, Axel membantu Luna melepas gaun pengantinnya. Setiap gerakan dipenuhi kasih sayang dan penghormatan. Luna gemetar, tapi bukan karena takut - karena antisipasi dan cinta yang membuncah.

"Kau cantik sekali," Axel berbisik kagum melihat istrinya.

Luna tersipu, tangannya bergerak membuka kancing kemeja Axel satu per satu. "Dan kau sempurna, suamiku."

Di bawah sinar bulan yang menembus jendela, mereka saling mencintai dengan lembut. Tidak ada ketergesa-gesaan, hanya ada dua jiwa yang akhirnya menemukan kesempurnaan dalam pelukan satu sama lain.

Energi merah dan violet sekali lagi berpadu, menciptakan aurora indah yang menyelimuti kamar mereka.

"Kau tidak akan pernah sendirian lagi," Axel berbisik, memeluk Luna yang berbaring di dadanya.

Luna tersenyum, mendengarkan detak jantung suaminya. "Dan kau akan selalu memiliki tempat untuk pulang."

Saat fajar mulai menyingsing, mereka masih terjaga, berbagi cerita dan mimpi tentang masa depan. Tentang kerajaan yang akan mereka pimpin bersama, tentang keluarga yang akan mereka bangun, dan tentang cinta yang akan terus tumbuh selamanya.

"Tidur, sayangku," Axel mencium kening Luna. "Besok adalah hari pertama dari selamanya kita."

Luna mengangguk mengantuk, meringkuk dalam pelukan suaminya. "Selamanya terdengar sempurna bersamamu."

The Villain Is Obsessed With Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang