Sudah beberapa minggu sejak aku mendapatkan kekuatan ini, dan kami masih merahasiakan hal ini dari orang lain.
*****
Pagi itu, aku terbangun dengan rasa kantuk yang masih menempel, mataku masih berat tak mau terbuka, aku mulai berjalan menuju kamar mandi dalam kamarku. Dengan setengah sadar, aku menyalakan keran dan mencipratkan air ke wajah, berharap bisa mengusir sisa kantukku.
begitu aku sadar dan mengangkat wajahku, pandanganku tertuju pada bayangan di cermin di dinding kamar mandi ku, dan yang kulihat membuatku sangat terkejut.
Dadaku, yang sebelumnya bidang dan datar, kini telah berubah menjadi lebih bulat, lembut dan berisi, terbungkus bra merah muda yang ketat. "Apa ini kenapa aku memiliki payudara wanita?," Ujarku kaget, aku butuh beberapa detik untuk mencerna apa yang terjadi, sampai aku teringat apa yang terjadi kemarin.
Karena kesal sering mengeluh sakit pinggang, indri memintaku untuk menukar payudaranya dengan dadaku selama beberapa hari, aku sempat menolak namun, wajah memelasnya terbukti ampuh membujukku melakukanya.
Dan disinilah aku, seorang pria yang memiliki payudara yang bahkan dapat membuat wanita lain iri.
aku menatap dadaku yang baru ini, lalu perlahan mengangkat tangan dan menyentuhnya. Sensasinya berbeda dari yang kubayangkan, lembut, hangat, dan saat jemariku menekan permukaan putingnya, ada rasa yang mengalir, sesuatu yang asing namun begitu menggoda.
Tanpa sadar, aku membiarkan tanganku menjelajahi lekukan payudaranya, merasakan tiap detail dan kelembutannya. Setiap tekanan, setiap sentuhan terasa begitu nyata. " Ughh anjirr " Desahku pelan, saat aku meremas dan menimbang dada indri, aku menyadari kalau penis milikku mulai berdiri dan menegang.
Tanpa menunggu aku langsung mengocok batang itu, sambil tangan satunya lagi meremas payudara baruku. "Ugh ahh..... Aaaaarg".
Dalam sekejap cairan sperma keluar muncrat ke arah dinding, itu adalah orgasme paling intens yang pernah kurasakan.
" Anjir, baru pertama kali gue crot ampe kek gini" Ucapku lemas, setelah itu aku langsung bergegas mandi, untuk membersihkan sisa sperma dan lainya.
Setelah selesai mandi dan membereskan diri, dan lalu langsung turun ke lantai satu untuk menikmati sarapan yang sudah dipersiapkan oleh ibuku. Ibu melihatku sejenak, dia tampak terkejut dan langsung bertanya, "Eh, udah rapi aja kamu Di, Mau pergi ke mana?"
Aku tertawa kecil mendengar pertanyaannya. "Yaelah Bu, masak cuma mandi pagi aja harus ditanya mau pergi ke mana?"
Dia hanya tersenyum sambil menyiapkan piring di meja makan. Aku duduk sambil menyantap sarapan, berusaha santai, padahal dalam hatiku masih berdebar. Rasanya aneh, meski aku sekarang memiliki bagian tubuh yang menonjol, tak ada yang menyadari perbedaannya semua orang masih menganggapku seperti biasa.
Saat aku masih menikmati sarapan, tiba-tiba ibuku berkata, "Oh iya, bra kamu cepetan dicuci sana, mumpung hari Minggu, sekalian jemur."
Aku terdiam sejenak, hampir tersedak makanan itu. "Huh… bra?......Eh, iya Bu, nanti aku cuci." Aku tersenyum kikuk, mencoba menutupi kegugupanku. Aku hampir lupa kalau kekuatanku bukan hanya mengubah bagian tubuhku tapi juga membuat orang lain menganggap perubahan itu wajar, seolah-olah aku memang sudah seperti ini sejak awal, dan pakaian atasan yang ku kenakan juga berubah menjadi milik indri.
Setelah sarapan, aku meminta izin kepada ibu untuk keluar sebentar. Begitu sampai di luar, aku langsung melihat Indri menungguku dengan wajah kesal sambil menyenderkan tubuhnya ke pagar rumahku.
"Haduh, lama banget sih! Aku kan udah nunggu dari tadi, janjinya jam berapa" keluhnya sambil melipat tangan di dada.
Aku menggaruk kepala sambil cengengesan. "Iya, iya, maaf. Tadi bantuin nyokap cuci baju dulu, terlebih lagi aset kamu ini... berat banget, tau nggak," balasku sambil menunjuk dadaku yang sekarang berisi dan besar.
Indri langsung tertawa kecil sambil mendekat dan menepuk bahuku. "Rasain tuh! Baru tahu kan gimana susahnya bawa-bawa kantong susu tiap hari?" godanya sambil tersenyum nakal.
Aku hanya menghela napas sambil menggeleng. "Seriusan, beb, ini gak mudah lho. Setiap kali aku jalan rasanya pinggang aku nyeri banget," jawabku, mencoba mengusap dadaku yang terasa aneh. Indri semakin geli melihat tingkahku. "Makanya aku minta tuker. "
"Jadi, sekarang kita mau ke mana?" tanyaku akhirnya, mengalihkan topik.
Indri tersenyum misterius dan menatapku dengan pandangan iseng. "Hmm, gimana kalau kita ke mal? Aku pengen beli baju" katanya sambil tertawa kecil.
Aku menghela napas, antara gugup dan penasaran. “ yakin beli baju aja?.” tanyaku curiga.
Dia tersenyum lagi. " Yaelah beb, kamu gak percayaan amat sih sama aku, Ayo dong, kapan lagi kita punya kesempatan kayak gini? Lagian kan cuma baju, siapa tahu sekalian ada yang cocok buat kamu."
Aku hanya bisa mengangguk. Meski setengah hati, aku tak bisa menolak permintaanya. "Oke, deh. Tapi jangan ada yang aneh aneh, ya!"
Indri tertawa, lalu merangkul tanganku. "Aman, sayang! Kita bakal seru-seruan!"
Akhirnya, aku menyerah. Kami naik motor dan berangkat ke mal. Sambil membayangkan betapa anehnya situasi ini, aku diam-diam merasa bersemangat.
Bersambung...............
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT BODY
Ficção Científicacerita tentang seorang pria yang tiba tiba saja memiliki kekuatan aneh