00

9 2 0
                                    

"'Kamu harus bisa melebihi prestasi kakakmu'

'Dek, kamu selalu jadi beban disini, jadi tolong gak usah ceritain masalahmu ke bunda ya? Ke kakak aja gapapa'

'Kamu yang kalo ketawa paling keras dikelas. Aku kepo sebagus dan secermara apa keluargamu?'

'Da, aku mau cerita'

'Dek, bunda mau minta tolong bolehkan? Kamu harapan terakhir bunda' '

Kamu jadi kakak yang baik kok buat kita!'

'KAMU GIMANA SIH!? AYAH UDAH SUSAH SUSAH NYARI UANG BUAT SEKOLAHMU!'

'Dek.. kamu kerjanya ambil di kesehatan ya? Biar bisa bantu kakakmu nanti'. Kenapa harus aku? Aku capek. Mami.. Frieda capek mih.. semuanya mengandalkan aku. 'Kamu pasti kuat, semangat ya!' Nggak mih... Frieda udah capek.. Frieda butuh pelukan.." ucap seorang gadis yang duduk di atas pasir pantai yang lembut dan diselingi suara deburan ombak. Gadis itu adalah aku, Lilya Frieda Kamalia.

Suara deburan ombak itu bagai mengajak-ku untuk mendekatinya agar ia bisa memelukku. Pantai ini adalah satu satunya tempatku untuk bercerita dan bumi yang mendengarkan semua keluhanku. Suara deburan ombak selalu menenangkanku, tapi saat ini laut seperti membolehkanku merasakan pelukan kembali.

Aku bangkit dari dudukku dan melangkah. Selangkah demi langkah aku mendekati bibir pantai, sentuhan air mengenai kaki-ku. "Laut, maukah kau memeluk dan melindungiku dikedalaman air yang indah ini?". Aku kembali melangkah memasuki air itu, semakin dalam dan semakin dalam. Terlihat terumbu karang yang indah dan ikan ikan kecil mendekatiku, saat semua tubuhku sudah tertutupi air laut. Perlahan aku menutup mataku dan mengingnkan ketenangan dan beristirahat didalam air itu.

Terdengar seseorang yang ikut masuk kedalam laut, tetapi aku sudah menutup mata dan memasuki laut lebih dalam. Aku terbangun di suatu tempat, ladang bunga yang indah. Ada gadis kecil, yang mirip dengan aku saat masih kecil dulu.

"Adik kecil... apakah kamu tersesat?"-tanyaku penasaran

"Kakak! Kenapa kakak memilih pelukan laut? Aku bisa memelukmu tanpa membiarkan ragamu kosong..."-ucap gadis kecil itu

"Hm.. baiklah peluk aku dan aku tidak akan mengulang hal itu lagi"

"Janji ya!"

"Iya, janji!" Saat sang gadis itu memeluk tubuhku, tiba tiba kami berada ditempat yang berbeda. Bukan ladang bunga, melainkan... rumahku, rumah orang tuaku. Disitulah aku kembali melihat kejadian yang ingin kulupakan.

"I-ini.."

"Kak... aku akan selalu mendukungmu dan mengawasimu dari sini. Tenanglah, kau tidak akan sendiri 'lagi'". Suara gadis itu berubah menjadi suara seorang anak kecil yang aku temui di sosmed dan... kami mempunyai hubungan selayaknya adik-kakak kandung, nama gadis itu adalah ashantya shasya

"Frei anaknya kuat banget kok. Kalo ini mungkin karna frei udah memendam terlalu banyak cerita, karna itu frei... kamu cerita ke aku, papi virtualmu atau ke mami"-Ucap Yunara Ruka, wanita yang kupanggil sebagai 'papi'

"Iya, Frieda anaknya banyak nyembunyiin cerita. Mami gak suka kalo anak mami ada yang kayak gitu, mendem cerita itu gak baik sayang..." Ucap seorang wanita lagi yang muncul disebelahku dan menepuk pundaku. Dialah Chynthia Nathalie, wanita yang kupanggil 'mami'. Mami dan Papi hanyalah sahabat yang memutuskan menjadi tempat cerita untuk anak anak yang tidak sedarah dengan mereka

"Hei tua! Sudah kubilang untuk bercerita jika ada masalah, bukan malah menyerah"-Alexa, gadis yang merupakan adik paling tua di sosial media-ku.

"Maafkan aku..."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Maaf kalo ada typo dan pemilihan kata yang tidak tepat

Jangan lupa Vote & Comment!

See youu~

Desgracia y CargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang