Aku memutuskan untuk kembali memasuki rumah itu, dan tidak ada yang sadar bahwa aku memasuki rumah.
"Ayah! Liat-liat, nilai ku bagus loh yah! Aku dapet ranking 3 besar lagiii"-??
"Iya.. anak ayah emang pinter. Mau dibeliin apa buat hadiah? Mau mainan apa tas sekolah?"-??
"Uhmm... Rhea mau tas baru!"-Rhea
"Ayah, bunda mana? Rhea pingin tau kondisi dedenya rheaa"-Rhea
"Bundamu ada dikamar, lagi istirahat sama mau membuat adik kecilmu tidur"
"Rhea mau kekamar bunda boleh ngga yah?"
"Boleh rhea.. asal jangan berisik ya?"
"Siap ayah!!"
Aku mengikuti langkah anak kecil itu yang merupakan kakakku saat masih kecil dulu. Dia siswa yang terkenal disekolah dengan prestasi akademis dan non akademisnya.
"Bundaa... dede frieda udah tidur? Iiiih... gumush banget.. liat pipnya tembem bangett"
"Udah... friedanya jangan diganggu, dia baru tidur itu""Shapp bundaa!"
Tak lama kemudian aku kembali berpindah waktu dan melihat diriku yang sudah berusia 4 tahun. Aku kembali melihat kejadian itu di tubuhku yang masih kecil, tanpa bisa merubah kejadian itu.
"Dek, kamu disini dulu aja nonton tv bareng sepupumu ya? Bunda mau kebelakang masak air buat kamu mandi sama mau ngobrol sama ayah, oke?""Oke bundaa!" Aku berbincang dan bersenda gurau bersama saudara sepupuku, lalu terdengar ayah yang meninggikan nada bicaranya seperti orang marah. Sepupuku langsung pergi keluar dan hanya sisa aku dan ke dua orang tuaku disana, kakakku semua sedang sekolah.
"KAMU GAK BECUS BANGET JADI IBU YA? MAU SAMPE KAPAN KELUARGA KITA GINI!? JANGAN EGOIS, JANGAN GOBLOK! OTAKMU DIPAKE, INI JUGA BUAT ANAKMU SEKOLAH"
Aku hanya bisa menutup telingaku dan memejamkan mata. Aku tidak mau mendengarkan kata kata kotor yang keluar dari mulut ayahku, bunda bilang aku harus menutup telinga dan tidak boleh menirukan sifat ayah.
Tak lama kemudian, bunda menghampiriku dengan mata yang berkaca kaca. "Dek.. airnya udah mateng. Kamu tetep tutup telingamu, bunda gendong kamu kekamar mandi. Jangan dengerin omongan ayahmu, oke?" Ucap bunda lirih dan aku hanya bisa mengangguk.
"Hah? Itu Frieda nangis!? JANGAN CENGENG JADI ANAK, UDAH BEBAN BAWA SIAL LAGI. JANGAN NANGIS!!"
Aku kembali berpindah waktu, 2 tahun setelah kejadian itu. Tepatnya saat aku berusia 6 tahun, kejadian itu masih kuingat hingga kini (Bahkan aku pingin hilang ingatan aja dari pada inget kejadian itu). Saat itu sekitar pukul 18.50, aku semua kakakku dan juga bundaku sedang menonton tv di ruang keluarga, sedangkan ayahku berbaring di sofa ruang tamu dan ruang tamu berada tepat disebelah ruang keluarga. Hanya ada sekat pintu dengan jendela saja di antara ruang keluarga dan ruang tamu itu."Bella, Rhea tolong cetakkan gambar untuk pekerjaan ayah"
Kakakku yang pertama-Isabella Helen- dan kakakku yang ke dua-Rhea Vanessa- mendekati berdiri dan bersiap siap untuk keluar.
"Ayah.. uangnya ayah letakkan dimana?"-Isabella"Kan tadi sudah ayah berikan kekamu!"
"Belum yah, ayah belum ngasih uangnya.."
Ayah mengambil gelas kaca yang berada didekatnya dan melemparnya ke arah jendela.
"AYAH INGAT TADI SUDAH MEMBERIKAN UANGNYA PADAMU! KALO MAU MINTA UANG BILANG AJA GAK USAH BOHONG GITU, NGEGANGGU ORANG TIDUR AJA!"
"Ayah ngapain sih ?! Ini udah malem loh, aku lihat kok ayah belum ngasih uang ke kakak!"-Bunda~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Maaf kalo ada typo dan pemilihan kata yang tidak tepat
Jangan lupa Vote & CommentSee youu~
KAMU SEDANG MEMBACA
Desgracia y Carga
RandomSeorang gadis kecil bernama Lilya Frieda Kamalia, mempunyai keluarga yang buruk dan dia dikenal sebagai anak yang ceria tanpa seorang pun tau mengenai latar belakangnya. Dia mempunyai seseorang yang dia anggap 'rumah' walau memiliki jarak yang jauh...