Hal ini tentu aja bikin semua orang menatap gue dengan tampang kesal. Di antara sorot mata itu, Pak RT mempunyai tatapan paling sinis di antara yang lain. Untungnya, seorang polisi yang ikut hadir di sana dengan cepat mengalihkan perhatian semua orang dengan pidato singkatnya.
Malam masih terlalu panjang untuk berlama-lama duduk menatap sepiring tali pocong. Gue memasukannya kembali ke dalam kulkas, lalu kembali ke kamar. Beberapa saat gue merasa heran, kenapa gorden putih gue menjadi dua? Dengan salah satunya yang tampak lebih kusam.
Gue menghampiri gorden kusam itu, menyentuhnya perlahan lalu dengan cepat menarik diri ketika gorden itu bergerak! Sepasang cahaya tiba-tiba muncul dari balik kain itu. Gue yang kaget dengan refleks memukulnya sekuat tenaga.
Sosok kain gulung itu tersandar di tembok dengan kedua mata menyala yang menatap gue. Dia mengeluarkan suara seperti orang ketawa yang membuat seluruh ruang kamar bergema. Gue segera menyalakan lampu, dan sosok itu menghilang entah ke mana.
Di bawah gorden yang melambai pelan, gue melihat sebuah lonceng kecil. Seperti piring di dalam kulkas, gue juga tidak pernah mempunyai lonceng seperti itu. Lonceng itu berwarna kuning, bentuknya bulat, hanya sebesar bawang merah.
Gue mengambilnya karena terlihat unik, lalu menaruhnya di atas meja belajar. Gue gak tahu apa yang telah terjadi, gue hanya ingin melanjutkan tidur sebentar lagi. Gue kembali mematikan lampu kamar lalu terlelap hanya dalam hitungan detik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Live Menulis Cerita Bersama: Rumah Horor Supri
HorrorSelamat Datang di Live Menulis Cerita Bersama! Sebuah kegiatan menulis secara live di TikTok , di mana kalian bukan hanya penonton, melainkan penentu alur cerita. Live diselenggarakan oleh user TikTok @riva.armis hampir setiap malam. Follow agar tid...