05. Pesta

116 26 0
                                    

Mobil milik Jennie dan Taeyang berhenti tepat didepan hotel bintang lima, para pelayan yang ditugaskan untuk menyambut tamu membuka pintu mobil Jennie. Jennie dan Taeyang kini berjalan masuk kedalam, mereka menatap para tamu yang sudah hadir.

"Tuan Kim, selamat datang," pria tua dengan kumis melingkar yang menjadi ciri khasnya menyambut Taeyang dengan wajah berseri,"bawakan minuman untuknya," suruh pria itu pada salah satu pelayan.

"Tuan Koo Minseok, pesta yang mewah," puji Taeyang, melihat seluruh ruangan itu.

"Tentu saja, ini semua atas berkat kerjasama kita," Koo Minseok membawa masuk Taeyang sedangkan Jennie mengikuti mereka dibelakang.

Pelayan datang membawa tiga minuman untuk Mereka,"ini minumannya tuan." Minseok memberikan minuman itu pada Taeyang dan Jennie.

"Kerjasama diantara kita akan mendapatkan keuntungan yang begitu besar," ujarnya..

"Bagaimana tender yang kau dapat?" Tanya Taeyang menatap Minseok, pria tua itu hanya tertawa saja,"tender itu sudah tidak ada gunanya, kerjasama diantara kita lebih banyak menghasilkan." Ucapannya tanpa dosa sama sekali.

Jennie yang berada tidak jauh dari mereka mengepalkan tangannya menahan emosi,"semudah itu." Lirihnya.

"Setelah semua yang kau lakukan untuk mendapatkan tender itu, dengan mudahnya kau lepaskan," ucapan Taeyang membuat Minseok kikuk, seperti orang yang baru saja ketahuan melakukan sesuatu,"apa maksud mu tuan Kim, kita fokus saja pada kerjasama kita." Minseok mencoba mengalihkan arah pembicaraan diantara mereka berdua.

Jennie melirik kearah kanan, beberapa orang mulai melakukan pergerakan secara perlahan agar semua yang berada di sana tidak menyadari rencana mereka,"mulai."

Taeyang yang masih bersama Minseok merasa jengah, sedari tadi pria itu tidak berhenti berbicara,"tuan Koo, pembahasannya cukup disini saja, aku ingin melihat putriku terlebih dahulu,"

"Baiklah tuan Kim," Taeyang pergi dari hadapan Minseok.

Sedangkan itu Minseok segera mengambil ponselnya, ia berjalan keluar dari tempat pesta,"apa dia tahu sebenarnya," Dia mengotak-atik ponsel miliknya seperti mencari nomor seseorang, Minseok mulai menuruni tangga tepat pada tangga kedua pintu tiba-tiba tertutup membuat Minseok panik berlari, ia mencoba membuka pintu itu tapi sepertinya pintu itu telah dikunci.

Minseok membalikkan tubuhnya,"tuan Kim," Taeyang menatap Minseok tersenyum,"kenapa kau berkeringat." Ujar Taeyang menghapus keringat yang bercucuran di dahi Minseok, dia begitu takut menatap Taeyang yang berada dihadapan, auranya begitu berbeda saat mereka berada di pesta.

"Tuan Kim apa yang kau perbuat?" Taeyang mengangkat alisnya,"membalikkan semua apa yang kau perbuat."

Taeyang memberikan isyarat pada bodyguardnya, dengan cepat bodyguardnya tahu apa yang tuannya katakan, mereka memegang Minseok membawanya berada ditepi tangga.

"Tuan Kim, maaf, aku mohon maaf." Minseok mencoba melepaskan dirinya dari dekapan bodyguard, ia menatap Taeyang memohon.

"Semudah itu," Taeyang tertawa kecil, tapi hal itu dapat membuat bulu kuduk Minseok berdiri, Taeyang menatap tajam kearah Minseok,"setelah apa yang kau perbuat, kau harus membayarnya, hukum bisa kau bayar tapi dendam ku tak akan pernah bisa dibayar." Taeyang mendorong Minseok dari atas tangga, membuat pria itu jatuh berguling hingga kebawah, sementara itu beberapa bodyguard Taeyang sudah menunggu dibawah.

Taeyang turun kebawah diikuti oleh bodyguardnya, sementara itu Minseok dipaksa berdiri. Sesampai dihadapan Minseok, bodyguard Taeyang memberikan kapak pada tuannya.

Taeyang memainkan kapak itu meneliti tubuh Minseok, hal itu membuat ketakutan Minseok semakin menjadi,"aku ingin kaki kirinya."

Bodyguard milik Taeyang mendorong Minseok hingga terjatuh, lalu menarik kaki kirinya, sedangkan Minseok terus memberontak, hal itu membuat Taeyang geram dia membalik kapaknya lalu memukul Minseok menggunakan gagang kapak, hal itu membuat kepala Minseok berdarah.

"Diam," Ucapnya dingin,"tarik kakinya." Salah satu bodyguard miliknya mengangguk menarik kaki kiri Minseok.

Taeyang mengayunkan kapak nya,
"AAAKKKKAAHHH."

Kaki kiri Minseok terlepas, darah bercucuran dimana-mana,"kalian tahu apa yang harus dilakukan."

"Baik tuan, kami akan lakukan." Dua bodyguard Taeyang pergi membawa kaki Minseok.

Sedangkan pria itu terus merintih kesakitan,"aaakkkhhh, kau gila tuan Kim," Taeyang membuang kapak yang berada ditangannya,"begitulah ia katakan padamu saat kau menjadi monster dihadapan mereka." Taeyang menendang Minseok hingga tersungkur ke lantai.

"Bawa dia." Bodyguard Taeyang yang lain membawa Minseok.

Taeyang merapikan pakaian sebelum kembali ke pesta, kini ia melangkah keluar dari ruangan itu diikuti oleh Soobin asisten pribadinya. Soobin adalah pria yang memiliki keluarga yang serba kekurangan, ketika ia berusia 10 tahun keluarga berada dititik terendah dimana ayahnya meninggal, menyisakan ia dan ibunya yang sakit-sakitan.

Ia harus putus sekolah untuk membiayai pengobatan sang ibu. Tapi suatu hari dimana Taeyang menemukan nya pingsan di halte karena kelaparan membuat hidupnya berubah lebih baik. Taeyang menolongnya dengan membiayai sekolah dan pengobatan ibunya walaupun pada akhirnya ibunya juga ikut meninggalkan dirinya, dan hal itu juga Soobin merasa berhutang Budi pada keluarga Kim, tuan Kim sangat mempercayai dirinya, ia tidak ingin merusak kepercayaan itu.

Taeyang menghentikan langkahnya,"kau pulang, suruh beberapa bodyguard untuk berjaga didepan memantau istriku."

Soobin mengangguk,"baik tuan." Soobin segera pergi melaksanakan apa yang tuannya perintahkan.

Taeyang melanjutkan langkahnya, ia menghampiri Jennie yang tengah berbincang dengan pebisnis lain.

Melihat Taeyang datang, pebisnis itu segera pamit pergi,"baiklah nona Kim, kami menunggu kerjasama dengan anda."

Jennie mengangguk,"akan ku pertimbangkan."

Pebisnis itu pergi dari hadapan Jennie,"bagaimana Appa?"

"Berjalan lancar, tunggu saja ada kejutan untuk mereka semua." Jennie mengangguk, dapat dipastikan bahwa kejutan ini akan memegang Appa nya itu tidak pernah berbohong pada mereka. Jennie dan Taeyang memisah kan diri, berbaur dengan pebisnis lain.

Suara benda jatuh terdengar begitu keras, lampu kaca yang berada di atas, satu baut lampu itu lepas membuat beberapa kacanya pecah, para tamu melihat kearah atas ada kaki yang menggantung dia atas langit-langit, kaki itu tidak begitu jauh menggantung. Suara pekikan dari tamu yang datang membuat suasana semakin mencekam, kerusuhan mulai terjadi beberapa orang berdesakan ingin keluar ada juga yang penasaran menatap kaki itu.

"Kejutan yang luar biasa Appa." Puji Jennie menatap kaki milik Minseok.

"Hadiah untuk mu." Ujar Taeyang merangkul sang putri.

Pemilik hotel yang mengetahui kejadian itu dengan segera menelepon polisi, tak lama polisi datang mengamankan tempat dimana kaki Minseok berada.

Jennie dan Taeyang menatap para polisi itu,ereka ingin tahu apa para polisi itu menemukan petunjuk.

Polisi yang menangani kasus sedang mencari petunjuk,"bagaimana?" Tanya salah seorang polisi lain.

"Pada telapak kaki itu ada gambar bunga matahari dan mawar, sepertinya dia orang yang sama yang membunuh Choi Minsoo,"  polisi itu menatap rekannya,"kita harus selidiki latar belakang korban, agar kita tahu motif apa yang membuat orang itu membunuh keduanya."

"Bagaimana dengan CCTV di ruangan ini?" Tanya polisi itu,"ini adalah pesta pebisnis yang dilakukan secara tertutup hanya orang-orang tertentu yang diundang, jadi tidak ada CCTV di ruangan ini." Jelasnya lagi.

"Pelaku melakukannya dengan bersih, dia tidak meninggalkan jejak sedikitpun, sulit untuk mengungkapkan kasus seperti ini."
Kedua polisi itu menatap kaki Minseok yang masih tergantung.

-To Be Continued-
01 November 2024

Blood & Revenge || BlackpinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang