Surat Diam (gxg)

5.8K 73 32
                                    

Jakarta, 19 Januari 2013

Kpd, Yang Tercinta

KAMU

Dihatiku

Salam sayangku...

Aku belum paham benar mengapa aku begitu mencintaimu, menyayangimu, bahkan kini menginginkanmu. Dan itu semua terjadi tanpa ku ketahui pasti alasannya.

Lebih dari seribu hari kita saling mengenal Kita menghabiskan waktu bersama dan aku selalu berusaha menahan apa yang selama ini telah membebani hari - hariku.

Di dekatmu, aku selalu ingin mendekap tubuhmu, mengecup keningmu disaat kau membuka mata dipagi hari dan mengecup kedua kelopak mata indahmu disaat kau menutup mata sebelum memejam di malam hari. Aku sangat ingin. Bisa jadi itu sebuah kebutuhan untukku... Namun tak bisa, jelas tak akan pernah bisa.

Ini sebuah kesalahan! Mencintaimu adalah salah satu kesalahan terbesarku yang hingga kini masih terus ku cari pembenarannya. Mengapa harus kamu?

Kamu tahu? Aku selalu mencoba menikmati caraku mencintaimu. Mencintai kamu dengan berjuta beban. Beban yang sengaja kuciptakan sendiri. Beban untukku, karena kamu.

Aku menikmati caraku memperlakukanmu. Aku menikmati setiap saat bersamamu. Perkejadian, aku merekam seberkualitas mungkin dalam memori otakku. Dari hal sekecil apapun. Aku suka sentuhanmu, senyumanmu, lirikanmu, tatapanmu, candaanmu, cara kau memperlakukanku, cara kau membangunkanku dari tidurku, cara kau menyapaku, dan yang paling ku suka adalah gerakan tubuhmu terutama saat kau menyibakkan rambut hitam panjangmu.

Memahami caraku mengistimewakanmu. Aku fasih benar caraku mengenal sosokmu, menghafal tiap lekuk tubuhmu, suaramu yang selalu membuatku tersenyum ketika kau mengeluarkan nada, hembusan nafasmu, aroma tubuhmu, warna dan bentuk kulit serta rambutmu, apapun hal yang kau suka dan tidak kau suka, kebiasaanmu membasahi bibir sebelum bicara, tawamu, hal yang bisa memicu tawamu, cara menghiburmu. Aku suka sekali, benar - benar suka.

Semua tentangmu aku pasti tahu karena aku mencari tahu. Aku yakin, akulah yang paling tahu kamu.

Kau boleh tanya padaku apapun tentang kamu, aku pasti menjawabnya tanpa jeda. Termasuk jika kau tanyakan "mengapa aku tak pernah dan tak bisa mencintaimu?". Jawabannya, karena aku juga perempuan. Dan kamu bukan perempuan yang mencintai perempuan sama seperti aku.

Sudah khatam aku mengenalmu. Mungkin lebih dari mengenal diriku sendiri. Hanya saja kau belum tahu, bukan tak tahu. Apa? Tak mau tahu? Ya, Aku tak terkejut.

Aku hanya akan memperlakukanmu secara istimewa. Mengistimewakan perempuan yang istimewa, kamu. Perempuan teristimewa kedua setelah ibuku.

Coba ingat. Apa aku pernah membiarkanmu pulang setelah kita menghabiskan waktu bersama tengah malam seorang diri? Berjalan pun aku lebih nyaman di belakangmu, karena aku ingin melindungimu. Aku tak segan memaki lelaki yang menggodamu atau sekedar tatapan berusaha menelanjangimu. Tak pernah sampai hati aku biarkan kau menungguku. Aku ingin membuatmu senyaman mungkin ketika bersamaku. Dan ku serahkan pengartianmu atas semua itu. Aku terima jika kau masih menganggapku tak lebih dari seorang "adik angkat". Tentu, aku ingin lebih.

Biar kau nikmati apapun yang aku berikan, apapun yang aku lakukan. Kau tak perlu tahu, memang tak wajib tahu. Aku pun tak terlalu berharap kau tahu. Karena kau hanya perlu rasakan. Tugasmu mudah, tak sesulit aku. Sekali lagi, rasakanlah...

Sumpah mati, aku belum siap bila harus terpaksa menerima kenyataan dari resiko yang harus ku tanggung ketika kamu mengetahui bahwa aku mencintaimu lebih dari seorang adik ke kakaknya seperti yang kau tahu. Alibi rasa sayang kepada kakak setidaknya menjadikanku lebih wajar saat memperhatikanmu. Adik sayang kakak. Lucu? Keparat!

SURAT DIAM (GxG) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang