Bab 170 : St. Catherine Academy

8 1 0
                                    

Pagi itu, langit London tampak kelabu dengan awan-awan tebal menggantung rendah. Di depan gedung apartemen mewah, Rolls-Royce hitam Aaron sudah menunggu sejak subuh. Xienna berdiri di depan cermin setinggi badan, memandang refleksi dirinya yang nyaris tak dikenali.

Seragam St. Catherine Academy yang elegan membalut tubuhnya sempurna - blazer navy blue dengan emblem emas, rok plisket senada, kemeja putih bersih, dan dasi pita yang terikat rapi. Rambut emasnya yang biasa kusut kini tergerai dalam gelombang-gelombang lembut, sementara lensa kontak crystal blue membuat matanya tampak lebih besar dan menawan.

"Kau siap?" suara bariton Aaron mengejutkannya.

Xienna berbalik, mendapati pria bertopeng perak itu bersandar di ambang pintu. Seperti biasa, Aaron tampak menawan dalam setelan Armani hitamnya yang sempurna.

"A-aku..." Xienna menggigit bibir, kebiasaan lamanya saat gugup. "Bagaimana kalau mereka..."

"Sssh," Aaron melangkah mendekat, jemarinya mengangkat dagu Xienna. "Tidak akan ada yang berani mengganggumu di sana. St. Catherine bukan Excellence."

Xienna mengangguk lemah, mencoba meyakinkan dirinya sendiri. Tapi bayangan-bayangan kelam di Excellence masih menghantuinya - lemparan kertas berisi hinaan, bisikan-bisikan kejam, tatapan merendahkan...

"Hey," Aaron menariknya ke dalam pelukan. "Lihat aku."

Xienna mendongak, bertatapan dengan topeng perak yang berkilau lembut di bawah cahaya pagi.

"Kau bukan lagi gadis lemah yang mereka bully," Aaron berbisik tegas. "Kau Xienna Wintergale sekarang. Dan tidak ada yang berani menyentuh milikku."

Jantung Xienna berdegup kencang mendengar nama itu. Wintergale. Nama yang membawa kekuasaan dan intimidasi.

"Ayo," Aaron mengulurkan tangannya. "Kita tidak ingin terlambat di hari pertamamu."

Xienna menyambut uluran tangan itu, mengikuti Aaron ke lift pribadi yang langsung menuju basement. Alex, asisten setia Aaron, sudah menunggu di samping mobil.

"Selamat pagi, Nona," Alex membungkuk sopan, membukakan pintu untuk mereka.

Sepanjang perjalanan, Xienna nyaris tidak bersuara. Matanya menatap jalanan London yang mulai ramai, sementara tangannya tak lepas dari genggaman Aaron.

St. Catherine Academy muncul di kejauhan - kompleks sekolah megah bergaya Victorian dengan halaman luas dan air mancur klasik. Gerbang tinggi dengan ukiran rumit terbuka otomatis saat mobil mereka mendekat.

Para siswa yang baru datang langsung menoleh, berbisik-bisik penasaran melihat Rolls-Royce hitam mengkilap memasuki area sekolah. Mobil berhenti tepat di depan gedung utama.

"Tunggu," Aaron menahan Xienna saat gadis itu hendak keluar. Dengan lembut, dia merapikan anak rambut yang menutupi wajah Xienna. "Sempurna."

Xienna menelan ludah gugup saat melangkah keluar mobil. Puluhan pasang mata langsung tertuju padanya - tapi kali ini berbeda. Tidak ada tatapan merendahkan atau mengejek. Yang ada hanya pandangan kagum dan penasaran.

"Nona Wintergale?"

Seorang wanita paruh baya dengan pembawaan anggun menghampiri mereka. Rambutnya yang mulai memutih disanggul rapi, dan senyumnya memancarkan keramahan tulus.

"Saya Ms. Claire, kepala sekolah St. Catherine Academy," dia memperkenalkan diri. "Selamat datang di sekolah kami."

"Te-terima kasih," Xienna membungkuk sopan, masih belum terbiasa dengan nama barunya.

"Ah, Tuan Wintergale," Ms. Claire membungkuk hormat pada Aaron. "Terima kasih telah mempercayakan St. Catherine untuk mendidik istri Anda."

Xienna nyaris tersedak mendengarnya. Istri? Apa maksud...

The Villain Is Obsessed With Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang