Dari sudut kelas, Nathan mendengarkan semua percakapan itu dengan rahang mengeras. Matanya menatap tajam ke arah Xienna dan teman-temannya yang masih terkikik bahagia.
'Romantis?' Nathan mendengus dalam hati. 'Mereka tidak tahu apa-apa.'
Tangannya tanpa sadar meremas pensil hingga nyaris patah. Setiap tawa Xienna yang terdengar membuat darahnya mendidih. Bukan karena cemburu - tidak, ini murni karena kekhawatiran dan amarah terhadap manipulasi yang dia lihat.
'Ciuman manis? Menutupi mata?' Nathan tertawa getir dalam hati. 'Tentu saja dia menutupi matamu, Xienna. Dia tidak ingin kau melihat kebenaran di balik topeng itu.'
Nathan masih ingat jelas sosok Aaron yang dulu dikenalnya. Pria dengan obsesi mengerikan yang melihat orang lain sebagai bidak dalam permainannya. Dan sekarang, melihat Xienna - mantan sahabatnya yang polos dan baik hati - jatuh dalam perangkap yang sama...
'Seperti boneka,' Nathan membatin pahit. 'Dia memperlakukanmu seperti boneka porselen yang bisa dia atur sesuka hati.'
Matanya melirik ke arah Xienna yang masih tersipu-sipu. Gadis itu tampak begitu bahagia, begitu dimabuk cinta - persis seperti yang Aaron inginkan.
"Cih." Nathan mengalihkan pandangannya ke luar jendela, tidak tahan melihat pemandangan itu lebih lama.
'Kau pikir ini cinta, Xienna?' Nathan mengepalkan tangannya. 'Ini bukan cinta. Ini obsesi. Ini manipulasi. Dan kau terlalu buta untuk melihatnya.'
Bayangan-bayangan masa lalu berkelebat di benaknya - Aaron yang dia kenal dulu, yang dengan dingin mempermainkan perasaan orang lain, yang menganggap hubungan antarmanusia sebagai eksperimen psikologis belaka.
'Berapa lama?' Nathan bertanya dalam hati. 'Berapa lama sampai topeng itu retak? Sampai kau melihat monster di baliknya?'
Suara tawa Xienna kembali terdengar, membuat Nathan semakin frustrasi. Dia ingin berteriak, ingin mengguncang bahu Xienna dan memaksanya membuka mata. Tapi dia tahu - Xienna tidak akan percaya. Tidak sekarang, ketika dia sudah terjerat begitu dalam.
'Aaron...' Nathan menggertakkan giginya. 'Apa sebenarnya rencanamu? Sampai kapan kau akan mempermainkan perasaannya seperti ini?'
Bel pelajaran berbunyi, membuat kelas berangsur tenang. Tapi pikiran Nathan terus bergejolak. Dia menatap punggung Xienna yang duduk beberapa bangku di depannya, berharap suatu hari nanti gadis itu akan melihat kebenaran.
'Suatu hari nanti,' Nathan bersumpah dalam hati. 'Kau akan melihat wajah aslinya, Xienna. Dan ketika hari itu tiba... aku harap kau cukup kuat untuk menghadapinya.'
Dengan berat, Nathan mencoba fokus pada pelajaran, meski pikirannya terus melayang pada bahaya yang mengintai mantan sahabatnya. Dia tahu, cepat atau lambat, topeng itu akan retak. Dan ketika itu terjadi... Nathan berjanji akan ada di sana, siap menangkap Xienna sebelum dia jatuh terlalu dalam.
'Kau mungkin bukan sahabatku lagi,' Nathan menatap sendu ke arah Xienna. 'Tapi aku tidak akan membiarkanmu hancur di tangannya.'
![](https://img.wattpad.com/cover/379495725-288-k241637.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villain Is Obsessed With Me
RomancePertemuan Takdir yang Gelap Dalam keheningan malam yang mencekam, istana Kekaisaran Veliau dipenuhi dengan cahaya lilin dan tawa merdu para tamu undangan. Di tengah keramaian itu, seorang gadis kecil berambut pirang keemasan dan mata sebening rubi...