Sepasang kelopak mata terbuka, memperlihatkan mata biru yang indah terkena pantulan cahaya matahari. Mata itu berkedip cepat mencoba untuk menetralkan rasa kantuknya.
"Anna! Wake up!"
Terdengar suara teriakan dibalik pintu kamar berwarna putih itu. Membuat si pemilik kamar-Anna-menghela nafasnya sebentar lalu bangkit dari kasurnya. Ia berjalan ke arah pintu dan membukanya. Terlihatlah seorang wanita berambut merah dengan lipstik berwarna serupa.
"Bangun kesiangan mulu gimana sih! Cepet masak untuk aku dan Alisa." ucapnya ketus.
Perkenalkan, wanita berambut merah dan berbibir pedas nan bossy. Ia adalah Lidia Emiliya Makarov kakak perempuan pertama Anna. Pekerjaannya? Seorang model.
Satu lagi kakak perempuan Anna yaitu bernama Alisa Avrora Makarov. Kakak perempuan kedua Anna ini bekerja sebagai seorang penyanyi terkenal.
Pasti kalian akan mengira indah sekali hidup makmur yang Anna jalani. Oh tidak sayang. Anna adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Jika kalian mengatakan anak bungsu adalah anak manja, maka Anna akan berdiri paling depan untuk menentangnya.
Entah sejak kapan, Lidia dan Alisa terkesan menjaga jarak. Bukan hanya itu, sementara orang tuanya dan kakak laki-laki satu-satunya miliknya berada di Rusia maka Anna tidak akan hidup tenang.
Seperti saat ini, Anna dengan telaten sedang membuatkan makanan simple untuk kedua kakak perempuannya yang kini sedang menggunakan handphone mereka diatas meja makan.
"Ini kak." ucap Anna pelan sambil meletakkan dua piring dan dua gelas diatas meja.
Tak ada ucapan terima kasih atau bahkan senyuman terlihat dari kedua kakaknya tersebut. Anna bagaikan pembantu saat ini. Tapi ia tak peduli. Karena Anna sangat cuek untuk memikirkan hal tersebut. Baginya, selama kakaknya tak mengganggu kehidupannya maka semua baik-baik saja.
Ponsel milik Lidia berbunyi keras. Memperlihatkan nama Eduard Pyotr Makarov - kakak sulung mereka. Dengan semangat Lidia mengangkat telfon tersebut.
"Hai kak! Oh my God! I really miss you so much!" teriaknya.
"Wih! Kak Ed! Kangen!!" sambung Alisa.
Eduard menggelengkan kepalanya sambil tertawa kecil mendengar setiap perkataan adiknya. "Mana Anna?" tanyanya.
"Anna? Ada dikamarnya. Biasa pulang subuh lagi Kak!" adu Lidia.
Raut wajah Eduard langsung berubah. Alisnya menyatu menyatakan bahwa ia tak suka hal yang baru saja ia dengar. "Baiklah. Have a nice day, girls. Dua minggu lagi aku pulang." pamitnya.
Setelah telfon ditutup, Lidia berteriak, "Anna! Anna! Astaga lama sekali anak ini! Anna!!" teriaknya.
Anna keluar dari arah dapur kotor dengan aprons di tubuhnya. "Iya Kak?" tanyanya datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
C H A N G E
RomanceZhanna Davira Makarov atau yang disapa Anna oleh teman-temannya menetapkan bahwa hari ini ditanggal 28 Oktober 2024 merupakan hari tersialnya sepanjang ia bekerja sebagai seorang Event Organizer. Bagaimana tidak, dirinya harus dengan sangat amat ber...