Bagian 5

35 5 0
                                    

Bagian 5 ||
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
- m e a f t e r y o u -

            SEMUA berjalan seperti biasa. Terlalu biasa. Hingga Dayoung cukup ragu dan berpikir apakah popularitas Kim Bona sudah menurun? Hanya dalam beberapa waktu? Mengapa kanal berita, baik bagian selebritas juga umum tidak seheboh biasanya, sewaktu si aktris melakukan sesuatu. Walau di kolom komentar media sosial milik Bona masih banyak orang-orang yang memberikan ungkapan-ungkapan turut berbahagia juga mencela.

            "Kau sedang apa?"

            Tepat sekali orang yang sedang menjadi beban pikirannya muncul. Baru menyelesaikan adegan yang diambil untuk film yang rencana akan tayang di pertengahan tahun depan.

            "Aku rasa kau harus segera mencari pekerjaan lain," ungkap Dayoung serius.

            Salah satu alis Bona menaik, bingung. "Untuk apa?" tanyanya, mengambil tumbler minum miliknya yang tersisa setengah.

            "Orang-orang sudah tidak membicarakan terkait kau yang akan menikah."

            Kedua kelopak mata Bona berkedip, lantas tertawa. Sorot matanya menatap Dayoung geli seraya kepala menggeleng kecil. Ia menarik napas untuk menghentikan tawa dan meraih baju yang Dayoung berikan secara kesal.

            Bukankah lebih baik seperti itu? Agar citranya sebagai seorang aktris yang berhasil memuncakkan nama sebab usaha yang dibangun sejak dulu secara bertahap tidak menjadi kotor. Pun, tentu saja Bona paham jika keluarga dari Son Juyeon turut ikut campur.

            Mereka tidak menyukai rumor. They just want their name to emerge as reliable businessmen. Menikah? Itu hanyalah kepentingan agar mereka memiliki ahli waris yang akan melanjutkan bisnis serta sesosok kecil yang dapat mereka kontrol.

            Contohnya seperti pria yang mengiriminya pesan teks sekarang ini.

Son Juyeon : i have a business
Cannot go to your family's house today

            Kedua alis Bona bertemu, dahinya mengerut bingung. Memang ada kegiatan apa di rumahnya sehingga Son Juyeon diundang? Lalu, desahan frustrasi itu terdengar begitu ia membaca pesan dari sang ibu yang belum sempat dibuka, lantaran diri terlalu lelah.

Kim Bona : im not inviting you, do i?

            Maka, ia harus bertingkah mengetahui agar tidak direndahkan.

Son Juyeon : your mother
           
            Here we go again.

            "Berhenti membuat ekspresi seperti itu." Dayoung menyentil dahi Bona yang diaduhi oleh si korban. "Orang-orang akan takut untuk mendekatimu dan berpikir hal yang tidak baik tentangmu."

            "Aku tidak bisa menolaknya ya?"

            Satu alis Dayoung menaik ke atas. "Mengenai apa?"

            "Aku tidak bisa memilih orang tuaku akan seperti apa dan siapa, bukan?" lanjut Bona begitu mereka sudah berada di dalam mobil. Sorot pandangannya menatap kosong lurus ke depan. "Semuanya terlalu menyesakkan."

            Kim Bona serta orang tuanya. Satu permasalahan yang Dayoung sendiri tidak bisa juga tidak berani untuk ikut campur. Titik terendah Kim Bona? Keluarganya. Wanita itu bagai terbelenggu oleh rantai besi berisi persoalan yang membuat dada terasa berat. Bohong sekali segala hal bahagia dan prolog mengenai Kim Bona yang hidup dalam kesempurnaan; keluarga, pendidikan, karir, serta pasangan. Nyatanya, wanita itu tidak bisa melarikan diri untuk sekadar menarik napas lega.

me after you, eunboTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang