🦖EP.2🐟

273 62 3
                                    

Enjoy~

"Jadi Pak memang seharusnya kita melakukan hal itu dari awal, untuk kepen-"

"Ciciiii... mau ma'em itu"  ditunjuknya sebuah bungkus roti yang tertata rapi di rak kecil meja Shani, yang memang dipersiapkan untuk si kembar pada saat-saat seperti ini..

Saat dimana Si kembar ikut meeting.

*Ruang kerja Shani (bayangin aja malem)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Ruang kerja Shani (bayangin aja malem)

Kini Shani sedang melaksanakan meetingnya dengan para Dewan Direksi.

ohhhh sebentar,

dengan Christy tentunya..

Bocah mungil itu Sangat aktif sekali bermain dan makan di meja kerja Shani dengan sesekali mengajak Shani beebicara.

Para dewan Direksi-pun tak mempermasalahkan hal tersebut, karena mereka tentunya tau dan sangat tau alasan Shani membawa Adiknya ikut dalam meeting, dan juga, ini bukanlah pertama kali Shani membawa adik kembarnya ikut berbincang dengan para kariyawannya, itung-itung dilatih sejak dini, walaupun pastinya bocah-bocah itu tak akan paham dan memperhatikan perbincangan yang dilakukan Shani dengan para dewan.

Tak heran juga kala para karyawan yang saat melaksanakan meeting salfok dengan malaikat menggemaskan yang sedang berada di pangkuan boss-nya yang sesekali menunjukkan ekspresi bingung dan tingkah gemasnya  yang selalu menggangu boss mereka saat meeting berlangsung, hitung-hitung bisa mencairkan susana yang begitu tegang, karena biasanya Shani sangatlah tegas dalam hal apapun, namun hal itu teredakan bila adanya keberadaan bocil-bocil itu.

"Nih... ma'em nya pelan-pelan ya"

"iyaaa"

Setelah memberikan Christy dengan apa yang dia mau, Shani kembali melanjutkan meetingnya, dengan Christy yang anteng ngemil di pangkuan Shani, karena anak itu tidak mau turun.

Setelah setengah jam lamanya, meeting Shani tentu saja belum selesai, dan si Christy tampaknya sudah bosan.

Kini bocah itu sedang bersanadar di dada Shani, mendongak menatap Cici-nya yang tengah serius berbicara. Diangkatnya tangan mungil itu, hendak mengambil kacamata Shani.

"eitss no no dedek" di genggamnya tangan Christy agar tak mencapai kacamatanya, dan bocil itu hanya tertawa.

"tenapa cici pake ini" di tunjuknya kacamata Shani.

"Iyaa dong Cici kan butuh, sayang" tak menjawab lengkap sesuai pertanyaan sang adik, yang terpenting, Shani sudah menjawabnya. 

Pertanyaannya-pertanyaan random dari sang adik berlanjut dan berderet memasuki indera pendengar Shani selama meeting berlangsung, dan sang Boss hanya mengangguk ataupun menjawab sekedarnya atas pertanyaan-pertanyaan adiknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Diary Of The NatioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang