HAPPY READING
Pagi yang cerah.
"Jadi, Kakak.. Jaga adekmu yah.. ini hari pertamanya di SD." Ucap sang bunda pada putra pertamanya. Dan sang putra pun mengangguk, ia siap melaksanakan amanat dari bunda nya.Kedua anak yang berbeda dua tahun itu masuk ke dalam mobil sang ayah untuk berangkat ke sekolah mereka. Saat di dalam mobil, yang muda pun melambaikan tangan pada bundanya, dan sang bunda pun membalas lambaian tangan pada anak nya.
Setelah itu, mobil itu pun berangkat dan meninggalkan halaman rumah yang asri itu. Tak butuh waktu lama, mereka sudah dekat dengan sekolah.
"Apa adek siap untuk hari pertama?" Tanya sang ayah yang masih mengemudikan mobil dan memandang ke arah jalan. Sementara yang di tanya pun kini menunduk sambil memainkan jari nya.
"Tidak apa apa, jangan takut. Kan ada kakak, jadi nanti jika ada yang mengganggu mu. Beritahu kakak yah.. " Ucap sang kakak sambil mengusap kepala sang adik.
Adik nya pun mengangkat kepala nya dan menatap kakak nya dengan mata berbinar binar. Adik nya pun mengangguk dan memeluk kakak nya, kini ia merasa aman jika ada kakak nya di samping nya.
Sementara sang ayah hanya bisa melirik ke arah kedua putra nya yang kini sedang bercengkerama dengan imut. Dan ia pun tersenyum melihat bagaimana lengket nya yang bungsu pada yang sulung.
Tak lama, mereka pun sampai di depan gerbang sekolah. Kedua anak itu pun keluar dari mobil begitu pula dengan sang ayah.
"Jadi, adek ndak perlu takut yah.. Kan ada kakak yang jagain adek." Ucap Sang ayah, dan si bungsu pun mengangguk dengan antusias.
"Dan Kakak juga harus perhatikan adek, yah.. " Ucap ayah pada yang sulung, dan Si sulung pun mengangguk sambil menggenggam tangan adek nya dengan erat.
Setelah melihat kepatuhan kedua putranya, sang ayah pun pamit dan masuk ke mobil untuk berangkat ke kantornya.
Kini kedua anak itu sedang berjalan menuju kelas baru untuk si bungsu. "Adek, ingat kalau ada yang gangguin adek, lapor ke guru." Ucap sang kakak. Lalu sang adik pun mengangguk.
Kini mereka pun berada di depan pintu kelas si bungsu. Lalu sang kakak pun menemani adik nya untuk mencari bangku yang cocok di tempati adik nya.
Tak lama, mereka pun menemukan bangku yang cocok lalu sang adik pun duduk di sana. Awalnya, sang adik tidak mau di tinggal oleh kakak nya. Namun dengan beberapa kata kata, sang kakak pun berhasil meyakinkan adik nya.
Bel jam pelajaran pertama pun bunyi, yang menandakan semua murid harus masuk kelas. Sang kakak pun pamit pada adik nya, dan adik nya pun mengangguk dengan ragu ragu.
Sebelum pergi sang kakak mengelus kepala dan tersenyum lembut pada adik nya sebagai tanda semangat. Sang adik pun membalas senyuman kakak nya dan rasa takut nya sedikit menghilang.
Melihat hal itu, sang kakak pun ikut tenang dan pamit untuk ke kelas nya. Kini sang adik hanya duduk sendirian di bangku nya dan memandang semua teman sekelas nya yang memiliki teman baru.
Ia juga jngin memiliki teman baru, namun ia tidak pandai bergaul. Jadi ia hanya bisa diam sampai wali kelas baru nya masuk.
Tak lama, ibu guru yang menjadi wali kelas itu pun masuk. Ibu guru pun memperkenalkan diri.
"Halo anak anak, perkenalkan nama ibu ' Mairita Laras'.Jadi ibu akan menjadi wali kelas kalian." Ucap sang ibu guru dengan senyuman lembut nya.
Si bungsu yang melihat itu pun merasa senang mendapat wali kelas yang lembut. Semua murit pun menyapa ibu guru baru mereka.
"Sebelum belajar, kita memperkenalkan diri kita masing masing yah... Agar ibu bisa mengenal kalian." Ucap ibu guru itu, dan semua murid pun setuju. Sementara si bungsu kini sedang khawatir karena harus memperkenalkan diri.
Semua murid pun memperkenal kan diri nya di depan murid yang lain. Tak lama, bagian si bungsu yang terakhir memperkenalkan diri nya. Dengan gugup ia maju ke depan sambil menunduk.
"Nah, sekarang perkenalkan diri mu di depan semua teman teman mu.. " Ucap ibu guru. Sementara ia, hanya bisa gugup dan menatap ibu guru nya.
Ia pun berbalik menatap teman teman nya. Setelah ia meminta spidol pada ibu guru. Awal nya ibu guru heran, namun ibu guru kira ia sedang malu malu.
Si bungsu pun menulis di papan tulis, walaupun tulisan nya masih kurang rapi tapi bisa untuk di baca.
Hai perkenalkan nama ku Taufan. Aku harap kita semua bisa berteman baik. Dan Maaf jika aku tidak memperkenalkan diri ku seperti kalian, bukan nya aku malu. Aku hanya tak bisa menyampaikan nya seperti kalian. Sebab aku tuna rungu wicara.
☜☆☞
Suara langkah kaki yang cepat menggema di lorong sekolah, kini langkah kaki itu menuju ke kantor kepala sekolah.
Tak lama, pintu kantor kepala sekola di buka dengan tak lembut nya. Terlihat wajah khawatir dari orang yang membanting pintu, itu Halilintar.
Halilintar pun langsung melihat Taufan yang menangis di pelukan sahabat nya (Fang). Mereka berdua duduk di sofa.
"Apa yang terjadi?" Tanya Halilintar pada Fang. Fang pun menatap ke arah meja kepala sekolah, yang dimana ada kepala sekolah yang tengah menceramahi murid nya. Yaitu Alex, murid kelas 5 yang di kenal nakal.
Melihat itu, Halilintar paham. Halilintar pun duduk di samping Taufan lalu mengambil Taufan dari pelukan Fang. Kini Halilintar memeluk Taufan dengan erat, Halilintar juga melihat ada bekas darah yang keluar dari telinga sang adik.
"Aku tadi sedang berjalan menuju gudang, dan aku tak sengaja melihat Taufan sedang di ganggu oleh Alex dkk nya. Alex mencabut paksa alat pendengaran Taufan yang membuat telinga nya berdarah." Ucap Fang yang membuat amarah Halilintar memuncak.
Seandainya Alex bukan kakak kelas nya serta hal ini terjadi bukan di sekolah, mungkin Halilintar akan menghantam Alex habis habisan. Tak peduli, berbeda umur mereka yang jauh, karena ini menyangkut pasal Taufan.
TBC
Halo gys.. Mungkin ini cerita baru ku. Dan cerita yang kemarin terpaksa ku berhentikan karena merasa alurnya sudah tak nyambung..
Dan ku harap cerita kali ini kalian tetap suka.. Jadi byeee..
KAMU SEDANG MEMBACA
Jantung Yang Bertaut
HumorSemua kakak akan melakukan apa pun untuk melindungi adik nya. Sekali pun nyawa nya harus melayang, sang kakak akan rela melakukan nya demi sang adik. Begitupun dengan Halilintar yang ingin melindungi adik nya. "Kenapa kau tidak membenciku?"- "Karen...