HAPPY READING
Terdengar sebuah langkah kaki yang kini berjalan masuk ke dalam rumah kosong dan berantakan itu. Langkah kaki itu berjalan semakin dalam lalu berhenti ketika melihat beberapa mayat di hadapan nya.
Kaki nya gemetar, jantung nya berdetak kecang, air mata nya kini jatuh, dan ruangan itu kini berbau sangat menyengat.
"Ayah, bunda... " Ucap nya dengan gemetar dan air mata yang kini semakin deras.
☜☆☞
Fajar telah tiba, menandakan bulan tergantikan oleh matahari. Di rumah kecil dan sepi, Sinar mentari itu kini masuk melewati jendela kamar pemilik rumah.
Mata nya yang sembab terbuka perlahan. Pemuda yang berumur 18 tahun itu kini bangkit dari tidur nya dan duduk di atas kasur. Ia memegangi kepala nya karena merasa pusing.
"Ugh.. Mimpi buruk itu lagi... Benci bgt gw.. " Ucap pemuda itu dengan suara berat nya akibat baru bangun tidur. Pemuda itu pun beranjak dari kasurnya dan mengambil handuk untuk mandi.
Setelah mandi, ia mengenakan pakaian sekolah nya. Ia pun bercermin merapikan untuk penampilan nya. Manik ruby yang kosong itu seakan tak ada kehidupan di sana.
"Ohw, ayolah Halilintar... Hari ini penerimaan murid baru.." Ucap nya pada diri nya sendiri. Sungguh, hari ini Halilintar sangat malas untuk ke sekolah. Seandainya ia bukan ketua osis, pasti dia sudah tidak ke sekolah.
Setelah itu, Halilintar pun mengambil tas nya dan berjalan keluar dari koskosan nya. Sepanjang jalan ia hanya melamun, mungkin orang yang lewat di sebelahnya mengira ia adalah mayat hidup.
Tapi Halilintar tak peduli, kehidupan nya memang sudah mati.
☜☆☞
Kini semua murid baru telah berkumpul di lapangan sekolah. Halilintar selaku ketua osis dan Gempa wakil nya sedang mengatur anak baru itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jantung Yang Bertaut
HumorSemua kakak akan melakukan apa pun untuk melindungi adik nya. Sekali pun nyawa nya harus melayang, sang kakak akan rela melakukan nya demi sang adik. Begitupun dengan Halilintar yang ingin melindungi adik nya. "Kenapa kau tidak membenciku?"- "Karen...