Di pagi yang cerah, terlihat Ryan yang sedang memasak di dapur.
Sebenarnya ini bukan pekerjaan Ryan, karna sang Ayah yang sedang bekerja di luar kota, jadi Mamah tiri nya selalu menyiksa dan juga menyuruh nya membersihkan rumah dan juga memasak untuk nya dan juga anak nya.
Seperti saat ini, walau pun diri nya harus berangkat sekolah, Ryan tetap menyempatkan untuk memasak terlebih dahulu, walau pun dirinya jarang makan di rumah. Bahkan masakan diri nya pun, selalu tidak di ijin kan untuk memakan nya.
"Mamah Jie udah laper, ini makanan nya masih lama gak si?"tanya Jie adik tiri Ryan dengan nada manja nya.
"Kamu tunggu bentar lagi ya sayang, mungkin dia bentar lagi datang,"ucap nya dengan nada lembut.
"RYAN MASAKAN NYA MASIH LAMA gak?"tanya Mamah tiri nya yang bernama Intan sambil berteriak.
"Bentar lagi mah," jawab Ryan sambil berteriak.
Tak berselang lama, Ryan pun datang dengan makanan yang sudah diri nya masak, dan menyiapkan nya di atas meja dengan sangat hati-hati.
"Lama banget si, cuma masak segini aja,"ucap Intan menatap tak suka ke arah Ryan.
"M-maaf Mah,"ucap Ryan sambil menundukan kepala nya.
"Ayok sayang makan, kata nya tadi kamu laper,"ucap sang Mamah pada Jio.
"Gak mau, Jie udah gak selera buat makan, dia masak nya lama,"jawab Jie sambil memanyunkan bibir nya.
"Gak boleh gitu sayang, nanti kamu laper di sekolah, makan dulu ya."
"Gak mau Mah, aku berangkat duluan aja ya."
Lalu Jie bangkit dari duduk nya, dan di ikuti oleh Intan, sedangkan Ryan yang melihat nya hanya menghela nafas nya.
"Dek kenapa liatin Abang kaya gitu?"tanya Ryan pada sang adik yang sedang menatap nya.
"Enggak papah ko Bang,"jawab nya dan tak lupa memberikan senyuman manis nya pada sang Abang.
"Sekarang kamu makan, terus mandi."
"Suapin."
"Baiklah."
Lalu Ryan duduk di samping sang adik, dan mulai menyuapi nya dengan sangat telaten.
Saat sedang asik menyuapi sang adik, tiba-tiba seseorang menarik rambut nya dari arah belakang, membuat diri nya harus mendongak ke atas. Karna terkejut piring yang diri nya pegang pun jatuh dan juga pecah.
"Aduh Mah sakit, lepasin rambut Ian,"pinta Ryan sambil memegangi tangan Intan yang menjambak rambut nya.
"Lepasin kamu bilamg?, liat kamu sudah membuat anak saya tidak mau makan, maka nya kalau masak itu yang cepat biar anak saya tidak menunggu,"ucap nya sambil menguatkan jambakan nya, dan menarik nya, membuat Ryan harus terjatuh ke lantai.
"Ma-maafin Ian Mah, Ian janji gak bakalan ngulangin lagi,"ucap nya dengan nada yang menahan sakit.
Intan yang mendengarnya, langsung melepaskan jambakan rambut nya.
"Ingat sebelum pergi sekolah, bereskan ini terlebih dahulu, saya sudah tidak selera untuk makan,"ucap nya dan langsung pergi dari sana.
"Abang gak papah kan?"tanya Cio.
"Abang gak papah, mau makan lagi gak?"
"Gak mau Bang, Adek mau mandi aja."
"Mandi sana, Abang mau beresin ini dulu, nanti jangan nakal ya kalau ikut sama Mamah."
"Ia Abang, Adek gak bakalan nakal ko."
Lalu Cio pergi meninggalkan Ryan, kini hanya ada Ryan saja di sana.
Karna takut terlambat, Ryan langsung membereskan semua makanan dan pecahan piring nya, dan setelah nya mencuci piring yang kotor sebelum pergi sekolah.
Setelah dirasa semua nya selesai, Ryan bergegas pergi sekolah.
Karna sekolah nya yang lumayan jauh, di tambah diri nya hanya berjalan kaki, membuat Ryan mau tak mau harus berlari agar lebih cepat sampai ke sekolah.
30 memit kemudian.
Ryan sampai di depan gerbang sekolah dan bertepatan dengan bel yang berbunyi, kalau saja Ryan terlambat satu menit, maka diri nya tidak akan bisa masuk kedalam kelas.
Lalu Ryan kembali berjalan ke arah kelas nya dengan berlari kecil, karna terlalu pokus berlari, membuat Ryan tak sengaja menabrak seseorang membuat diri nya harus terjatuh.
"Aduh,"ucap Ryan sambil menahan sakit di pantat nya yang terkena lantai dan tak lupa dengan jari tangan nya yang terasa sakit, karna tadi tak sengaja terkena pecahan piring.
Ryan berusaha berdiri dari terjatuh nya, lalu memandang ke empat pemuda yang baru saja diri nya tabrak.
"M-maaf kak, Ian gak sengaja,"ucap Ryan meminta maaf.
"Kenapa kamu terburu-buru?"tanya salah satu dari ke empat pemuda yang tak sengaja diri nya tabrak.
"Ian harus ke kelas, karna sudah bel, jadi tadi Ian berlari dan tak sengaja menabrak kakak, Ian tau Ian salah, jadi Ian minta maaf."
"Baik lah, lain kali lebih ber hati-hati lagi."
"Ia kak, kalau gitu Ian pergi dulu." Dan di balas anggukan kepala oleh nya.
Setelah kepergian Ryan, mereka ber empat saling tatap satu sama lain.
"Kenapa gue baru tau ada murid imut di sekolah ini,"ucap salah satu dari ke empat pemuda itu yang bernama Reyhan.
"Ya lu bener, dia sangat menggemaskan."ucap Reza menimpali ucapan Reyhan
"Gue pernah ketemu tapi jarang, karna dia tidak pernah keluar kelas selain olehraga, bahkan ke kantin pun dia jarang." ucap salah satu dari mereka, dia bernama Arsen
"Cabut,"ucap salah satu nya dengan nada dingin yang bernama Xavier
Mereka bertiga hanya bisa mengikuti apa yang di katakan oleh teman nya yang sangat dingin itu. Lalu mereka ber empat pun pergi dari sana menuju kelas.
Reyhan seorang wakil Osis, sedikit lembut dan juga ramah.
Arsen iya ketua Osis dingin walau tak sedikin Xavier.
Xavier kapten basket dingin irit bicara walau pun sama teman, tapi kalau sama Ryan beda lagi.
Reza ketua geng motor, walau pun anak motor tapi Reza anak baik-baik ko.
Tbc.
Cerita baru moga kalian pada suka.
Jangan lupa tinggalkan vote.
KAMU SEDANG MEMBACA
RYAN
Teen FictionMenceritakan seorang cowok imut yang hidup bersama dengan Mamah tiri Adik tiri Adik kandung dan juga Ayah kandung nya, yang di sukai oleh empat cowok populer di sekolah nya.