2. Culik Dia

118 25 4
                                    

Di kehidupan sebelumnya, mungkin Jennie Kim itu anak raja, titisan dewa, atau malah Gumiho yang cantik. Taehyung mulai mempertanyakan kewarasannya sendiri setelah sadar bahwa Jennie bukannya sangat istimewa. Namun, dirinyalah yang gila.

Mereka bukan orang yang baru mengenal, tentu saja. Bahkan sebelum perempuan itu jatuh cinta pada Jungkook—sepupunya yang amat beruntung karena setidaknya sudah tidur dengan Jennie sebelum dia mati, Taehyung lebih dulu menyapa Jennie karena mereka pernah berada di universitas yang sama. Satu angkatan, satu fakultas, satu kelas juga. Hanya saja dia tak seberani Jeon Jungkook yang mengajak perempuan itu pacaran hanya beberapa hari setelah sapaan basa-basi di kafetaria. Taehyung tak segila itu, sebab dia bahkan tidak pernah membayangkan dirinya melakukan apa yang Jungkook sebut sebagai tindakan jantan. Kalaupun Taehyung memberanikan diri mengutarakan isi hatinya pada Jennie, yang akan ia katakan hanya sebatas, “Kau mau tidur denganku?” alih-alih “Maukah kau jadi pacarku?”

Taehyung pikir dirinya sudah cukup membenci perempuan itu semenjak dia jatuh ke pelukan Jungkook dan akhirnya menikah setelah menjalani sesi pacaran yang demikian panjang, terhitung delapan tahun sejak kuliah. Adik sepupu Taehyung itu hanya menjanjikan hidup bahagia selamanya dan Jennie termakan omong kosongnya. Nyatanya Jungkook kabur sekarang setelah memerangkap perempuan itu dalam penderitaan. Pengecut.

Kemudian Taehyung menyadari dirinya masih memiliki ketertarikan secara seksual pada perempuan itu, terutama setelah status jandanya kini. Jika dinalar, seharusnya Jennie tak menarik lagi untuk Taehyung. Barang bekas, apa yang menjadikannya begitu istimewa? Namun Jennie Kim kini seperti barang langka yang bahkan akan semakin berharga begitu lepas dari pemilik sebelumnya. Antik mungkin, karena cantik saja tak cukup untuk menggambarkan dirinya.

Perasaan Taehyung hanya semakin berkembang, menjadi-jadi hari demi hari. Setiap saat ia dapatkan teror dari kepalanya sendiri. Skenario-skenario jahat meminta untuk segera terealisasi. Beruntunglah Taehyung belum juga bertindak lantaran tak memiliki solusi. Perempuan itu telah lepas dari belenggu Jeon Jungkook, dia bisa terbang ke mana pun dan ditangkap kumbang mana saja. Hanya dengan berpikir dirinya tak bisa menjerat perempuan itu di masa-masa ini, Taehyung rasanya akan gila sehingga bahkan sekarang ia mulai berani bertindak.

Pemicunya lantaran semalaman Taehyung tak bisa tidur. Setelah mengantar pulang Jennie dan tahu di mana sekarang perempuan itu tinggal, pikirannya hanya semakin busuk. Apalagi berkat tali rambut yang Jennie tinggalkan, perempuan itu seolah sengaja memancing monster dalam diri Taehyung menampakkan diri. Dalam beberapa hari terakhir hasratnya sungguh perempuan itu permainkan. Taehyung tidak bisa menyalurkannya pada wanita lain meski banyak sekali betina merayunya di mana-mana. Di rumah ada Heejin yang merengek minta ia setubuhi tiap malam. Di kantor ada Eunbi yang bisa ia panggil kapan saja untuk bersimpuh di bawah mejanya. Namun, Taehyung menolak mereka mentah-mentah seolah semua wanita di bumi ingin ia campakkan. Melihat mereka menatapnya seperti jalang bahkan membuatnya jengah. Baru sadar jika mereka hanya wanita rendahan, dan meladeni mereka selama ini merupakan kesia-siaan.

Untuk pertama kalinya setelah empat tahun Taehyung tidak lagi betah berlama-lama di kantornya sendiri. Dia kabur dari sana beberapa saat lalu dan kini terdampar di bahu jalan, tengah mengamati sebuah restoran ayam goreng yang nampak begitu sibuk di jam buka sampai tak ada waktu bagi seseorang menampakkan hidung untuk meredakan rasa penasaran Taehyung. Pria itu duduk gelisah di belakang kemudinya sambil meremas tali rambut milik Jennie yang masih menguarkan aroma sampo yang khas. Aroma yang Taehyung kenali sebagai milik Jennie. Bersyukur dengan benda itu ia bisa sedikit berfantasi lebih nyata malam tadi, namun ia perlu mengembalikan benda itu pada akhirnya, dikawal motif lain.

Namun, keraguan itu menahan tekadnya. Nyatanya Taehyung masih belum berani tampil bahkan setelah setengah jam parkir liar di seberang jalan dari restoran itu berdiri. Masih mengamati, menunggu waktu yang tepat. Ia tidak siap diberi wajah kaget dan dicecar pertanyaan yang sulit ia jawab, meski ia yakin Jennie tidak cukup percaya diri mengobrol dengannya. Datang sebagai pembeli juga tidak mungkin. Lebih mencurigakan.

WIDOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang