Jennie pikir hari ini dirinya sangat beruntung karena memiliki kesempatan memasuki kapal pesiar mewah dengan tarif jutaan untuk sekali pelayaran secara cuma-cuma. Ia bahkan telah menimbang kembali tentang pilihan hidupnya. Namun, sekarang tidak ada lagi yang bisa ia pertimbangkan. Jennie menyesal lantaran berpikir masih ada orang yang peduli pada hidupnya, sementara dia tidaklah berharga. Nayeon yang amat ia sayangi telah menusuknya dari belakang.
Sekarang tak ada yang bisa ia lakukan selain berserah diri kepada Tuhan. Terserah bagaimana Dia akan menggariskan takdir untuknya. Begitu dua pria itu menyerobot masuk dan melumpuhkannya, Jennie hanya bisa menangis dan menurut, sebab sebilah pisau terus diacungkan kepadanya. Awalnya Jennie pikir dirinya akan dilecehkan, sebab mereka memaksanya berganti kostum yang lebih pantas disebut gaun tidur. Namun, ternyata apa yang terjadi di depan matanya lebih dari itu.
“Bos kami sudah membelimu dengan harga mahal, jadi turuti perintah kami atau kau akan terluka.”
“Kenapa aku?”
“Karena Bos butuh barang yang segar agar dapatkan keuntungan besar, jadi berhentilah bertanya.”
Jennie akan dijual. Di saat seperti ini, tidak tahu mengapa ia merasa takut untuk mati.
Mereka menutup mata Jennie setelah mendandani perempuan itu, membawanya entah ke mana kemudian. Dalam kegelapan penglihatannya, ia hanya berharap semua ini hanya bunga tidur. Namun, yang pasti perempuan itu masih mendengar keriuhan pesta saat ia di dorong untuk maju melewati sebuah kain yang membelai tubuhnya. Terasa nyata. Bukan mimpi. Seketika atmosfernya berubah menakutkan. Kulitnya terasa dingin dan suara bising mengganggu pendengarannya. Satu yang ia kenali berteriak begitu lantang seperti milik Heejin. Jennie hafal logatnya, cara perempuan itu merendahkan dirinya. Jadi meski matanya ditutup, ia bisa mengenali. Tak menyangka dirinya perlu bertemu dengan Heejin di tempat ini dan dalam situasi seperti ini pula. Kemudian Jennie bertanya-tanya apakah dirinya kini menjadi tontonan seluruh orang yang ada di pesta? Apakah bahkan ia masih ada si sana?
Sebuah suara milik seorang pria terdengar menyuruhnya membuka penutup mata, maka Jennie melakukannya. Saat itulah dirinya nyaris pingsan mendapati ribuan pasang mata kini menyorot ke arahnya dengan ragam mimik yang membuatnya pusing karena terus mengabsen satu demi satu tanpa sadar. Presensi Heejin kemudian ditemukannya. Perempuan itu sedang puas menertawakan Jennie. Pastinya.
Merasa terancam, Jennie bermaksud melangkah mundur mencari celah. Namun, kemudian sesuatu terasa menusuk punggungnya. Rasa nyeri kemudian menjalar. Ia merintih kesakitan. Menggigit bibir kuat, ia hampir menangis. Kemudian ingat perkataan salah seorang dari pria-pria yang melumpuhkannya tadi, bahwa jangan berani pergi atau ia akan terluka. Pisau yang mengancamnya sejak tadi mungkin kini sudah menusuk punggungnya dari balik tirai.
“Seratus lima puluh juta, lepaskan pakaiannya.”
Air mata Jennie sudah hampir berjatuhan begitu harga kembali ditawarkan. Satu per satu tangan terangkat, menawarkan harga lebih tinggi. Memperlakukan Jennie layaknya ikan di pasar. Hingga sampai di angka lima ratus juga, pria yang sejak awal mengoceh di atas panggung menatapnya.
“Nona Jennie, mari lepaskan bajumu. Tuan Ahn menjadi kandidat terkuat yang akan mendapatkanmu saat ini. Turuti perintahnya.”
Jennie ingin menggeleng. Namun, dia takut. Tuan Ahn yang dimaksud terus melemparinya senyum nakal sembari perut buncitnya membusung sombong. Padahal, di sebelahnya sudah bergelayut manja dua perempuan belia. Apa Jennie akan berakhir seperti mereka setelah ini?
Nalurinya menyuruhnya mundur sehingga lagi-lagi benda tajam menggores punggungnya, seolah tidak ada lagi jalan keluar. Seolah dirinya hanya bisa pasrah. Tidak ada yang akan menolongnya di tempat ini. Mereka menyukai pertunjukannya. Mereka senang Jennie dipermalukan. Semua ini ... karena Nayeon dan Heejin, bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
WIDOW
FanfictionBadai telah berlalu dan bunga-bunga kembali mekar. Musim yang berbunga datang. Namun, Jennie menghilang. Dia hilang setelah Taehyung membuka hatinya. Dia pergi setelah Taehyung memberikan kepercayaannya. Jennie tak pernah datang setelah Taehyung me...