01:00

149 21 0
                                    

“Kamu tau gak, tadi aku bingung mau beli tas yang mana soalnya semuanya familiar jadi aku gak beli.” itulah curhatan Sherly pada Mandala yang kini tengah makan siang bersama di sebuah restoran yang baru buka.

Hot Seafood restoran yang menyajikan berbagai makanan laut, restoran ini menggunakan sebuah ilusi optik di mana pengunjung seperti makan di dalam kedalaman lautan yang indah bahkan ada beberapa piranha yang tampil.

“Hahaha, kasihannya pacar aku.” Mandala pun mengambil sesuatu dari dalam paper bag belanjaannya lalu memberikan sebuah kotak kado pada Sherly.

“Buat aku ??” tanyanya, Mandala mengangguk sambil tersenyum tipis.

Sherly membuka kadonya lalu iris birunya berbinar.

“Ini, wah makasih banyak.”

Mandala senang jika sang pujaan hati senang maka Mandala akan memberikan apapun selama ia sanggup.





Sweet Hara’s menjadi tujuan terakhir acara nge date keduanya karena akan melakukan dekor untuk besok.

“Aku mau tema pastel ya Kak.” request Sherly sambil bermain ponsel.

“Aru, aku ketemuan sama pemiliknya Cafe dulu ya ?? Kamu jangan jauh jauh, kalo laper pesan aja aku yang bayar.” gadis itu hanya bergumam sambil mengangguk.

Aru adalah panggilan sayang dari Mandala diambil dari nama belakang Sherly, Arunika.

Mandala pun membawa langkahnya menuju privat room tempatnya bertemu dengan pemilik Cafe yang akan ia sewa.

“Selamat malam.” 

Pemuda dengan tab di tangan kanannya itu menoleh lalu tersenyum.

“Malam, maaf bos akan sedikit terlambat karena ada problem jadi silahkan duduk dulu.”

Tak lama pintu terbuka menampakkan pemuda dengan nafas memburu bahkan sampai memeganggi dadanya.

“Assalamualaikum, aduh maaf maaf saya terlambat.”

“Waalaikumsalam.”

Pemuda bersurai ungu dalam balutan kemeja putih dan celana hitam itu tampak dewasa meski wajahnya tertutup masker, bos pemilik Sweet Hara’s itu melepaskan maskernya lalu memasang sikap formal.

“Senang bertemu dengan anda Tuan Mandala Gafier, selamat datang di Sweet Hara’s cabang Bandung.”

Mandala tertegun, pantas saja Galla tau kalau dia akan tunangan di Sweet Hara’s orang Galla pemiliknya mana cuma cabang lagi.

“Tidak usah terlalu formal,” 

‘Waduh kok tiba tiba gugup gini sih ?? Padahal bukan berhadapan sama petinggi negara.’

Brakk

Prakk

Ketiga pemuda di dalam privat room itu saling melempar pandangan, Mandala tidak menangkap ekspresi apapun dalam wajah Galla. Terlalu tenang.

Cklek

“Maaf menganggu Tuan, itu ada yang bertengkar di dekat kaca dan membuat kaca retak.” seorang waiters datang memberi informasi.

Merekapun keluar lalu menemukan seorang gadis dengan pemuda yang tengah adu mulut dengan pecahan beling berserakan.

“Hadeh, untung saya tutup lantai atas.” 

Galla hanya menonton aksi di mana sang Abang mencoba mengajak kekasihnya dan pemuda yang Galla tahu sebagai kekasih dari kekasih Abangnya juga untuk bicara baik baik.

Sun and Moon Alexandria ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang