Cklek
“Assalamualaikum, Raffa back.”
Sepi dan gelap, tentu saja karena jam kini sudah menepati pukul 1 dini hari dan pemuda munggil itu baru saja pulang dari galeri art nya.
Raffa menjatuhkan tubuhnya ke kasur sebelum akhirnya beranjak untuk membersihkan diri, di bawah guyuran shower Raffa memejamkan matanya menetralisir keruwetan fikirannya.
Selesai dengan acara mandi Raffa pun segera menengelamkan diri dalam lautan mimpi tanpa makan malam atau segelas susu hangat untuk mengganjal perut kosongnya.
Tok
Tok
Tok
Cklek
“Ge gue masuk ya, ini gue buatin susu buat lo.”
“Jangan lupa di minum, gue tau lo belum makan apapun dari siang sampe sekarang.”
Raffa yang terusik pun menyibak selimutnya kesal dan tanpa sengaja menyenggol gelas yang di pegang oleh ornag yang masuk ke kamarnya tanpa izin.
Prakk
“Biasa diem gak sih ?? Ganggu banget, pergi tidur sana gak usah sok baik deh.”
Pemuda itu menarik selimutnya lalu memunggungi pemuda lain yang tenggah membereskan kekacauan tadi.
“Sorry.”
Pagi ini cukup santai apa lagi masuk tanggal liburan menuju tahun baru, semua manusia sudah berkumpul di meja makan masih dengan piyama dan rambut berantakannya.
Hari libur jangan mandi, hemat air karena air itu sumber kehidupan jadi janngan buang buang air. Kata Cheriel.
Kondisi meja makan hening bahkan sedikut mencekam karena Raffa yang biasa mengomel tampak datar dan dingin bahkan pemuda itu tidak mengucapkan sepatan katapun.
Riel dan Jisan saling melempar kode tanya tapi keduanya sama sama mengendikkan bahu tak tahu.
Arsya sendiri tampak tenang membiarkan Raffa yang berbicara dengan sendirinya, tak ingin memaksa jika tidak siap bercerita.
Galla yang biasanya membuat suasana hidup pun kini hanya terdiam bahkan begitu fokus pada makanan di depannya meski sesekali ada gelagat aneh darinya.
“Ekhem, Daddy sudah selesai jika kalian sudah beres temui Daddy di ruang tengah.” Arsya beranjak dari duduknya lalu menepuk pundak Raffa sebelum berlalu.
Masing masing dari merekapun selesai di akhiri dengan Jisan dan Janu yang mencuci piring karena sudah jadwalnya.
Mandala yang duduk bersisian dengan Raffa menepuk pundak sang adik pertama dengan lembut.
“Abang masih di sini, jangan pendam sendiri.”Raffa tersenyum tipis lalu menatap Arsya yang duduk di tengah tengah kembar bungsu, tampak manis sekali seperti bercermin saat Raffa dan Mandala kecil.
“Daddy ada pengumuman, kita tahun barunya ke Villa di pangandaran aja dan besok kita berangkat jadi sekarang kalian berkemas.”
Tatapan kembar empat dan si bungsu berbinar meski salah satu dari mereka menunjukkan reaksi humanoid yang aneh.
Gray silver.
“Yeay, akhirnya kita bisa liburan versi lengkap.”
“Iya, lagian Abang sama Aa tuh sibuknya kebangetan meski libur.”
Arsya memberi isyarat pada Raffa untuk mengikutinya ke ruang kerja dan tentu semua hafal isyarat itu.
Keduanya menjauh meninggalkan tatapan mata yang berbeda beda, Mandala menatap sedih Raffa yang kini tidak lagi berbagi keluh kesahnya begitupun juga dengan Zayden.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sun and Moon Alexandria ||
HumorBagian 2 dari Alexandria Familly Kembalinya Galla dari negri gingseng setelah memutuskan tidak memperbarui kontraknya dengan agensi membuat ke enam saudarnaya bahagia bukan main. Manggala pulang dengan topeng senyum mataharinya dan Mandala berjanji...