Dua hari telah berlalu sejak kejadian itu. Koridor sekolah dipenuhi bisikan khawatir tentang absennya Xienna.
"Apa Xienna baik-baik saja?"
"Sudah dua hari dia tidak masuk..."
"Apa sakitnya parah?"Yang tidak mereka ketahui, 'pasien' mereka tengah berada dalam pengawasan ketat seorang dokter yang terlampau possesif.
Pagi itu, sinar mentari mengintip malu-malu dari balik tirai. Xienna membuka matanya perlahan, melirik ke samping dimana Aaron masih terlelap. Napasnya teratur, wajahnya damai dengan topeng yang biasa dia kenakan.
'Ini kesempatanku!' batin Xienna.
Dengan sangat hati-hati, dia mencoba bangkit dari ranjang. Setiap gerakan diukur dengan presisi, takut membangunkan 'dokter' possesifnya.
Satu kaki sudah menyentuh lantai. Xienna menahan napas.
Kaki kedua berhasil turun. Jantungnya berdebar kencang.
Tinggal selangkah lagi menuju kebebasan..."Pergi kemana, Pasien sayang?"
Suara berat itu membuat Xienna membeku. Sebelum dia sempat bereaksi, sebuah tangan kokoh sudah menggenggam pergelangannya.
"A-aaron!" Xienna terkesiap. "Ku-kukira kau tidur..."
"Hmm?" Aaron membuka matanya, menampilkan kilat berbahaya yang familiar. "Sepertinya pasienku ini semakin hari semakin nakal ya?"
"Ti-tidak!" Xienna menggeleng panik. "A-aku hanya... um... mau ke kamar mandi! Ya, kamar mandi!"
"Oh?" Aaron menyeringai. "Kamar mandi ada di sebelah sana, sayang. Tapi kau mengarah ke pintu keluar."
"I-itu..." Xienna menelan ludah. "A-aku... salah arah?"
Aaron terkekeh mendengar alasan konyol itu. Dalam satu gerakan cepat, dia menarik Xienna kembali ke ranjang.
"kamu tahu apa yang akan terjadi pada pasien nakal, bukan?"
"A-aaron, mohon..." Xienna memohon dengan mata berkaca-kaca. "Aku harus sekolah..."
"Sekolah bisa menunggu," Aaron berbisik di telinga Xienna. "Tapi sepertinya kita perlu cara khusus untuk memastikan pasien nakal ini tidak kabur lagi."
Xienna merasakan firasat buruk melihat Aaron mengambil sesuatu dari laci nakas.
"A-apa itu?"
"Hanya sedikit...tindakan pengaman," Aaron tersenyum misterius, mengeluarkan sehelai pita sutra panjang.
"Ja-jangan!" Xienna mencoba memberontak saat Aaron mulai mengikat pergelangan tangannya ke kepala ranjang. "A-aku janji akan jadi pasien yang baik!"
"Sudah terlambat, sayang," Aaron mengencangkan ikatan dengan lembut namun kokoh."Aku tidak bisa mempercayai janjimu lagi."
"Aaron..." Xienna menatap suaminya dengan mata berkaca-kaca.
"Sssh," Aaron mengusap pipi Xienna yang merona. "Anggap saja ini bagian dari perawatanmu."
"Tapi... teman-temanku pasti khawatir..."
"Jangan khawatir," Aaron tersenyum. "Aku sudah memberitahu sekolah kalau kau butuh istirahat lebih lama."
"Sampai kapan?" Xienna bertanya pasrah.
"Hmm," Aaron berpura-pura berpikir. "Sampai doktermu yakin kau benar-benar sembuh... dan belajar untuk tidak nakal lagi."
"Aaron si idiot!" Xienna menggembungkan pipinya kesal.
"Menggemaskan," Aaron terkekeh. "Tapi ekspresi itu tidak akan membuatku melepaskanmu, istriku tersayang."
![](https://img.wattpad.com/cover/379495725-288-k241637.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villain Is Obsessed With Me
RomancePertemuan Takdir yang Gelap Dalam keheningan malam yang mencekam, istana Kekaisaran Veliau dipenuhi dengan cahaya lilin dan tawa merdu para tamu undangan. Di tengah keramaian itu, seorang gadis kecil berambut pirang keemasan dan mata sebening rubi...