Seorang pemuda saat ini tengah fokus dengan buku yang ia baca, dia terlarut dalam imajinasi dari alur cerita novel itu. Jantungnya kian berdebar saat tiba di bagian klimaks.
"Gotcha!!"
"Gila, bagaimana bisa ada cerita se- plot twist ini?!" pemuda itu berseru, masih merasa keheranan.
Di tengah rasa menggebu itu, tiba-tiba dering ponsel mengalihkan perhatiannya.
Mama!
Batin pemuda itu bersorak.
"Halo ma?"
"Bagaimana kabarmu Junkyu?" terdengar ucapan lembut di seberang sana.
"Aku baik-baik saja di sini, bagaimana dengan mama dan papa?"
"Puji Tuhan kami semua sehat Junkyu, mama khawatir dengan kamu. Apakah kamu makan dengan baik?" Sang ibu bertanya dengan cemas.
"Aku makan dengan baik kok, tenang saja! Mama tidak usah khawatir seperti itu. Lagipula aku juga sudah dewasa..." ucap Junkyu meyakinkan ibunya.
"Syukurlah kalau begitu, maafkan mama ya sayang... mama dan papa belum bisa menjengukmu di sana..." sang ibu berbicara sedih.
"Tidak apa-apa ma, aku tidak menuntut apapun. Selagi mama-papa sehat aku sudah bahagia." Junkyu mencoba menghibur ibunya.
"Sungguh mama tidak sabar Natal tiba, mama rindu sekali dengan mu!" Ibunya tampak bersemangat.
"Aku juga ma, aku rindu keluarga berkumpul bersama!" sahut Junkyu tak kalah antusias.
"Ngomong-ngomong di mana kakak mu Kyu?"
Junkyu mengerjap beberapa saat, bingung ingin menjawab apa.
"Junkyu?"
"E–eh iya ma?!" Junkyu tergagap.
"Kakakmu ada di mana sekarang? apakah belum pulang? Kalian baik-baik saja kan?" Ibunya bertanya bertubi-tubi.
"H-haruto belum pulang ma, biasalah lembur. Dia sekarang pulang malam terus, saat aku sudah tidur dia baru pulang." Junkyu berharap alibinya bisa diterima.
"Hah... anak itu memang sangat gila kerja, mama khawatir dengan dia. Haruto seolah tidak mementingkan kesehatannya." Keluh sang ibu dari seberang sana.
"Mau bagaimana lagi ma? kalau dilarang pun percuma... dia tak akan mendengarkan." ucap Junkyu.
"Benar mama harap Haruto cepat mendapatkan jodoh, agar tidak selalu kerja yang menjadi tujuan hidupnya. Mama sampai ngeri melihat dia yang bekerja nonstop." Junkyu yang mendengar itu merasakan aneh di hatinya.
"Aku harap juga seperti itu ma, aku ingin dia cepat menikah. Dan aku bisa terlepas dari dia..."
Tentu kalimat terakhir itu hanya mampu Junkyu batin.
"Mama berharap kalian selalu akur ya sayang, ingat kalian hanya mempunyai satu sama lain di sana. Mama ingin kalian selalu kompak dalam hal apapun."
Junkyu hanya berdehem singkat, rasanya dia seperti tidak mampu untuk menjawab sang mama.
"Tenang saja ma, aman..."
"Kalau begitu sudah dulu ya ma, aku mengantuk sekali."
"Baiklah kalau begitu, mama juga sama ngantuknya. Titip salam pada Haruto ya sayang, ingat pesan mama. Kalian harus tetap akur!"
"Iya-iya ma, aku ingat kok! Everything okay!" Junkyu berseru saat perasaan jengkel tiba-tiba menguasai dirinya.
"Bye mama!!" ucapnya dan seketika panggilan terputus.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAULTS • [H J K]
Fanfiction"Aku harap kau segera menikah! Dan aku bisa bebas!" -KJK