Chapter 5

20 9 14
                                    

Aku membenah diri, tidak lama keberangkatanku—dengan yang lain tentunya, menuju Hogsmeade akan segera dimulai. Ini adalah perjalanan keluar Hogwarts pertamaku, aku cukup antusias dengan perjalanan ini. Beruntung Professor Dumbledore sudah menyampaikan formulir permintaan izin sebelum aku melakukan keberangkatan.

Awalnya katanya ibuku menolak, tapi Madame Maxime membujuknya. Aku tidak tahu itu benar atau tidak, tapi itu kata Professor Dumbledore.

"Lily," panggil Millicent. Wow, dia terlihat cantik dengan baju dan scarft miliknya itu. "Kurasa kita akan berpisah sebentar," katanya dengan sedih.

Aku mengernyit. Heran. Kalau seperti ini, aku jadi tidak tahu ingin berangkat dengan siapa. "Daphne memintaku untuk menemaninya lagi di Hogsmeade. Maafkan aku, Lily. Sejak awal keberangkatan, aku selalu bersama dengannya di sana," katanya.

Sejujurnya aku sedikit tidak rela. Tapi bagaimanapun, aku tidak bisa melarangnya. Millicent lebih dahulu berteman dengan Greengrass, ketimbang denganku.

"Sebentar, kita boleh pergi dengan yang beda asrama, tidak?" tanyaku tiba-tiba. Aku tidak tahu kenapa, tapi mungkin aku ingin pergi bersama para Gryffindor ku.

Millicent melirikku, sepertinya ia memikirkan jawabannya. "Kau ingin berangkat bersama teman Gryffindor mu?" aku tersenyum, ia langsung paham. Aku suka. "Aku tidak tahu, tapi sepertinya boleh saja. Berangkatlah bersama mereka, Lily."

Dan disini aku sekarang berada, ke Hogsmeade bersama Ron, dan Hermione. Kami tidak bisa berangkat dengan Harry karena ia tidak memiliki surat izin. Aku bersyukur mereka; anak-anak Gryffindor sebagiannya menerimaku dengan baik. Aku cukup senang tentunya.

"Seharusnya itu adalah bangunan paling berhantu di Inggris, apa aku sudah mengatakannya padamu?" kata Hermione.

Ron mengangguk kedua kalinya. Aku baru pertamakali melihat bangunan itu. Tapi kurasa itu tidak terlihat berhantu jika dilihat dari luar, Hermione. Seperti bangunan Inggris pada biasanya.

"Kau ingin berjalan lebih dekat, Lily?" aku tercengang. Tidak apa, sih. Tapi aku ragu. "Untuk apa?" Ron yang menyahut. Hermione memutar matanya malas. "Ke Gubuk Menjerit."

"Oh, kurasa aku tidak keberatan di sini saja," aku tertawa mendengarnya. Kurasa ia sedikit takut dengan bangunan itu. Tapi jika dilihat lebih dalam, aku juga merasa hal yang sama dengannya. Sedikit merinding.

Kepalaku menoleh ketika mendengar suara yang sangat aku kenal. Bola mataku berputar malas. Astaga, anak itu lagi. Sampai kapan ia berhenti mengganggu orang lain? Aku muak. Tidak bisakah ia membiarkan hari-hariku dengan tenang? Kemana saja aku berlalu, setidaknya ia selalu ada di setiap sudutnya.

"Apa kau ingin membeli rumah impian seperti itu, Darah Campuran? Sedikit mewah untukmu bukan, Weasley?" lontarnya padaku dan Ron. Aku memanas. Mendesis tidak suka. Bagaimanapun, aku tidak suka dengannya.

"Tutup mulutmu, Malfoy," bagus, Ron. Kekesalanku terwakilkan olehmu. Aku merasa menang. "Sangat tidak ramah. Dan kau Darah Campuran menjijikan, apa kau ingin mengkhianati asramamu demi berteman dengan mereka?" pancingnya. Aku memanas.

"Tidak ada urusannya denganmu aku harus berteman dengan siapa saja, Malfoy."

Ia menyeringai. Aku sangat tidak suka dengan seringainya itu. Benar-benar menyebalkan. "Kau sama saja seperti mereka, sama-sama keras kepala," aku mencemooh. Bahkan Hermione tertawa sarkas mendengarnya.

"Berani sekali kau denganku, Darah Lumpur Kotor!" aku tercengang. Seumur-umur aku belum pernah mendapati penyihir berkata seperti itu di Beauxbatons. Padahal Hermione yang dihina, tapi aku yang merasakan panasnya.

Baru saja aku ingin membalasnya, perhatianku teralihkan ketika bola salju yang entah dari mana menerjang kearah Malfoy dan cecunguk nya. Aku bisa melihat tatapan terkejut dan ketakutannya. Aku tertawa kecil, sedikit lucu, Malfoy.

"Siapa di sana?!"

Bukan jawaban yang Malfoy dapatkan, melainkan terjangan bola salju lebih banyak yang menerjang kearahnya. Bola salju itu terus-terusan terlempar kearah Malfoy dan cecunguk nya. Bahkan aku tidak bisa menahan tawaku ketika celana Goyle terlepas.

Tidak hanya aku yang tertawa lepas, Hermione dan Ron apalagi. Kami menertawakan kepanikan dan ketakutan Malfoy yang ditarik menuju Gubuk Menjerit itu. Kurasa kata Hermione benar, itu bangunan yang paling berhantu di Inggris.

Mereka bertiga; Malfoy, Goyle, Crabbe mencoba berlari dari sana. Aku bisa melihat ekspresi panik dan takutnya mereka itu. Bahkan mereka saling bertubrukan. Astaga, Malfoy, itu sangat lucu.

Sesaat tawaku terhenti ketika gangguan itu malah menghampiri kami bertiga. Aku menatap Ron yang sama takutnya denganku. Gara-gara cerita Hermione tadi, aku jadi merinding.

"Harry!" kekeh Hermione. Aku mendengus ketika tahu siapa dibalik semuanya. Kudapati Harry yang tertawa lepas dibalik Jubah Ghaib nya itu. "Bloody hell, Harry. Itu tidak lucu," kami tertawa. Ekspresi Ron jadi yang paling lucu.

Perjalanan di Hogsmeade membuatku senang. Tidak ada yang membuatku lebih senang dibandingkan dengan mereka bertiga. Tidak buruk juga Millicent meninggalkanku dengan Daphne, aku jadi punya momentum dengan para Gryffindor.

"Lihat itu, Madam Rosmerta. Ron menyukainya," tunjuk Hermione pada sebuah pub. Aku bisa melihat disana ada Professor McGonagall, Professor Flitwick, Hagrid, dan Menteri Sihir Inggris. Tatapanku terkunci padanya, itu dia, yang membuatku pindah dari Beauxbatons.

"Harry!" kami berseru ketika Harry sudah siap dengan jubah gaibnya itu. Ia mencoba untuk mengikuti mereka, terlihat dari telapak kakinya yang tercetak di salju. Kami mencoba untuk mengejarnya, sebelum akhirnya pintu tersebut tertutup rapat.

"Jahat sekali," sahutku. Aku mencibir ketika mereka tidak membolehkan kami; yang belum cukup umur ini masuk. Pada akhirnya, kami menunggu Harry di samping The Three Broomsticks dengan tenang.

"Dia adalah teman mereka! Aku akan membunuhnya! Aku akan membunuh Sirius saat dia menemukanku!"

Entah apa yang terjadi dengan Harry dan tahanan Azkaban; Sirius itu, tapi aku menatapnya sedih. Kami keluar saat Harry sudah keluar dari sana, dan berakhir ia menangis di bebatuan. Aku seperti masuk Hogwarts di saat-saat tidak tepat.

Draco Malfoy; Each Time You Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang