💫 "Jejak Pertama"
Di suatu tempat di masa lalu, dua jiwa bertemu, meninggalkan jejak yang tak mudah terhapus. Pertemuan itu seolah menjadi benih takdir yang akan mereka temukan kembali di masa depan.
🌌 "Dunia yang Terpisah"
Mereka tumbuh di dunia...
Beberapa minggu kemudian, Dony tak bisa berhenti memikirkan Aurora. Dia merasakan ketertarikan yang mendalam namun ragu untuk menghubunginya.
Di sisi lain, Aurora merasakan pertemuan mereka adalah bagian dari takdir dan berharap untuk bertemu lagi.
Sementara itu, Dony mendapatkan tawaran kolaborasi dengan seorang influencer bernama Lisa, yang terkenal di media sosial.
Meskipun Dony merasa tertekan dengan tuntutan untuk menghasilkan konten, dia tidak ingin melewatkan kesempatan ini.
Lisa mulai menunjukkan minat pada Dony, dan keduanya sering bekerja sama, menciptakan konten yang menarik.
Dony merasa nyaman, tetapi ia juga mulai bingung dengan perasaannya terhadap Aurora.
ia merasa terjebak dalam hubungannya dengan Lisa. Bersama Lisa, Dony menemukan kenyamanan, tetapi juga tekanan besar, karena Lisa lebih tertarik pada ambisi dan popularitas mereka di dunia konten kreator daripada perasaan mereka satu sama lain.
Suatu hari, saat syuting bersama, Dony merasakan keletihan. Ia merasa dirinya hanya seorang alat untuk membuat konten yang menguntungkan bagi Lisa.
Dony: "Aku ngerasa kita kaya bekerja tanpa henti. Kadang aku kangen ngelakuin hal-hal yang lebih personal."
Lisa: "Dony, ini dunia kita sekarang. Kita punya kesempatan besar di depan mata, kamu nggak boleh melewatkannya hanya karena merasa 'kangen ngelakuin hal-hal yang lebih personal'. Fokuslah, nanti kita bisa santai setelah semua ini selesai."
Percakapan itu semakin membuat Dony berpikir bahwa ada sesuatu yang hilang.
Dia ingin memiliki kehidupan yang lebih berarti daripada sekadar mengejar ketenaran dan pengakuan.
Dony merasa Lisa memperlakukan dia hanya sebagai alat untuk konten. perlahan ia merasa semakin kehilangan arah dan juga dirinya sendiri,
Pertemuan Kembali
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
suatu hari dony menghadiri acara salah satu event seni lainnya untuk membuat konten, kali ini bersama Lisa.
Saat sedang mengambil beberapa video, Dony melihat Aurora di tengah keramaian, sibuk melukis di sebuah stand kecil.
Hatinya terasa tenang, dan dia merasa seolah-olah seluruh dunia melambat.
Tanpa berpikir panjang, Dony mencoba menghampirinya, tetapi Lisa segera menyadari arah pandangannya dan menggenggam tangannya erat.
Lisa: "Hei, ayo ambil foto lagi di sini! Aku punya ide bagus untuk bikin konten kolaborasi romantis."
Dony: (menarik tangannya pelan) "Lisa, aku cuma mau nyapa seorang teman lama. Nggak lama, kok."
Lisa: "Teman? Dia cuma pelukis. Fokus sama kita, Dony. Kita punya karier yang harus dijaga."
Dony merasa terjebak, tapi dia memutuskan untuk tetap menyapa Aurora.
Saat Lisa sedikit lengah, Dony menghampiri Aurora, yang langsung tersenyum melihatnya.
Dony: "Aurora, senang bisa bertemu lagi. Lukisan kamu semakin mengagumkan!"
Aurora: "Terima kasih, Dony! Aku nggak nyangka kamu ingat aku. Aku sering nonton kontenmu dan itu sangat menginspirasi."
Namun, percakapan mereka tak berlangsung lama. Lisa, yang sejak tadi memperhatikan, mendekat dengan wajah muram.
Lisa: "Oh, jadi ini yang bikin kamu betah di sini, ya? Dony, kita punya banyak hal untuk dikerjakan.
Lukisanmu memang bagus, Aurora, tapi mungkin sebaiknya fokus pada karya seni yang lebih praktis saja. Dunia nggak akan berubah hanya dari lukisan."
Dony tersentak, menyadari sikap Lisa yang kasar. Aurora hanya tersenyum kecil, meskipun jelas ia merasa tersinggung.
Dalam hatinya, Dony tahu ini bukan hubungan yang ia inginkan. Dia merasa semakin jauh dari Lisa.
Awal dari Koneksi
Setelah peristiwa di pameran seni, Dony mulai merasa bahwa ia telah kehilangan dirinya sendiri dalam kehidupan yang hanya mengejar popularitas dan pengakuan.
Kelelahan dan perasaan hampa semakin menghantui, dan ia pun sadar bahwa hubungannya dengan Lisa telah menjadi kosong, lebih fokus pada keuntungan dan impresi dibandingkan dengan keintiman sejati.
Dony merenung dalam diam, memikirkan percakapan-percakapan mereka yang terasa dangkal dan cepat berlalu.
Dony (dalam hati): "Aku merasa ada yang salah... Kenapa aku makin jauh dari diriku sendiri? Lisa mungkin memberikan kenyamanan, tapi seiring waktu aku merasa kosong, seolah aku hanya sekadar alat untuk membuat konten baginya."
Rasa ini mendorong Dony untuk berbicara jujur dengan Lisa, memutuskan untuk menempuh jalan yang lebih tulus.
Dony: "Lisa, aku rasa kita butuh waktu untuk merenung. Aku nggak yakin apakah kita masih menginginkan hal yang sama."
Lisa: "Kamu serius? Setelah semua yang kita bangun bersama?"
Dony: "Aku serius. Aku merasa kita mulai berubah, atau mungkin sejak awal kita memang punya visi yang berbeda."
Lisa akhirnya setuju untuk mengambil jeda, meskipun dengan enggan.
Namun, beberapa hari kemudian, Dony secara tak sengaja menemukan kenyataan lain yang membuka matanya lebih lebar.
Saat sedang scroll media sosial, Dony melihat foto Lisa bersama seorang pria lain, terlihat akrab dan mesra. Rasa kecewa sekaligus lega muncul di hatinya.
Dony: (dalam hati) "Jadi, selama ini... Lisa juga menjalin hubungan dengan orang lain."
Kenyataan ini membuat Dony sadar bahwa hubungan mereka telah lama rapuh, dan jeda yang diusulkan ternyata adalah kesempatan untuk benar-benar melepaskan.
Dari pengalaman ini, ia akhirnya menyadari apa yang ia cari dalam sebuah hubungan—keaslian, keintiman, dan rasa percaya yang tidak mengandalkan ketenaran atau keuntungan.