Part 95 - Apakah Dia di kehidupan sebelumnya menyelamatkan alam semesta

1K 29 0
                                    


Ibu Soo-in, mendapat tatapan membunuh dari Ji-heon, terasa gemetar di kedua tangannya.

"Jae-in, Soo-in, ayo pulang."

Pada akhirnya, dia tidak meminta maaf.

"Guru, kami tidak bisa lagi menyekolahkan anak kami ke akademi ini. Tolong kembalikan biaya sekolah anak-anakku."

Sebaliknya, dia akhirnya memutuskan untuk meninggalkan akademi sepenuhnya.

"Guru, kamu tahu kan kalau Jae-in kami sedang mempersiapkan diri untuk kompetisi baduk, kan? Sungguh disayangkan padahal jika memenangkan kompetisi Baduk akan membawa banyak publisitas ke akademi ini. Jika Anda terus melakukan bisnis seperti ini, akademi ini mungkin akan segera tutup."

Ibu Soo-in memegang erat tangan Jae-in dan Soo-in dengan kedua tangannya dan mengumpat sampai habis. Itu bukanlah langkah keluar yang bagus. Kepala Sekolah bahkan tidak repot-repot mencoba mengejar Ibu Soo-in.

"Itu sangat tidak sopan. Maaf atas keributan ini."

Setelah Ibu Soo-in pergi, Ji-heon meminta maaf kepada kepala sekolah.

"Tidak, tidak apa-apa."

Ji-heon kemudian mengetahui bahwa ibu Soo-in telah sejak lama mengancam untuk memindahkan Jae-in ke akademi pesaing jika pihak akademi tidak memberikan bimbingan khusus padanya. Saat mereka pergi, kepala sekolah juga terlihat lega. 

Setelah beberapa saat, Jin-seo tiba di akademi. Jin-seo mengenali Ji-heon dan menyambutnya dengan cerah.

"Ji-heon datang menjemput Yena hari ini!"

"Ya, halo."

Setelah menanggapi Jin-seo dengan sopan, Ji-heon menyapa guru akademi dan meninggalkan akademi bersama Yena dan Do-bin. Saat menuruni tangga, Do-bin memberi tahu Jin-seo apa yang terjadi hari ini.

"Ibu, hari ini terjadi perkelahian antara ibu dari seorang anak perempuan bernama Hong Soo-in dan paman baduk. Tapi Paman Baduk bilang dia adalah ayah Yena."

"Do-bin, Paman baduk memang Ayah Yena."

Jin-seo memberi tahu Do-bin. Do-bin bertanya sambil berkedip.

"Kok bisa?"

"Kenapa butuh alasan? Karena dia ayah Yena, maka dia adalah ayah Yena."

"Kok bisa?"

Do-bin yang tidak mengetahui cerita Yena dan Ji-heon mau tidak mau menjadi bingung. Yena, yang mendengarkan di sebelahnya, menjawab atas dirinya sendiri.

"Aku kehilangan ayahku, tapi aku sudah menemukannya."

"Wow! Benarkah?"

"Ngh. Kami bahkan memiliki peta yang sama dalam darah kami. Benarkan, ayah?"

"Kok bisa?"

Bahkan saat Yena mengangkat kepalanya dan berbicara kepada Ji-heon, Do-bin tiba-tiba menyela. Yena menceritakan kisah yang didengarnya dari Jeong-oh kepada Do-bin yang terjebak dalam siklus 'kok bisa' terus menerus.

"Do-bin, fakta bahwa ayahku adalah ayah kandungku sama seperti dimana kacang merah ditanam maka akan menghasilnya kacang merah juga."

"Apa maksudnya itu? Apakah itu berarti kamu bisa mendapatkan ayah dengan menanam Paman baduk seperti kacang?"

Do-bin yang tidak mengerti metafora itu bertanya lagi. Sepertinya butuh waktu lama untuk meyakinkan Do-bin.


***

- Bisakah Kalian meluangkan waktu sejenak setelah pertemuan mengenai produk sampo pencegahan rambut rontok hari ini? Ada sesuatu yang ingin kukatakan pada kalian.

ACWLLM / AYMDKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang