Malam itu mereka berjaga, menjaga Elazor yang terluka, berharap keesokan paginya membawa pemulihan dan kekuatan baru bagi mereka semua.
Dalam beberapa hari berikutnya, Elazor tetap tidak sadarkan diri, meninggalkan semua orang dalam kecemasan yang mendalam. Seira tidak pernah beranjak dari sisinya, merawatnya dengan penuh kasih sayang dan kepedulian.
Mereka menemukan penginapan terdekat di kota Velthar, tempat di mana Elazor dapat istirahat dengan tenang. Victoria terus menyuntikkan energi penyembuhan ke tubuh Elazor, berharap untuk mempercepat proses pemulihannya.
Setiap hari, mereka menghabiskan waktu di samping tempat tidur Elazor, berdoa dan berharap agar dia segera sadar. Seira tidak pernah lelah memberikan dukungan dan cinta kepada Elazor, tetap berpegang pada keyakinan bahwa dia akan segera bangun.
Di malam hari, ketika semua orang sudah tertidur, Seira tetap terjaga di samping Elazor, memegang tangannya dengan erat, membiarkan kehadirannya menjadi sumber kekuatan bagi pangeran yang terluka itu.
Malam itu, suasana di penginapan begitu tenang. Suara angin malam yang lembut dan nyanyian jangkrik mengisi udara, menciptakan suasana damai yang menenangkan hati. Namun, ketenangan itu segera terganggu.
Clayfirt mendengar kegaduhan di balai kota, suara gemuruh yang tidak wajar. Dia segera bangkit dan keluar untuk menyelidiki.
Di luar, bayangan gelap mulai bergerak cepat. "Iblis! Mereka menyerang!" teriak seorang prajurit kota dengan panik.
Clayfirt segera kembali ke penginapan dan membangunkan yang lain. "Victoria, Zereus, bangun! Kita diserang. Seira, kau harus menjaga Elazor."
Victoria segera bangun, wajahnya penuh ketegangan. "Mereka datang pasti untuk menyerang Elazor. Kita tidak bisa membiarkan mereka mendekat."
Zereus menggenggam tombaknya erat-erat. "Kita harus bertarung. Jangan biarkan mereka masuk ke dalam."
Seira menatap Elazor yang masih terbaring tak sadarkan diri. "Aku akan melindungimu, Elazor. Aku janji." Dia meletakkan tangan di atas dada Elazor, membentuk perisai cahaya yang melindunginya.
Clayfirt, Victoria, dan Zereus berlari keluar, bergabung dengan prajurit kota yang bersiap menghadapi serangan iblis. Bayangan hitam berkumpul di ujung jalan, sosok-sosok mengerikan dengan mata merah menyala.
"Serang!" teriak Clayfirt, menghunus pedangnya dan melompat ke depan.
Pertarungan pun dimulai dengan penuh ketegangan.
Clayfirt: "Jaga formasi! Jangan biarkan mereka memisahkan kita!" teriaknya sambil menebas salah satu iblis.
Victoria: "Mereka lebih kuat dari sebelumnya! Strife pasti mengirim mereka," katanya, meluncurkan bola api ke arah gerombolan iblis.
Zereus: "Kita harus bertahan! Untuk Elazor!" katanya dengan penuh amarah, mengayunkan pedangnya dengan kekuatan penuh, mencabik-cabik iblis yang mendekat.
Gelombang demi gelombang iblis terus berdatangan, tidak memberi mereka waktu untuk beristirahat.
Victoria: "Mereka tidak ada habisnya! Apa kita bisa bertahan?" katanya dengan napas terengah-engah.
Clayfirt: "Kita tidak punya pilihan lain! Kita harus menang!" tegasnya, meskipun keringat mengucur di wajahnya.
Di dalam penginapan, Seira mendengar suara pertempuran di luar. Kekhawatiran merayap di hatinya, namun dia tetap fokus menjaga Elazor. "Bertahanlah, Elazor. Kami akan melindungimu."
Pertarungan semakin sengit. Victoria meluncurkan serangan sihir yang kuat, menghancurkan barisan iblis di depannya. Clayfirt dan Zereus bekerja sama, menghalau setiap serangan yang datang.
YOU ARE READING
The Tales of Elazor
FantasiDi Kerajaan Avaloria yang tenteram dan damai, ketenangan itu sirna dalam sekejap ketika serangan besar dari kerajaan kegelapan menerjang tanpa peringatan. Di tengah kekacauan yang tak terelakkan, Raja dan Ratu Avaloria berjuang mati-matian untuk me...