4 : Double Trouble

676 146 10
                                    

Mobil sedan berwarna putih berhenti tepat di depan gerbang sekolah, hal itu meraih atensi para guru yang sedang bertugas di ruang piket. Seakan mengetahui identitas dari si pemilik mobil tersebut, salah satu guru berjalan ke depan ruang piket dan mulai memandang mobil itu dari kejauhan.

"Pak, itu murid baru yang kemarin kita omongin, ya?" tanya seorang guru wanita dari belakang guru tersebut.

"Betul, Bu. Itu mereka."

Dari sana terbukalah pintu mobil, mulanya seorang gadis dengan rambut tergerai panjang turun dari sana dengan menggendong tas sekolahnya di pundak kanan, dengan seragam SMA yang tampak masih baru, dan juga rok yang tingginya selutut. Disusul dengan satu gadis berbeda yang keluar dari pintu lain mobil tersebut.

Gadis yang baru keluar itu memiliki visual yang tidak jauh berbeda dari gadis yang satunya. Mereka sama-sama memiliki rambut yang digerai, bedanya gadis yang ini menggendong tas sekolahnya di pundak kiri.

"Nggak perlu dianterin sampai ke dalam, kan?" tanya seorang pria paruh baya, dapat dipastikan merupakan wali dari kedua gadis tersebut.

"Aman, Pa."

"Aman, Om."

"Yaudah, semangat ya. Ingat, cari teman yang baik di sini. Jangan kayak dulu," pesan si pria pada kedua gadis itu. "Jangan lupa pakai nametag, kalian simpan di mana? Tas?"

Keduanya mengangguk kompak. "Oke, Papa pergi dulu. Kalian baik-baik di sini, ya?"

"Siap!"

Singkat cerita setelah berpamitan, kedua gadis itu berjalan hingga ke ruang piket dan langsung disambut oleh seorang guru yang berjaga.

"Pagi, Pak," sapa keduanya ramah.

"Pagi. Kalian mau langsung saya antar ke kelas atau mau keliling dulu?" tawar pak Joko, selaku guru yang menyambut mereka.

Sejenak, kedua gadis itu memandang satu sama lain seraya mempertimbangkan penawaran dari pak Joko. Beberapa saat kemudian, salah satu dari mereka menjawab pak Joko. "Kami langsung ke kelas aja dulu, Pak. Kalau soal keliling, nanti kami bisa berdua aja."

"Oh, ya sudah. Mari," ajak pak Joko dengan gembira.

Dua gadis itu mengangguk ramah dan mengekor pada langkah pak Joko setelahnya.

«•••»

Suara ketukan pintu semula mengalihkan perhatian seisi kelas dan juga guru yang tengah mengajar di dalam. Pelakunya adalah pak Joko.

"Permisi, Bu Endah. Maaf kalau saya mengganggu waktu belajarnya, saya baru aja ngantar dua murid baru yang bakal masuk ke kelas Ibu," tutur pak Joko menjelaskan.

"Oh, iya? Mari, Pak." Bu Endah meletakkan spidol hitamnya ke meja dan mempersilakan pak Joko beserta kedua gadis di belakang pria itu menyusul.

Dalam sekejap, tatapan seluruh murid mengarah pada dua sosok gadis yang memasuki kelas mereka. Tak terkecuali, Fresya dan Floren yang ikut memandangnya. Sekarang terjawab sudah, mengapa kemarin tiba-tiba dua bangku kosong ditambah ke dalam kelas mereka. Ternyata memang benar, mereka kedatangan murid baru. Dua sekaligus.

Melihat dari visual, atas hingga bawah. Mulanya ada satu hal yang langsung terbesit di pikiran Fresya dan Floren kala memandang kedua gadis di depan.

"Mereka kembar?"

Tak ayal, mulai dari cara berpakaian, gaya rambut, wajah, dan juga tinggi keduanya nyaris sama persis. Hal itu membuat Fresya dan Floren berspekulasi bahwa kedua gadis di depan merupakan anak kembar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TTM: Teman Tapi Musuh?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang