"Dokter Hana?"
"Sabrina?"
Dua wanita sebaya itu sama-sama terkejut ketika mereka dipertemukan disini, awalnya Sabrina bingung ketika ada yang menghadang mereka ketika mereka sedang dalam perjalanan menuju kota, banyaknya anggota yang menyerang membuat Sabrina dan Jonathan pasrah ketika mereka membawanya kesini. Sabrina dan Hana sudah lama tak bertemu sejak kejadian itu. Hari itu Hana pindah ke Korea karena Sabrina yang minta sedangkan Sabrina mendirikan mansion ditengah hutan, arah Jakarta bagian timur. Jantung Sabrina berdetak lebih cepat ketika dirinya kembali bertemu dengan dokter Hana setelah 17 tahun lamanya. Sabrina tak menebaknya kenapa sekarang mereka bisa ada disana. Jawabannya adalah Jeffran, munculnya Bintang diantara mereka memang membuat tanda tanya besar, bagaimana bisa ada remaja yang sangat mirip dengan Langit? Sedangkan anak kembarnya yang lain itu kembar tak indentik sama seperti Jeffran dan Seran kembar tak identik, sedangkan muncul seorang remaja yang sangat mirip dengan Langit, padahal Langit tak memiliki kembaran.
Dokter Hana mendekati Sabrina yang berdiri dengan wajah angkuhnya, wanita itu tak pernah berubah pikirnya, mungkin hanya perubahan wajah yang semakin dewasa itu saja yang berubah, sedangkan sikap wanita itu masih sama.
"Kenapa kamu bisa ada disini?" Tanya Sabrina melipat tangannya didada, bahkan ia berjalan perlahan mendekati Hana yang kini memandangnya takut, masih terekam jelas perjanjian mereka 17 tahun yang lalu.
"Ada orang yang menyeretku kesini, aku saja bingung tiba-tiba saja aku terbangun dalam ruangan ini" jawab dokter Hana dengan jantung yang berdebar tanpa beraturan, dirinya hanya takut ancaman Sabrina 17 tahun yang lalu membuat dirinya sengsara sendiri.
Sabrina menghela nafas berat ketika dirinya sudah berdiri didepan Hana yang kini memucat. "Tak usah takut, mungkin hari ini saatnya" jawab Sabrina membelai wajah Hana yang berkeringat dingin, "Ada aku dan Jonathan" bisiknya ditelinga Hana sampai membuat wanita itu meremang. "Lelaki bodoh itu, akan membantu kita" sambungnya tersenyum licik menatap Jonatan yang sejak tadi hanya duduk disalah satu sofa, ia bersikap santai sembari menyesap rokoknya, Hana sampai bergedik ngeri mendengar suara Sabrina begitu santai sekarang.
'Wanita nggak punya hati' maki Hana dalam hati, ia mengepalkan tangannya erat, sampai urat tangannya menonjol, Sabrina yang sadar ia raih kepalan tangan itu, "Jangan emosi sayang, berani berbuat berani bertanggung jawab bukan?" Ucap Sabrina tertawa geli menatap Hana yang terlihat sangat emosi.
"Saya tak mau dipenjara" pekik Hana menatap Sabrina nyalang.
Sabrina tersenyum remeh pada Hana, "optimis sekali, emang yakin kita bakalan dipenjara? Belum tentu! Jeffran itu sayang sama aku, tak mungkin ia tega" jawab Sabrina yakin, ia mengulum senyumnya ketika membayangkan berhadapan dengan Jeffran, ah dirinya sudah tak sabar untuk bertemu dengan lelaki itu, pasti sangat tampan pikir Sabrina tertawa menjerit dalam hati.
"Saya nggak yakin, kamu itu wanita penuh omong kosong Sabrina, kamu bilang mereka nggak mungkin menemukan saya, tapi apa sekarang? mereka menemukan kita" pekik Hana kesal sampai membuat Sabrina memundurkan kepalanya kebelakang.
Sabrina tertawa terbahak-bahak didepan Hana sampai wanita itu sudah mengira Sabrina itu gila. "17 tahun Hana, 17 tahun mereka tak tahu kalau Langit itu punya kembaran, bukannya itu sesuatu yang menyenangkan? bodoh sekali bukan 'kan mereka? 17 tahun bukan waktu yang sebentar Hana!" Jawab Sabrina berjalan kearah kursi yang tak jauh dari ia berdiri. "Ternyata kamu orang yang serakah" sambung Sabrina menatap Hana sinis, Hana mendekati Sabrina dirinya ingin protes ketika dikatakan serakah, dirinya tak terima, "Kenapa? Benar bukan? 17 tahun apa hidupmu terasa baik-baik saja? Kamu tak merasa bersalah? Sungguh membuatku kagum"
"Alah kita itu sama saja Sabrina" kata Hana, dirinya itu tak ada bedanya dengan Sabrina.
"Sama dari segi apa? Kalau saya karena cinta dan kalau kamu demi uang bukan? Bilang dari mana samanya?"
![](https://img.wattpad.com/cover/379666251-288-k407044.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG AKSENA
Fanficseries kedua Aksena Family Kepergian Langit begitu meninggalkan luka yang sangat dalam, kata ikhlas sampai sekarang hanya omong kosong, seberusaha bagaimanapun mereka ikhlas kata itu tak bisa mereka lakukan, rumah yang dulunya Cemara berubah menjadi...